Cegah Stunting, Bupati Samosir Keluarkan Perbup

Cegah Stunting, Bupati Samosir Keluarkan Perbup

topmetro.news – Perbup Samosir Cegah Stunting, Istilah stunting mungkin masih terdengar asing di telinga sebagian orang. Padahal, masalah kesehatan satu ini cukup umum terjadi di Indonesia. Bahkan, stunting sendiri pernah menjadi masalah yang mendapat perhatian khusus dari Kementerian Kesehatan lewat kampanye bertajuk ‘Melawan Stunting’. Secara umum, stunting adalah salah satu penyakit kronis yang memengaruhi faktor pertumbuhan anak-anak. Lantas, untuk mengatasi penyebaran stunting itu Bupati Samosir Vandiko T Gultommengeluarkan  peraturan untuk mengatasinya.

Pemerintah Kabupaten Samosir fokus dan komit untuk menurunkan dan mencegah stunting. Sebagai upaya penanganan, cegah dan penurunan stunting di Kabupaten Samosir, Bupati Samosir menerbitkan Perbup nomor 65 tahun 2022 tentang Peran Desa dalam pencegahan dan penurunan stunting.

Pernyataan ini dikemukan  Pj. Sekdakab Samosir Hotraja Sitanggang dalam pertemuan finalisasi dan regulasi daerah terkait stunting dan Sosialisasi Perbup tentang peran desa dalam pencegahan dan penurunan stunting .

Dalam eksposnya PJ. Sekda menjelaskan, dengan dikeluarkannya Peraturan Bupati (Perbup) akan memberikan kepastian hukum yang dapat digunakan sebagai rujukan bagi desa dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mendukung upaya pencegahan dan penurunan stunting.

“Kepala Desa di Wilayah Kabupaten Samosir bisa menggunakan anggarannya sesuai dengan peraturan yang ada dan seluruh kegiatan untuk pencegahan dan percepatan stunting di Desa terlaksana dengan baik,” tukasnya.

Hotraja Sitanggang menekankan agar seluruh Kepala desa dan tim yang sudah dibentuk, baik tim Percepatan penurunan stunting, Satgas Stunting, Camat, PKK untuk benar-benar memberikan perhatian dan peduli terhadap penurunan stunting di Kabupaten Samosir guna memndukung Perbup Cegah Stunting.

Lebih Lanjut

Disampaikan, penurunan stunting di angka 14 % pada tahun 2024, diperlukan pengawasan SDM sejak dini. Untuk itu diperlukan peran Kepala Desa secara langsung menjaga ibu hamil, calon pengantin dan bayi. Memberikan pengawasan dan perhatian.

Selain itu, diperlukan keakuratan data bagi Kepala desa. Kepala Desa mendata seluruh ibu hamil, bayi, calon pengantin.Sehingga pemenuhan gizi dan vitamin dapat diusulkan dan dipenuhi oleh Dinas terkait.

“Mari peduli stunting, berikan perhatian dan bersama-sama mencegah dan menurunkan stunting” Ajak Hotraja Sitanggang kepada seluruh peserta rapat

Sementara di tempat yang sama Kabid Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir, Mawar Sitinjak menyampaikan bahwa Stunting berbeda dengan gizi buruk, stunting ditandai dengan tinggi badan tidak sesuai standard. Stunting tidak menyebabkan kematian akan tetapi akan berpengaruh terhadap perkembangan otak. Rentan resiko diabetes struk, dan obesitas.

Diutarakan, data stunting di Kabupaten Samosir sebesar 28,4 % melalui survey random/ acak. Dari 120 balita yang diukur, sekitar 33 balita stunting. Untuk tahun 2021 dan 2022 stunting di Kabupaten Samosir sudah mengalami penurunan dan tahun 2024 ditargetkan akan turun menjadi 14%.

Kabid Pemdes Dinas Sosial Kabupaten Samosir, Boranto Tamba mengatakan penggunaan dana desa untuk penanganan dan penurunan stunting dapat dilaksanakan sesuai dengan Perbup Cegah Stunting di Samosir tersebut. Dianggarkan sesuai dengan kebutuhan dan keuangan desa melalui musyarawarah desa.

Audit Stunting

Audit Stunting

Untuk mencegah stunting ini, maka Bupati Samosir Vandiko melakukan  Audit Stunting dengan menghadirkan  Kepala Dinas P3APPKB Kabupaten Samosir, Friska Situmorang, TP.PKK, Camat, Kepala Puskesmas, Tenaga Gizi Puskesmas, Dokter Puskesmas, Kepala Desa/Lurah lokus stunting, Bidan Desa lokus stunting, Direktur RSUD Hadrianus Sinaga, Kabid pengendalian dan rekam medik RSUD dr. Hadrianus Sinaga, Tenaga Gizi RSUD dr. Hadrianus Sinaga, Kadis Kesehatan, PKB binaan lokus stunting, Satgas Stunting Kabupaten Samosir.

