topmetro.news – Ini kecanggihan rudal Fattah-2 Iran dengan daya jangkau 2.000 km dlam 15 menit, membuat Israel ketar-ketir. Iran dan Israel sama-sama punya senjata balistik yang canggih, gak heran kalau kerusakan di masing-masing wilayah cukup parah bahkan bikin bangunan runtuh.
Ini Kecanggihan Rudal Fattah-2 Iran, membuat Israel dengan senjata canggih kiriman AS termasuk Iron Dome-nya harus mengakui kalau Iran bukan lawan yang patut disepelekan. Iran sendiri adalah salah satu negara terkuat dan paling kaya kalau soal rudal balistik di benua tersebut.
Negara ini tercatat memiliki 3 ribu rudal balistik dengan berbagai kemampuan, dari yang skala kerusakan kecil hingga besar. Menurut Kantor Direktur Intelijen Nasional AS, dengan jumlah tersebut Iran menjadi negara dengan balistik terbanyak di Timur Tengah saat ini.
Iran punya berbagai jenis rudal, ada drone, ada rudal balistik jarak menengah seperti Emad dan Ghadr-1, ada Shahed-136 yang memiliki kecepatan hingga 220 km/jam. Dari semua rudal balistik yang diluncurkan Iran ke Israel, ada satu rudal yang menjadi sorotan.
Rudal balistik tersebut adalah Fattah-2, rudal balistik ini memiliki kemampuan jarak menengah dengan teknologi hipersonik serta manuver dalam kecepatan tinggi. Balistik yang satu ini digunakan Iran dalam serangannya ke Kementerian Pertahanan Israel, pada Sabtu, (14/06/2025).
Rudal balistik ini pertama kali diperkenalkan Iran pada tahun 2023 lalu, dan pernah digunakan Iran ke Israel pada Oktober 2024. Sementara itu, Fattah-2 diperkenalkan kepada pemimpin Iran pada 19 November di tahun yang sama.
Yang jadi sorotan adalah, memiliki kemampuan bermanuver dan meluncur dengan kecepatan hipersonik atau hypersonic glide vehicle (HGV). Mengutip dari Indonesia Defense, Fattah 2 memungkinkan untuk melakukan manuver, yang membuatnya sulit dilacak atau diprediksi lintasannya oleh radar konvensional.
Maka dari itu, Iron Dome milik Israel gak berkutik menghadapi rudal ini dan berhasil meluluhlantakkan Kementerian Pertahanan Israel. Fattah-2 jadi ancaman serius bagi Israel karena bisa lolos dari deteksi dan intersepsi Iron Dome.
Jika balistik sebelumnya hanya memiliki kecepatan sekitar 5 mach (5 kali kecepatan suara), rudal yang satu ini memiliki kecepatan 13-14 Mach ( 13-14 kali lipat kecepatan suara), dan daya jangkau antara 1.400-2.000 km hanya dalam 15 menit.
Kabarnya, Fattah-1 memiliki kecepatan 10 ribu mill atau 16 ribu per jam. Dengan jarak sekitar 2.300 km, Fattah-1 menjangkau Israel hanya sekitar 11 menit dari sumber.
Tak hanya memiliki kecepatan tinggi, Fattah 2 juga dibuat khusus untuk menghantam target strategis dengan presisi tinggi, seperti fasilitas militer, pangkalan udara, atau pusat komando musuh.
Rudal ini dibekali dengan teknologi pemandu yang terintegrasi dengan navigasi satelit, serta sensor internal yang bisa mendeteksi akurasi dalam hitungan meter.
Iron Dome Israel Jebol
Iron Dome adalah sistem pertahanan udara canggih yang dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems dan Israel Aerospace Industries, dirancang untuk mencegat roket jarak pendek dan artileri (4-70 km) yang ditembakkan oleh kelompok seperti Hamas dan Hezbollah.
Sistem ini memiliki tingkat keberhasilan hingga 90% terhadap ancaman tersebut. Namun, Iron Dome memiliki keterbatasan signifikan saat menghadapi rudal hipersonik. Berikut adalah alasan utamanya.
Desain untuk Ancaman Jarak Pendek: Iron Dome dirancang untuk mencegat roket dan artileri, dengan lintasan balistik yang relatif sederhana dan kecepatan lebih rendah. Rudal hipersonik, dengan kecepatan di atas Mach 5 dan kemampuan manuver, berada di luar jangkauan desain Iron Dome.
Kecepatan dan Manuverabilitas: Kecepatan ekstrem dan kemampuan manuver rudal hipersonik membuatnya sulit dilacak oleh radar Iron Dome. Sistem ini membutuhkan waktu untuk mendeteksi, menghitung lintasan, dan meluncurkan rudal penangkis (Tamir), tetapi rudal hipersonik memberikan jendela waktu yang sangat singkat.
Struktur Pertahanan Berlapis: Israel memiliki sistem pertahanan berlapis, termasuk David’s Sling (untuk rudal jarak menengah) dan Arrow 2/3 (untuk rudal balistik jarak jauh). Rudal hipersonik lebih mungkin dihadapi oleh Arrow atau sistem baru seperti SkySonic, yang sedang dikembangkan Rafael untuk menangani ancaman hipersonik. Iron Dome hanya menangani lapisan bawah ancaman, sehingga tidak relevan untuk rudal hipersonik.
berbagai sumber