Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI) Medan

TOPMETRONEWS. – Memiliki sepeda onthel saat ini akan menjadi kebanggaan tersendiri
bagi pemiliknya, semakin tua sepeda tersebut, maka akan semakin naik gengsi dari si pemiliknya dan akan semakin mahal juga harganya, apalagi bila sepeda tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi.

Dahulu sepeda onthel digunakan sebagai alat transportasi dan sebagai kendaraan pribadi untuk berpergian kemana-mana. Pada mulanya kendaraan ini dipakai oleh masyarakat Indonesia di daerah perkotaan, dan
biasanya dimiliki oleh para pembesar Belanda dan para Priyai saja, sepeda ini mulai digunakan dari zaman penjajahan Belanda hingga pada era tahun 1970an. Setelah itu penggunaan sepeda onthel pun mulai
beralih ke masyarakat pedesaan.

Dengan usianya yang semakin tua dan keberadaannya yang mulai langka, maka lambat laun sepeda onthel pun telah berubah menjadi barang kuno yang bernilai tinggi sehingga banyak diburu oleh para kolektor barang
antik. bahkan oleh semua kalangan mulai dari pelajar, mahasiswa sampai pejabat. Sebagian orang mulai tertarik untuk melestarikan sejarah dengan mengoleksi sepeda antik.

Sepeda tua yang dimiliki oleh penggemar sepeda tua rata-rata keluaran pabrikan Eropa. Angka tahunnya antara 1940 sampai 1950-an. Dan mereka sangat cermat dalam merawatnya. Pada masa kini, sepeda kuno makin
banyak diminati. Selain sebagai hobi, juga kadang sebagai aset karena semakin kuno akan semakin langka dan mahal.

Tapi sepeda onthel yang dimiliki oleh para kolektor tidak hanya sepeda keluaran tahun 1950 an, kebanyakan mereka memiliki sepeda yang jauh lebih kuno dan di dominasi oleh buatan Eropa, terutama Belanda dan
Inggris. Dari beberapa pabrik keluaran Eropa tersebut ada beberapa merk yang terkenal didunia yang mereka miliki diantaranya: Batavus, Burco, Burgers, DCR, Dewilde, Empo, Fongers, Gazelle, Germaan, Gruno, Junker, Locomotif, Mechelen, Opel, Phoenix, Simplex, Sparta, Union, Veeno, Wilhelmina, dan lain lain.

Di Indonesia, perkembangan sepeda onthel banyak dipengaruhi oleh kaum penjajah, terutama Belanda. Mereka membawa sepeda produksi negerinya untuk dipakai berkeliling menikmati segarnya alam Indonesia. Kebiasaan
itu lalu diikuti oleh kaum pribumi yang berdarah biru. Dan pada akhirnya, sepeda tersebut telah menjadi alat transportasi yang bergengsi.

Di masyarakat kita, sepeda kuno atau lawas itu dikenal dengan beberapa macam sebutan, seperti sepeda ontel, jengki, kumbang, sundung, sapeda baheula dan masih banyak lagi sebutan yang dimiliki oleh sepeda antik tersebut.

Dengan banyaknya pemilik sepeda tua, maka saat ini banyak klub-klub dan komunitas sepeda kuno dari berbagai daerah di Indonesia yang tersebar dari Sabang hingga Merauke yang jumlahnya ratusan komunitas,
itupun hanya yang sempat terpantau dan terdaftar, belum lagi masih banyak yang tidak terdaftar atau ikut organisasi dibawah naungan KOSTI (Komunitas Sepeda Tua Indonesia). yang merupakan induk organisasi dari sepeda onthel di Indonesia.

Untuk kota Medan sendiri sudah banyak klub sepeda onthel yang berada di bawah naungan KOSTI Medan yang berdiri sejak tanggal 28 pebruari 2014. Klub-klub tersebut diantaranya adalah POS Medan (Paguyuban Onthel Sejati Medan), Mesac, Limoncy, Maestro, Kusam, OMM, COJ, Pedati dan lain lain.

Untuk saling mempererat tali persaudaran antar klub serta memperingati hari lahir POS Medan, maka POS Medan beserta pengurus dari KOSTI Medan mengadakan halal bil halal pada tanggal 23 Juli 2017 di kediaman Sekjen KOSTI Medan Bpk Hadi Sukoco yang beralamat di jalan Sisingamangaraja Bajak 5 Gang Riwayat Ujung Marindal I.

