topmetro.news, Medan – Memasuki musim penghujan pada Oktober 2025, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan rob.
Langkah ini dipimpin langsung oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, menyusul perubahan cuaca ekstrem dari kemarau panjang menuju musim hujan.
Kepala BPBD Sumut Tuahta Ramajaya Saragih mengatakan, sejumlah wilayah sebelumnya mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Kini, kondisi berbalik dengan meningkatnya curah hujan di berbagai daerah.
“Berdasarkan prediksi BMKG, Gubernur Sumatera Utara langsung bergerak cepat dengan mengeluarkan Instruksi Gubernur Nomor 187.54/5/IMSD/2025 tentang Peringatan Dini dan Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi Basah di Sumut Tahun 2025,” ujar Tuahta di Kantor Gubernur Sumut, Rabu (8/10).
Dalam instruksi tersebut, Gubernur Sumut Muhammad Bobby Afif Nasution meminta seluruh bupati dan wali kota untuk meningkatkan koordinasi dan kolaborasi lintas sektor.
“Langkah pencegahan harus dilakukan sebelum bencana terjadi. Ini bukan hanya tanggung jawab BPBD, tapi semua pihak,” tegas Tuahta.
Ia mengingatkan bahwa pengalaman pada tahun 2024 menjadi pelajaran penting. Sepanjang tahun lalu, BPBD Sumut mencatat 677 kejadian bencana, terdiri dari 172 tanah longsor, 155 banjir, dan 3 gelombang pasang.
“Angka ini cukup tinggi, sehingga tahun ini kita harus jauh lebih siap,” katanya.
Tuahta mengatakan, gubernur juga memberikan perhatian khusus terhadap penguatan kelembagaan BPBD kabupaten/kota. Untuk itu, Pemprov telah mengalokasikan anggaran Rp3,3 miliar guna mendukung pengadaan peralatan dan peningkatan kapasitas personel kebencanaan.
“Bantuan ini disesuaikan dengan karakter ancaman bencana tiap daerah. Misalnya, daerah rawan karhutla akan menerima peralatan berbeda dengan daerah rawan banjir,” ungkapnya.
Selain itu, Pemprov juga menyiapkan anggaran Rp600 juta untuk bantuan logistik bagi masyarakat terdampak bencana, mencakup kebutuhan pangan, papan, dan sanitasi keluarga.
“Kita berharap, seluruh daerah dapat memperkuat kesiapsiagaan dan tidak hanya reaktif setelah bencana terjadi,” tutupnya.
Penulis | Erris