Audit Stunting tahun 2022 di Kabupaten Samosir diharapkan dapat mengidentifikasi risiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran, mengetahui penyebab risiko terjadinya stunting. Hal ini untuk mencegah dan memperbaiki tata laksana kasus serupa. Menganalisis faktor risiko terjadinya stunting pada baduta/balita, memberikan rekomendasi penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus serta upaya pencegahan yang harus dilakukan.

Kelompok sasaran prioritas yaitu, remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak berusia 0-59 bulan.

Diingatkan, Tim Percepatan penurunan stunting guna mendukung Perbup Cegah Stunting di Kabupaten Samosir untuk tetap melaksanakan tugas mengkoordinasikan, mengevaluasi dan mensinergikan penyelenggaraan percepatan penurunan stunting secara efektif, konvergen dan terintegrasi dengan melibatkan lintas sektor mulai dari Kabupaten sampai desa.

Rakor dan Konsolidasi Percepatan Penurunan Stunting

Rakor dan Konsolidasi Percepatan Penurunan Stunting

Wakil Bupati selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Samosir Drs Martua Sitanggang MM sudah membuka Rapat Koordinasi dan Konsolidasi Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Samosir Tahun 2022.

Rakor berlangsung di Hotel JTS Parbaba, Kecamatan Pangururan, pada Kamis (24/11/2022) lalu

Pelaksana kegiatan adalah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara. Bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Samosir.

Peserta terdiri dari Forkopimda, Ketua TP PKK Samosir, dan OPD tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting Samosir. Kemudian camat se-Kabupaten Samosir, kepala puskesmas, Kemenag Samosir, dan tim pakar. Jumlah keseluruhannya 50 orang.

Kepala Perwakilan BKKBN Sumut Muhammad Irzal SE ME menyampaikan bahwa kegiatan itu untuk mengevaluasi pelaksanaan konvergensi masing-masing dinas/instansi dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Samosir.

“Hari ini kita akan melakukan telaah dan mendiskusikan sudah sejauhmana kita melakukan terobosan dalam upaya penurunan stunting di Kabupaten Samosir,” ujarnya.

Muhammad Irzal menyampaikan, bahwa saat ini BKKBN sedang melakukan pemutahiran data terkait keluarga beresiko stunting. Di Kabupaten Samosir, ada 7.351 KK yang tersebar di 21 desa/kelurahan lokus stunting sedang melaksanakan pemutakhiran data.

“Kita berharap angka pravelensi stunting di Kabupaten Samosir dapat menurun dari angka 28,4% menjadi 25% di tahun 2022 ini,” tutup Muhammad Irzal.

Sedangkan Martua Sitanggang MM dalam sambutannya mengatakan, perlu sumber daya pendampingan yang berkualitas. Hal itu terkait besarnya peran pendamping keluarga berisiko stunting dalam mengawal percepatan penurunan stunting. Maka perlu peran bersama baik para OPD, para camat se-Kabupaten Samosir dan instansi terkait, untuk dapat mendukung program percepatan penurunan stunting.

Tahap Pendataan

Tahap Pendataan

Wabup menjelaskan, saat ini Tim Percepatan Penururan Stunting guna mendukung Perbup di Samosir masih dalam tahap pendataan oleh BKKBN Provsu. Ditargetkan, ada penurunan 3-5 persen per tahun. Sehingga akan mencapai target nasional menjadi 14 persen pada tahun 2024, terutama pada anak usia 0-59 bulan.

“Selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), saya menyambut baik pelaksanaan konsolidasi dan koordinasi percepatan penurunan stunting ini. Yang mana ini bagaian upaya komunikasi dan kerjasama yang baik dalam perjuangan kita mencegah dan menurunkan angka stunting di Kabupaten Samosir,” tutup Martua Sitanggang.

Acara berlanjut dengan pemaparan oleh narasumber. Di antaranya Kepala Bappeda Litbang Samosir Rajoki Simarmata SE MSi, menyampaikan materi ‘Evaluasi Aksi Konvergensi Kabupaten Samosir Semester I TA 2022’. Lalu Kadis P3APPKB Samosir dr Friska Situmorang. Ia menyampaikan paparan tentang ‘Realisasi Anggaran Percepatan Penurunan Stunting Dana BOKB Kabupaten Samosir Semester I Tahun 2022’.