Harlah tersebut diselenggarakan dengan mengambil tema “mempererat rasa tali persaudaraan sesama penggemar sepeda tua”. Selain dari Pos Medan ada beberapa klub sepeda onthel yang ikut hadir dalam acara ini.antara
lain: Club sepatu kuda, Limoncy, Mesac, Semalam Pangkalan Susu, Bos Binjai, OMM, Maestro dan Club Brandan.

Maksud dan tujuan diadakan halal bil halal ini adalah untuk lebih mengenal dan mengkrabkan diri bagi sesama anggota serta untuk mempererat tali silaturahmi, diantara para undangan yang hadir tidak hanya berasal dari anggota POS Medan saja tapi juga berasal dari beberapa klub lainnya baik dari sumatera utara pada umumnya dan Medan pada khususnya.

Sudarsono isman ST selaku ketua POS Medan dalam wawancaranya dengan wartawan Top metro 23 Juli 2017mengatakan bahwa selama berdirinya Kosti Medan 12 Juli 2017, ada beberapa kegiatan yang telah dilakukan antara lain: bakti sosial, bedah rumah di Deli Tua, turing kedaerah-daerah, yang terakhir ikut tur de Sinabung di Tanah Karo tanggal 19 September 2016. Dan nanti pada bulan sepetember 2017 akan mengikut tour de Sinabung lagi di Tanah Karo pada tanggal 30 september dan 1 oktober 2017. Rute yang di tempuh: tiga panah, dari desa dukan menuju ke sipiso-piso.

Untuk sampai ke Tanah karo nantinya sepeda onthel akan dibawa dengan menggunakan truk, lalu sepeda akan di turunkan di Kaban Jahe untuk kemudian di bawa ke tempat yang telah ditentukan. Transportasi akan ditanggulangi sendiri oleh KOSTI, jumlahnya sepeda yang akan di angkut sekitar 4 truk, sedangkan pesertanya hampir 200 orang yang berasal dari beberapa klub dibawah naungan KOSTI medan.

Mengenai pendaftaran untuk menjadi anggota klub di POS Medan dia mengatakan “ syarat untuk bergabung dengan Pos medan adalah: mereka harus mempunyai sepeda onthel, kemudian mendaftarkan diri untuk menjadi anggota POS Medan, dan mampu mengikuti acara-acara yang sudah diagendakan oleh klub. Serta memmatuhi AD/ART yang telah dibuat oleh klub. Untuk biaya pendaftaran di klub POS Medan, tidak dikenakan biaya apapun. Jadi bergabung di klub ini secara sukarela. Yang penting ada motivasi untuk ikut, dan punya kemauan yang kuat pula. Sedangkan untuk seragam, POS Medan akan membantu separuhnya. Dengan harga Rp.400.000,- maka anggota cukup membayar Rp.200.000,- saja”.

Anggota POS Medan yang sudah terdaftar di klub saat ini sudah ada sebanyak 78 orang, sedangkan anggota yang sudah mempunyai seragam sekitar 54 orang. Mengenai jumlah anggotanya, untuk wanita atau disebut juga Srikandi ada sekitar 20 orang dan yang pria ada sekitar 58 orang.sementara untuk sepeda onthel yang dimiliki anggota ada sekitar 200 ratusan lebih, karena satu orang ada yang mempunyai lebih dari 1 unit bahkan ada yang sampai 7 unit. Harga sepeda onthel yang dimiliki para anggota bermacam macam, dimulai dari harga 10- 25 juta”.

Selanjutnnya dia mengatakan,

”Anggota Pos Medan terdiri dari berbagai macam profesi, ada yang dari pengusaha, kontraktor, bisnisman, pedagang dan lain lain, mereka berdomisili di berbagai tempat seperti: Medan, Binjai, Tanjung Morawa danbeberapa tempat lainnya”. Alasan mendirikan POS Medan menurut Sudarsono adalah: untuk melebarkan sayap dan lebih mengembangkan diri sehingga bisa lebih mewujudkan persaudaraan dan tali silaturahmi kepada sesama pemilik sepeda onthel yang ada di sekitar kota Medan.

Ketika ditanya bagaimana untuk menentukan harga dari sepeda onthel tersebut, Asep sabar mustaqim ( Ketua KOSTI Medan) dalam keterangannyamengatakan,” untuk mengetahui harganya biasanya berdasarkan keoriginalan dari sepeda tersebut, dan berapa usia dari sepeda tersebut. Misalnya merk Gazelle yang termahal adalah gazelle seri 11, harganya bisa mencapai 25 sampai 30 juta rupiah”.

