Sikap PAN Bertahan di Kabinet Kerja, Dinilai Memalukan

bertahan di kabinet kerja

topmetro.news – PAN yang masih bertahan di Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi JK, dinilai merupakan sikap tak tahu malu. Apalagi kemudian makin nyata pada dukungan untuk Pilpres 2019, dimana PAN memutuskan untuk bergabung dengan Koalisi Prabowo Sandiaga.

Jangan Bertahan di Kabinet Kerja

Oleh karena itu, daripada bertahan di Kabinet Kerja, maka PAN diminta untuk mengambil sikap sendiri agar lebih elegan. “PAN segera menarik Asman Abnur selaku Menpan. Atau yang bersangkutan mundur dari Kabinet Kerja pascapilihan politik PAN yang tidak dalam koalisi partai pendukung Presiden Jokowi,” kata Ketua Umum Seknas Jokowi Muhammad Yamin, Jumat (10/8/2018).

Bahkan seharusnya, kata dia, Asman Abnur sudah mundur sejak jauh hari karena sikap PAN malah menjadi oposisi di Pemerintahan Jokowi JK. Dalam hal ini PAN dituduh mengambil keuntungan, karena sikap Jokowi yang tidak melakukan reshuffle.

“Sikap santun Presiden Jokowi yang tidak melakukan reshuffle jangan dijadikan keuntungan politik oleh PAN,” tuturnya.

Hal serupa dikatakan Ketua Umum Arus Bawah Jokowi Michael Umbas. Menurut dia, sikap PAN yang masih bertahan di Kabinet Kerja itu tak etis. Bahkan sangat memalukan.

“Sikap politik PAN yang ambigu dan bermain ‘dua kaki’ jelas tidak menjunjung etika politik dan sesungguhnya memalukan dalam sistem demokrasi. Oleh karena itu sekali lagi kami mendesak segera menarik Asman Abnur dari Kabinet Kerja,” ungkap Umbas.

BACA JUGA:

Koalisi Jokowi Terbuka untuk GNPF Ulama

Tak Digubris Capres, PBB Fokus Pileg

Di tengah hiruk-pikuk pencapresan, ternyata ada satu parpol yang nyaris tidak pernah tersebut, yaitu PBB (Partai Bulan Bintang). Sebagaimana diketahui, selama proses pencapresan hingga pendaftaran kemarin, ada 13 parpol yang terlihat aktif. Baik yang punya kursi di parlemen maupun tidak.

Sembilan parpol ada di Koalisi Jokowi. Antara lain Partai NasDem, Partai Hanura, PDIP, Partai Golkar, PKB, dan PPP (masing-masing punya kursi). Lalu yang tak punya kursi, PSI, Perindo, dan PKPI. Kemudian 4 di Koalisi Prabowo yakni Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS, dan PAN. Sementara PBB tidak ada di mana pun.

Mengenai ini, Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra menegaskan, partainya tidak mendukung atau mengusung salah satu paslon presiden dan wakil presiden. “Seluruh kader saya minta fokus ke pileg agar PBB memperoleh suara di atas 4 persen dan kembali eksis di DPR,” ujar Yusril di Jakarta.

Yusril kemudian merujuk posisi PBB tidak mempunyai kursi di DPR, sehingga tidak diajak dalam urusan pilpres. “Mereka tidak mengajak PBB itu wajar saja. Karena kita tidak punya kursi di DPR sekarang. Karena itu, kedua pasangan capres atau cawapres tidak memperhitungkan kita,” kata Yusril.

Untuk itulah dia minta kader PBB agar lebih fokus ke Pileg 2019 dan jangan sampai merasa diri penting. “Kita tidak punya pilihan kecuali kerja keras dan fokus menghadapi pileg agar kita eksis dan kembali diperhitungkan orang lain. Untuk pilpres, jangan banyak menyita waktu kita, karena tidak akan ada manfaat apa pun yang kita peroleh,” tutupnya. (TMN)

Related posts

Leave a Comment