Kemudian pemaparan oleh Satgas Cegah Stunting Perbup Samosir Wilayah Humbahas – Samosir Helprida Sihite. Paparannya bejudul ‘Evaluasi dan Pelaporan PPS Kabupaten Samosir Semester I’.

Mengenal Stunting, Penyebab Hingga Cara Pencegahannya (Raster)

Mengenal Stunting, Penyebab Hingga Cara Pencegahannya (Raster)

Mengenal Stunting Lebih Dekat

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Tidak jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan. Faktanya, faktor genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan. Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun. Stunting memiliki gejala-gejala yang bisa Anda kenali, misalnya:

  • Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
  • Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat
  • Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk
  • Pubertas yang lambat
  • Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya
  • Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya

Pihak Kementrian Kesehatan menegaskan bahwa stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia. Bukan hanya mengganggu pertumbuhan fisik, anak-anak juga mengalami gangguan perkembangan otak yang akan memengaruhi kemampuan dan prestasi mereka. Selain itu, anak yang menderita stunting akan memiliki riwayat kesehatan buruk karena daya tahan tubuh yang juga buruk. Stunting juga bisa menurun ke generasi berikutnya bila tidak ditangani dengan serius.

Faktor-faktor yang Menyebabkan Stunting

Mengingat stunting adalah salah satu masalah kesehatan yang cukup membahayakan, memahami faktor penyebab stunting sangat penting untuk dilakukan. Dengan begitu, Anda bisa melakukan langkah-langkah preventif untuk menghindarinya. Berikut ini beberapa faktor penyebab stunting yang perlu Anda ketahui:

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Tidak jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan. Faktanya, faktor genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan. Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun. Stunting memiliki gejala-gejala yang bisa Anda kenali, misalnya:

  • Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
  • Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat
  • Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk
  • Pubertas yang lambat
  • Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya
  • Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya

Pihak Kementrian Kesehatan menegaskan bahwa stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia. Bukan hanya mengganggu pertumbuhan fisik, anak-anak juga mengalami gangguan perkembangan otak yang akan memengaruhi kemampuan dan prestasi mereka. Selain itu, anak yang menderita stunting akan memiliki riwayat kesehatan buruk karena daya tahan tubuh yang juga buruk. Stunting juga bisa menurun ke generasi berikutnya bila tidak ditangani dengan serius.

Kurang Gizi dalam Waktu Lama

Tanpa disadari, penyebab stunting pada dasarnya sudah bisa terjadi sejak anak berada di dalam kandungan. Sebab, sejak di dalam kandungan, anak bisa jadi mengalami masalah kurang gizi. Penyebabnya, adalah karena sang ibu tidak memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi seperti makanan berprotein tinggi, sehingga menyebabkan buah hatinya turut kekurangan nutrisi. Selain itu, rendahnya asupan vitamin dan mineral yang dikonsumsi ibu juga bisa ikut memengaruhi kondisi malnutrisi janin. Kekurangan gizi sejak dalam kandungan inilah yang juga bisa menjadi penyebab terbesar kondisi stunting pada anak.

Pola Asuh Kurang Efektif

Pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak. Cara asuh di sini berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengalami stunting. Selain itu, faktor ibu yang masa remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa laktasi yang kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan otak anak.

Pola Makan

Rendahnya akses terhadap makanan dengan nilai gizi tinggi serta menu makanan yang tidak seimbang dapat memengaruhi pertumbuhan anak dan meningkatkan risiko stunting. Hal ini dikarenakan ibu kurang mengerti tentang konsep gizi sebelum, saat, dan setelah melahirkan.

Tidak Melakukan Perawatan Pasca Melahirkan

Setelah bayi lahir, sebaiknya ibu dan bayi menerima perawatan pasca melahirkan. Sangat dianjurkan juga bagi bayi untuk langsung menerima asupan ASI agar dapat memperkuat sistem imunitasnya. Perawatan pasca melahirkan dianggap perlu untuk mendeteksi gangguan yang mungkin dialami ibu dan anak pasca persalinan.

Gangguan Mental dan Hipertensi Pada Ibu

Pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak. Cara asuh di sini berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengalami stunting. Selain itu, faktor ibu yang masa remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa laktasi yang kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan otak anak.

Sakit Infeksi yang Berulang

Sakit infeksi yang berulang pada anak disebabkan oleh sistem imunitas tubuh yang tidak bekerja secara maksimal. Saat imunitas tubuh anak tidak berfungsi baik, maka risiko terkena berbagai jenis gangguan kesehatan, termasuk stunting, menjadi lebih tinggi. Karena stunting adalah penyakit yang rentan menyerang anak, ada baiknya Anda selalu memastikan imunitas buah hati terjaga sehingga terhindar dari infeksi.

