Nih Jawahir Roble, Wasit Berhijab Pertama Inggris Berlisensi FA

Topmetro.News– Sebagai olahraga yang disukai dunia, sepakbola masih kental dengan seksisme. Memang ada sepakbola khusus perempuan yang sudah dipertandingkan di berbagai tingkatan. Tapi sepakbola masih belum terlalu membuka diri pada profesi pelatih, manajer, hingga wasit untuk kaum hawa seperti Jawahir Roble, wasit berhijab pertama di Inggris.

Negara yang mengklaim dirinya sebagai Tanah Penemu Sepakbola Modern, Inggris ini, masih belum juga bebas dari seksisme. Kehadiran perempuan hakim garis, Sian Massey, beberapa tahun lalu menimbulkan kontroversi. Dia dianggap sepasang komentator televisi tidak paham aturan offside dalam suatu pertandingan.

Namun, upaya untuk meruntuhkan sekat gender itu terus dilakukan. Termasuk seorang perempuan wasit bernama Jawahir Roble.

Wasit Berhijab Pertama Inggris asal Somalia

Perempuan keturunan Somalia itu tidak sekadar menjadi wasit, tetapi juga pengadil lapangan pertama yang mengenakan hijab.

Perempuan berusia 24 tahun itu dengan gagah berani membungkam mulut-mulut yang mengejek. Tidak terhitung berapa kali Jawahir harus menghadapi pertanyaan apakah dirinya mengerti aturan sepakbola serta diejek karena mengenakan hijab sehingga disuruh lebih banyak memperdalam agama.

“Orang-orang berani mengatakan hal-hal buruk seperti: ‘Anda bahkan tidak mempraktikkan agama dengan benar, Anda tidak mengikuti budaya dengan benar,’ atau hal-hal aneh semacam itu,” ujar perempuan yang akrab disapa JJ itu, mengutip dari The Sun, Rabu (27/6/2018).

“Tentu saja sepakbola bukan budaya saya. Tetapi saya di sini untuk mendobrak stereotype. Perempuan bisa bermain sepakbola, perempuan bisa melakukan apa yang mereka inginkan. Siapa bilang perempuan tidak bisa menjadi wasit sekaligus Muslim di saat bersamaan?” imbuh perempuan pemegang lisensi wasit FA, federasi sepakbola Inggris, itu.

Perempuan bertinggi badan 162 sentimeter itu pernah dipertanyakan kemampuannya ketika hendak memimpin suatu pertandingan. Kendati begitu, Jawahir belum pernah menerima perkataan ofensif seperti ‘Kembalilah ke dapur’ atau ‘Di sini bukan tempatmu’. Ia berharap tidak akan pernah mendengar pernyataan merendahkan semacam itu di sepanjang kariernya.

JJ bertugas sebagai wasit pertama kali bagi London’s Capital Girls League yang kekurangan ofisial beberapa tahun lalu. Di saat bersamaan, dirinya sedang menempuh lisensi kepelatihan. Kecintaannya pada sepakbola mulai tumbuh dari jalanan di Somalia, negeri yang tak henti dilanda perang.

“Di Somalia selalu ada perang dan serangan acak setiap hari. Saya ingat selalu bermain sepakbola dengan saudara-saudara sepulang sekolah di jalanan. Kami akan bertemu, mencetak beberapa gol, dan pulang saat matahari terbenam karena adanya aturan jam malam,” terang Jawahir.

Berbekal lisensi wasit dari FA, Jawahir memendam impian yang begitu tinggi. Dia ingin dalam jangka waktu 10 tahun dapat berkiprah sebagai wasit profesional di liga kasta tertinggi Inggris, Premier League, sekaligus Eropa, yakni Liga Champions. Baginya, impian tidak terbatas.(tmn)

sumber: spiritriau

Related posts

Leave a Comment