TOPMETRO.NEWS – Kasus kriminal trafficking dan prostitusi masih menjadi yang paling banyak melibatkan perempuan. Dari catatan Polrestabes Surabaya, sepanjang 2016 terdapat 46 perempuan yang menjadi tersangka kasus trafficking dan prostitusi.
Sedangkan, mulai Januari-Maret 2017 sudah terdapat lima perempuan menjadi tersangka trafficking dan prostitusi.
“Motif utamanya cari uang. Karena itu paling gampang dapat uang,” kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga.
Tetapi, kata Shinto, belakangan motif pelaku kasus trafficking dan prostitusi bukan hanya soal uang. Ada pergeseran motif dari uang ke soal fantasi seks.
Dalam lima bulan terakhir, Polrestabes mengungkap kasus trafficking dan prostitusi yang tidak normal. Pelaku menawarkan beberapa jasa layanan seks secara ramai-ramai.
Misalnya layanan seks threesome (satu laki-laki dua perempuan dan sebaliknya). Ada juga layanan seks ramai-ramai satu perempuan dengan tiga laki-laki atau biasa disebut gangbang, dan layanan seks tukar pasangan atau swinger.
“Kami mulai mengungkap kasus itu Oktober 2016. Itu termasuk fenomena baru dalam kasus trafficking dan prostitusi yang kami ungkap,” ujarnya.
Mulai Oktober-Desember 2016 ada empat kasus trafficking dan prostitusi yang melayani seks ramai-ramai diungkap Polrestabes. Sedang Januari-Maret 2017 sudah ada enam kasus yang dibongkar.
Dari sejumlah kasus itu ada yang pelakunya pasangan suami istri. Untuk memenuhi fantasi seks, mereka menawarkan layanan seks ramai-ramai. Mulai swinger, gangbang, dan threesome. Mereka tidak mengejar uang tapi lebih pada pemenuhan fantasi seks.
“Mereka menawarkan diri di grup-grup media sosial Facebook. Mereka tidak dibayar tidak apa-apa asalkan kebutuhan fantasi seksualnya terpenuhi,” ujar Shinto.
Ia menambahkan fenomena layanan seks ramai-ramai itu juga dipengaruhi permintaan konsumen. Beberapa konsumen mencari jasa layanan seks ramai-ramai di grup Facebook.
Mau tidak mau para wanita pekerja seks harus mengikuti permintaan konsumen agar tetap dapat uang. Tetapi, ada juga wanita panggilan yang sudah membuka order bisa melayani berbagai jenis layanan seks. Mulai layanan seks threesome sampai gangbang.
Biasanya, mereka sudah promosi jenis layanan seks ketika membuka order booking di grup Facebook. Hal itu senada dengan pengakuan, ID (23), tersangka trafficking yang ditangani Unit PPA Polrestabes Surabaya.
Ia awalnya hanya menjadi wanita panggilan yang biasa menawarkan diri lewat Facebook. Suatu ketika ada calon konsumen yang ingin layanan threesome. Karena lagi butuh duit, ia pun menerimanya. Kemudian, ia mencari teman lain yang bisa diajak untuk layanan seks ramai-ramai.
“Sekarang memang banyak konsumen yang minta layanan seks ramai-ramai,” katanya. (TMN)