Faktor Sanitasi

Sanitasi yang buruk serta keterbatasan akses pada air bersih akan mempertinggi risiko stunting pada anak. Bila anak tumbuh di lingkungan dengan sanitasi dan kondisi air yang tidak layak, hal ini dapat memengaruhi pertumbuhannya. Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan juga merupakan salah satu faktor penyebab stunting.

Bagaimana Cara Mencegah Stunting?

Menyadari bahwa stunting adalah masalah kesehatan yang berisiko tinggi dan dapat memengaruhi pertumbuhan anak hingga dewasa, Anda tentu perlu mengenal berbagai usaha pencegahannya. Simak beberapa tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting. Tindakan pencegahan ini sebaiknya dilakukan sebelum, saat, dan sesudah masa kehamilan.

Pahami Konsep Gizi

Pastikan Anda mendapatkan asupan gizi yang cukup setiap hari, terlebih saat masa kehamilan. Pahami konsep gizi dengan baik dan terapkan dalam pola asuh anak.

Pilihan Menu Beragam

Upayakan untuk selalu memberi menu makanan yang beragam untuk anak. Jangan lupakan faktor gizi dan nutrisi yang dibutuhkan mereka setiap harinya. Saat masa kehamilan dan setelahnya, ibu pun perlu mendapatkan gizi yang baik dan seimbang agar dapat menghindari masalah stunting.

Pemeriksaan Rutin

Selama masa kehamilan, ibu perlu melakukan check up atau pemeriksaan rutin untuk memastikan berat badan sesuai dengan usia kehamilan. Ibu hamil juga tidak boleh mengalami anemia atau kekurangan darah karena akan memengaruhi janin dalam kandungan. Kontrol tekanan darah ini bisa dilakukan saat check up rutin.

Pentingnya ASI

Air susu ibu (ASI) mengandung banyak gizi baik yang dapat menunjang pertumbuhan anak. Dalam ASI, terdapat zat yang dapat membangun sistem imun anak sehingga menjauhkan mereka dari berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah stunting.

Konsumsi Asam Folat

Asam folat berperan penting untuk mendukung perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi. Zat ini juga dapat mengurangi risiko gangguan kehamilan hingga 72%. Dengan asupan asam folat, kegagalan perkembangan organ bayi selama masa kehamilan juga bisa dicegah.

Tingkatkan Kebersihan

Sakit infeksi yang berulang pada anak disebabkan oleh sistem imunitas tubuh yang tidak bekerja secara maksimal. Saat imunitas tubuh anak tidak berfungsi baik, maka risiko terkena berbagai jenis gangguan kesehatan, termasuk stunting, menjadi lebih tinggi. Karena stunting adalah penyakit yang rentan menyerang anak, ada baiknya Anda selalu memastikan imunitas buah hati terjaga sehingga terhindar dari infeksi.

Faktor Sanitasi

Faktor sanitasi dan akses air bersih menjadi salah satu fokus yang bisa Anda lakukan untuk mencegah stunting pada anak. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan agar tidak ada bakteri, jamur, kuman, dan virus yang mengontaminasi tubuh Anda dan si kecil. Anda juga disarankan selalu memperhatikan kebersihan tubuh maupun tangan. Sebab, apabila tangan kotor, bukan tidak mungkin kuman menjangkiti makanan yang masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan masalah kurang gizi. Dalam waktu lama, masalah kurang gizi yang berkepanjangan tersebut dapat menyebabkan stunting.

Untuk mencegah stunting melalui sanitasi, Anda disarankan memilih produk-produk kebersihan tubuh yang efektif melindungi dari kuman berbahaya. Pilihlah produk kebersihan seperti sabun cuci tangan maupun hand sanitizer yang dirancang khusus dengan manfaat pembersihan maksimal, seperti produk-produk Lifebuoy. Sabun cuci tangan Lifebuoy dihadirkan dengan formula lembut dan beragam wewangian yang cocok digunakan seluruh anggota keluarga. Sementara itu, hand sanitizer Lifebuoy dapat melindungi keluarga Anda dari kuman dengan cepat tanpa menggunakan air. Karena memiliki anak yang sehat dan tumbuh dengan baik hingga dewasa adalah idaman setiap orang tua, bukan? Yuk, cegah risiko stunting dengan selalu memperhatikan nutrisi, kesehatan, dan kebersihan tubuh buah hati.

(Adv)

Related posts

Leave a Comment