topmetro.news – Bisa kah Anda membayangkan, kalau saat ini, menjelang Pilpres 2019, Anda berada di posisi Jokowi dan SBY? Kalau Anda sebagai Jokowi dan punya niat merangkul Partai Demokrat, tentu Anda mungkin bingung bagaimana caranya untuk mewujudkan pertemuan, sementara Anda seorang presiden.
Sementara, kalau Anda menjadi SBY, bisa jadi Anda juga bingung, bagaimana cara mewujudkannya, andai punya niat bergabung dengan koalisi. Semua bisa jadi merupakan hal wajar, mengingat ini terjadi antara mantan presiden dan seorang presiden yang sedang menjabat.
Saya tidak sedang ingin mengatakan, bahwa baik Jokowi, maupun SBY, juga merasakan kebingungan yang ditulis di atas ini. Sebagai politisi ulung dan bahkan sudah pernah menjadi presiden, keduanya tentu punya banyak cara untuk mewujudkan keinginan politik masing-masing.
Hanya saja sebagai orang awam, penulis menjadi ‘tergelitik’ dengan momen sakitnya SBY dan kemudian dirawat di RSPAD. Dimana kemudian, terjadilah pertemuan antara Jokowi dan SBY disana.
Biasa Atau Luar Biasa
Pertemuan yang sebenarnya biasa, kalau melihat dari sudut pandang, bahwa ada seorang presiden menjenguk presiden ke enam yang sedang sakit. Biasa saja. Justeru jadi pertanyaan kalau Jokowi tega tidak menjenguk.
Tapi, berhubung suasana tahun politik dan lagi hangat-hangatnya para figur dan parpol mencari koalisi, maka acara jenguk tadi, bisa menjadi luar biasa. Bayangkan saja, kalau untuk membahas masalah Pilpres 2019, SBY mendatangi Jokowi ke istana, atau sebaliknya Jokowi mendatangi SBY ke kediaman mantan presiden itu, Bakal heboh bukan?
Nah…, kemarin mereka pun bertemu juga dalam suasana tahun politik dan masih dalam situasi masih memperkuat koalisi. Hanya saja lokasi pertemuan di rumah sakit dengan thema: acara menjenguk.
Terlepas dari apa yang mereka bahas, apakah soal sakit atau hal lain, sebagai awam, penulis menjadi terusik, apakah dalam agenda menjenguk itu, mereka sama sekali tidak ada menyebut kata-kata cawapres?
Atau apakah dalam pertemuan singkat itu, sama sekali tidak ada keluar kata-kata pilpres?
Bisa iya, bisa juga tidak. Namun apa pun itu, bagi penulis, perjumpaan di rumah sakit itu bukan tidak mungkin memperbesar peluang bergabungnya Partai Demokrat ke Kubu Jokowi.
Memang, selain Jokowi, kunjungan serupa juga dilakukan Prabowo Subianto. Dan mungkin kunjungan Prabowo ini malah bisa lebih mengarah, karena sebelumnya, mereka bedua memang sudah punya agenda pertemuan untuk membahas koalisi.
Lalu dengan adanya dua ‘pertemuan tak sengaja’ di rumah sakit itu, bagaimana selanjutnya? Terlepas dari apa niat masing-masing saat menjenguk, yang jelas, usai pertemuan itu, SBY dan Partai Demokrat, sudah semakin bisa memutuskan, kemana akan bergabung.
Dan sebagai politisi yang punya keinginan menang, SBY tentu sudah punya hitungan juga ke arah itu.
Virus dan Kelelahan
Sebagaimana diberitakan, Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla beserta istri masing-masing, menjenguk Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono yang dirawat di RSPAD Jakarta.
Jokowi sendiri mengaku, bahwa dalam pertemuan itu, mereka murni hanya membahas kondisi kesehatan SBY, yang menurut presiden, mulai membaik. “Beliau kami lihat sudah cukup baik, lebih sehat. Dan kami berdoa bersama agar Pak SBY cepat diberikan kesembuhan. Mari semua berdoa,” ucap Jokowi ketika itu.
Prabowo Subianto juga datang menjenguk SBY. Dan sama seperti Jokowi, Prabowo menyebut, kunjungan itu murni menjenguk SBY, bukan membahas politik.
Sedangkan SBY sendiri sudah pulang dari rumah sakit, setelah dirawat tiga hari. Ketum DPP Partai Demokrat itu meninggalkan rumah sakit usai Adzan Magrib, didampingi Ani Yudhoyono dengan menaiki Alphard.
Kondisinya tampak masih lemas dengan tangan kiri masih berbalut perban. SBY pun mengucapkan terima kasih kepada tim dokter dan juga seluruh pihak yang mendoakannya.
Soal sakitnya, dikatakan, bukan gangguan ginjal, tapi virus. “Jadi kemarin itu ada virus memang. Satu virus, dua kelelahan. Tidak ada gangguan ginjal dan organ lain,” jelas SBY. (TM-OPINI)