Merk sepeda yang paling tua yang ada di klub POS/KOSTI Medan adalah merk Burgers tahun 1886 yang dimiliki oleh Asep sendiri, pada saat itu dibeli dengan harga 35 juta rupiah. Sepeda ini tidak dijual oleh pemiliknya karena sudah sangat langka sekali, bahkan sudah ada yang mau menukarkannya dengan avanza tapi Asep tetap menolaknya. Selain Burgers Asep juga memiliki 20 sepeda onthel lainnya dan yang paling mahal merk Sun Beam seharga Rp 40 jutaan.

Mengenai ketertarikannya dengan sepeda onthel selanjutnya Asep menjelaskan, “ sepeda onthel merupakan bagian dari sejarah yang perlu dilestarikan, selain itu sepeda onthel merupakan alat trasportasi yang pertama di Indonesia.selain itu saya ingin mengurangi polusi udara di kota Medan ini.”

Jumlah klub sepeda onthel yang ada di Kota Medan kurang lebih ada 17 klub diantaranya: POS Medan, Mesac, Limoncy, Maestro, Kusam, Sepatu Kuda, OMM, COJ, Pedati dll. Untuk mendirikan klub baru minimal  anggotanya terdiri dari 20 orang dan sudah terbentuk susunan pengurusnya, lalu daftarkan ke Sekretariat KOSTI Medan yang terletak di Jl. Kapten muslim depan lapangan Zipur no 255 Hevetia Medan. (Ayam penyet Malioboro) dan selanjutnya nanti akan dikukuhkan oleh Pengurus KOSTI Medan.

Sukoco Selaku Sekjen KOSTI Medan mengaku mempunyai delapan sepeda onthel, pertama sekali dia mempunyai sepeda ontel merk Vasad selain itu ada sepeda merk BSA dan Humber untuk merenovasi BSA itu sendiri dia menghabiskan dana sebesar 6 juta rupiah. Sukoco tertarik dengan sepeda onthel karena sepeda adalah awal dari sebuah kendaraan, dulu sepeda belum didayung, jadi untuk menjalankannya pengguna hanya menggunakan kaki yang di pijak ditanah, dengan kemajuan teknologi maka model sepeda pun ikut berkembang yang tadinya hanya menggunakan kaki yang dipijak ditanah untuk menjalankannya kemudian berkembang dengan menggunakan rantai sehingga sepeda bisa dikayuh dengan pedal. jadi sepeda ini mempunyai perjalanan sejarah yang sangat panjang oleh karena itu dia sangat menghargai nilai sejarah dari sepeda tersebut.

Dan tujuannya dia bergabung dengan KOSTI Medan adalah: agar dapat saling mengenal dan mempererat tali silaturahmi kepada sesama anggota, selain itu apabila ada kesulitan dalam hal perawatan sepeda onthel atau mencari spare part yang asli, maka akan sangat mudah karena para anggota dapat memberikan informasi dan saling bertukar pikiran untuk memberitahukan dimana barang tersebut bisa di beli.

Mengenai kepengurusn sepeda onthel ini untuk setiap kabupaten kota sudah ada dan mereka berada dibawah naungan KOSTI di daerahnya masing-masing dari kabupaten kota mereka bertanggung jawab ke KOSTI tingkat Propinsi dan selanjutnya KOSTI Propinsi akan bertanggung jawab ke KOSTI Pusat di Jakarta. Untuk tingkat dunia organisasi sepeda onthel ada dibawah naungan IVCA (International Veteran Cycle Association).

Untuk memilih sepeda onthel yang baik, sebagai pembeli pemula, menurut Asep lebih baik menanyakannya kepada orang yang lebih mengerti tentang sepeda onthel, karena jangan sampai tertipu, biasanya pemilik sepeda onthel yang tergabung dalam komunitas sudah memiliki katalog-katalog tentang sepeda onthel, jadi bisa bertanya kepada mereka. Mengenai harapannya dia mengatakan “sebaiknya generasi muda nantinya harus mampu untuk ikut melestarikan sepeda onthel sebagai warisan sejarah dari bangsa Indonesia, karena sepeda onthel juga telah berjasa untuk membantu perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. (TM – Herryansyah)

Related posts

Leave a Comment