Kompol Faisal Pasaribu, Anak Tebing yang Gencar Razia Orgil

kompol faisal pasaribu

Topmetro.news – Kompol Faisal Pasaribu memiliki filosofi yang dijadikan sebagai pegangan hidup. Tiap kali engkau memperbaiki niatmu, maka Allah akan memperbaiki kondisimu. Setiap kali engkau mengharapkan kebaikan untuk orang lain, engkau akan mendapatkan kebaikan dari arah yang tak kau duga-duga. Begitu filosofi yang dipegang erat-erat hingga saat ini.

Walau lahir dari generasi ke tiga yang mengabdikan diri ke korps Bhayangkara, tidak membuat semangat dan pemikirannya berhenti.

Dia terus berkerasi agar pengabdiannya berguna bagi orang lain.

Pria kelahiran Tebingtinggi 17 Oktober 1981 silam ini, tak ingin terlena, hanya karena terlahir dari ayahnya sbegaai anggota Polri.

“Saya bangga dengan orangtua. Mereka sangat memperhatikan pendidikan kedua anaknya. Saya lahir sebagai bungsu dari dua saudara dan putra seorang perwira Polri. Tapi saya dan kakak tidak pernah bermewah-mewah. Masuk Akpol lalu lulus atas prestasi sendiri, orangtua senang sekali,” kenang Kompol Faisal.

Suami dr Dewi Maria Ulfa SpJ ini menilai pilihan menjadi penegak hukum, karena ingin mengabdikan diri kepada bangsa dan negara. Terobsesi melihat seragam ayahnya, merupakan faktor penunjang lain dalam menentukan pilihannya.

Jenjang kepangkatan berjalan seiring lamanya berdinas pribadinya menjadi kuat seiring sejumlah posisi strategis inilah, kini dia dipercaya sebagai Kabag Ops Polres Bogor. Ayah dua anak ini menyandang satu melati di pundaknya.

“Saya selalu berusaha bekerja dalam merealisasikan semua program pimpinan,”katanya.

Isu Orgil Memecah Persatuan Umat

Sebagai anggota Polri, Faisal Pasaribu berharap, masyarakat tetap percaya pada institusinya. Apalagi kini sedang maraknya penyebaran berita bohong alias hoax dengan mengambil tema sentral orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) alias orang gila (orgil) sebagai isu memecah persatuan umat beragama.

“Sebagai langkah antisipasi Kamtibmas, ulama kami jaga, bahkan kami menerapkan pola polisi tidur bersama ulama,” katanya.

Baginya, ODGJ yang selalu dikaitkan dengan penyerangan ulama, merupakan sebuah isu yang tidak relevan dan mengganggu kenyamanan dan kedamaian semua masyarakat. Berita hoax disikapi dengan penangkapan terhadap ODGJ.

“Kami lakukan razia besar-besaran selama tiga pekan, hasilnya 97 ODGJ kita amankan,” katanya. Puluhan ODGJ ini dimandikan, diberi pakaian layak dan makanan serta minuman.

“Mereka kami ajak bicara dan ternyata nyambung,” ucapnya.

Dibekali Senjata Tajam

Bahkan, ada yang mengaku dibawa dari luar Bogor dan diturunkan di jalan dengan dibekali senjata tajam.

“Mereka sama sekali tidak bermaksud meneror ulama atau santri. Mereka ini korban dari kejahatan okum tertentu yang ingin merusak persatuan.” (tmn)

foto/sumber: poskota

Related posts

Leave a Comment