Stttt… Sungai Denai Ambil Tumbal Penjual Sate, Mayatnya Terapung

TOPMETRO.NEWS – Sungai Denai kembali menelan korban jiwa. Kali ini, seorang wanita berusia 53 tahun, tewas tenggelam. Jasadnya ditemukan mengapung dibawa arus. Satu hari berada di derasnya sungai keruh, mayat Zunidar ditemukan di Sungai Bagan Percut, Rabu (5/4) sekira pukul 14.00 WIB.

Penemuan mayat itu sontak menghebohkan warga Bagan Percut, yang kemudian berbondong-bondong menyaksikan penemuan warga. Aparat kepolisian dan tim Barnas mengevakuasi jasad korban yang belakangan diketahui berprofesi sebagai penjual sate dan mei rebus itu ke mobil ambulans.

Sebelum dikabarkan wanita yang dipersunting Suardi Piliang (60) tewas di Sungai Denai, Selasa (4/4) sekira pukul 13.30 WIB, korban saat itu pergi ke sungai yang terbilang angker itu. Bermula, kepergian korban, tidak lain mencari daun kumis kucing.

Tiba di sana, ibu 3 anak ini turun ke sungai dan menginjak batu yang biasanya digunakan warga untuk mencuci pakaian dan alat dapur rumah tangga.

Sial, ketika daun kumis kucing dipetik korban, kaki wanita ini pun tergelincir dan jatuh ke sungai. Tubuh korban tenggelam ke dasar sungai. Saat kejadian tidak ada warga yang melihat. Sekira pukul 16.00 WIB, suami korban kecarian kalau istrinya tidak berada di rumah. Lalu Suardi menyuruh anaknya Mardiansyah (30) untuk mencari ibunya.

Setelah dicari ke beberapa tempat, Mardiansyah tidak menemukan ibunya. Pria itu lalu pergi ke sungai yang jaraknya 200 meter dari rumahnya. Di sana, Mardiansyah terkejut melihat kain sarung dan sandal ibunya berada di batu cucian itu.

“Hasil penemuan itu, lalu dikabarkan keponakanku itu kepada ayahnya. Kalau ibunya hanyut di sungai itu lalu dilaporkan ke Barnas untuk mencari kakak iparku itu. Rabu (5/4) pukul 12.00 WIB, mayatnya ditemukan di Sungai Bagan Percut,” bilang Dahliani (58).

Menurutnya, dua bulan belakangan ini korban punya penyakit asam lambung, pinggang, tangan dan kakinya sakit. Maka siang itu korban pergi ke sungai mencari daun kumis kucing untuk mengobati penyakit diderita korban. Namun, ajal menjemputnya.

“Anaknya sempat bertanya sama ibunya mau kemana. Tapi ibunya menjawab mau mencari daun. Suaminya saat itu tidak berada di rumah dan pergi terapi untuk mengobati penyakit stroke yang 3 tahun belum juga sembuh,” ujar warga Tanjungmorawa ini.

Korban selepas sholat dzuhur dikebumikan di perkuburan muslim Jln Panglima Denai, Pasar V Tembung yang tak jauh dari rumah korban. Sebelum korban tewas, wanita ini sempat mengatakan kepada cucunya Windi, anak dari  Mardiansyah. Kalau ucapan itu firasat buruk.

“Kata korban satu hari ajal menjemputnya, dia bilang kala itu kepada cucunya, kalau nenek gak jualan lagi. Rasanya nenek mau mati saja,” kenang Dahliani saat mendengar ucapan Windi ketika korban memberikan tanda-tanda buruk kepada cucunya itu di hadapan suaminya.

Sungai Denai itu, menurut warga setempat memang cukup angker. Tiap tahun, 3 sampai 5 orang jadi korban. Konon, kabarnya sungai itu dihuni sepasang ular besar. Warga sekitar di pinggiran sungai sudah mengerti bahaya sungai itu. Kalau malam, sungai itu terdegar hempasan air.

“Warga pinggiran sungai memang jarang jadi tumbal. Hampir warga luar yang dimangsa ular itu. Maka tiap tahun, warga yang datang mandi atau main-main ke sungai ini, pasti jadi korban. Sungai Denai angker dan harus hati-hati,” pungkas Zainul mengingatkan. (TM-SURYA-editor3)

Related posts

Leave a Comment