Memilih pesawat sebagai transportasi untuk bepergian sudah menjadi hal yang lumrah, apalagi jika berencana bepergian jauh. International Air Transport Association (IATA) mendata bahwa lebih dari 3,5 miliar orang terbang naik pesawat (2015).
Pesawat masih menjadi pilihan bagi sebagian besar masyarakat dunia, terkhususnya Indonesia. Berdasarkan statistik yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, jumlah penumpang pesawat tujuan domestic pada bulan November 2023 yang lalu, mencapai 5,2 juta orang. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan jumlah penumpang angkutan laut sebesar 1,6 juta.
Tingginya angka tersebut tidak menampik bahwa masih banyak masyarakat yang sebenarnya tidak nyaman atau takut berada di pesawat. Sebagian orang menganggap bepergian menggunakan pesawat adalah pengalaman yang menyenangkan namun sebagiannya lagi beranggapan naik pesawat cenderung menjadi hal yang mengerikan.
Di Amerika Serikat sendiri, 17% warga negara itu mengakui bahwa mereka takut terbang karena beberapa alasan seperti, takut jatuh. Bahkan dalam survei terbaru mengatakan 49 % Gen Z Amerika takut bepergian menggunakan pesawat.
Mengutip laman BBC Indonesia, para pakar menjelaskan bahwa ketakutan naik pesawat adalah hal yang irasional karena Anda lebih mungkin meninggal dalam kecelakaan mobil daripada kecelakaan pesawat. Secara keseluruhan, perjalanan dengan mobil 100 kali lebih mematikan daripada terbang.
Namun pemberitaan yang menayangkan informasi seputar kecelakaan pesawat secara langsung dapat mempengaruhi persepsi seseorang mengenai transportasi udara yang satu ini. Pemberitaan insiden pesawat yang selalu bersifat global dan berulang menjadi salah satu pendorong dari ketakutan masyarakat menggunakan pesawat.
Baru-baru ini terjadi insiden pesawat yang melibatkan perusahaan penerbangan terkenal yaitu, Singapore Airlines dan Qatar Airways. Salah satu dari insiden tersebut bahkan merenggang satu jiwa. Dari keterangan yang dikeluarkan otoritas terkait, turbulensi menjadi penyebab utama dari insiden ini.
Kabar ini tentu menjadi sorotan berbagai media di dunia, berbagai portal berita berlomba-lomba menayangkan insiden ini dengan frame yang beraneka ragam. Tentunya hal ini akan mempengaruhi persepsi masyarakat dan membuat mereka takut untuk naik pesawat.
Namun bagi kalian yang takut naik pesawat ada beberapa hal yang bisa kalian lakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan ketakutan kalian menumpangi pesawat.
- Merileks kan tubuh
Anda bisa melakukan latihan pernapasan saat ketakutan menghinggapi pikiran. Cobalah untuk menarik nafas yang dalam dan pelan dimasukkan ke dalam mulut sehingga perut Anda akan mengembang sementara dada Anda akan relatif tetap, dan kemudian secara perlahan hembuskan melalui hidung. Cara ini akan membuat kalian tenang dan rileks sehingga ketakutan akan pergi.
- Menyibukkan diri di Pesawat
Sebelum terbang menggunakan pesawat, cobalah untuk mengunggah berbagai bahan tontonan yang kalian rasa menarik, sehingga ketika di pesawat nanti, bahan tontonan tersebut mampu mengalihkan ketakutan kalian. Selain itu kalian juga bisa mendengarkan music, membaca buku, atau aktivitas lainnya yang kalian senangi.
- Memilih jadwal terbang di malam hari
Disaat kalian memilih jadwal terbang dimalam hari atau sesuai dengan jadwal tidur malam, kemungkinan rasa kantuk akan mendera saat di penerbangan. Hal ini tentunya sangat membantu kalian untuk terhindar dari rasa cemas atau takut saat di pesawat.
- Mengkonsumsi obat tidur atau penenang
Tentunya cara ini tidak terlalu dianjurkan bagi kalian. Beberapa alasan seperti, ketergantungan obat menjadi faktor mengapa memilih cara ini tidak terlalu bijak. Namun bagi kalian yang merasa membutuhkan obat tidur atau penenang sebagai teman dalam penerbangan kalian, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu, sebelum mengkonsumsi obat-obatan terkait.
Penulis | Agung Bukit