Cegah Penyebaran Rabies, Dinas Ketapang Pertanian Samosir Sosialisasi di Sekolah

topmetro.news – Dalam rangka pencegahan penyebaran penyakit Rabies, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Samosir menggencarkan pencegahan melalui sosialisasi bahaya dan cara pencegahan gigitan anjing rabies dengan menyasar sekolah-sekolah.

Sosialisasi digelar di SDN 8 Siantinganting dan SDN 28 Parlondut, Kecamatan Pangururan, Senin (29/4/2024).

Hadir dalam sosialisasi tersebut Plt Kdis Ketahanan Pangan dan Pertanian Dr Tumiur Gultom, Kabid Perkebunan dan Peternakan Freddy Marbun SPt, drh Megawati Aritonang, beserta staf, dan Kasi Kesra Kecamatan Pangururan Nadariana Nainggolan

Dr Tumiur Gultom menyampaikan, di Kabupaten Samosir selama periode Januari hingga April tahun 2024 ini, ada 18 kasus dan telah mengirimkan spesimen untuk diperiksa di Balai Veteriner Medan, dan hasilnya ada 10 yang positif.

Sosialisasi ini dilakukan untuk mengajak para siswa sebagai informan rabies di lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungannya masing-masing.

“Kami memberikan pemahaman terkait penyakit rabies dan ciri-ciri hewan penularnya, bagaimana cara dan penanganannya, serta langkah apa yang dilakukan jika terjadi gigitan hewan penular rabies. Sekaligus mengajak siswa menjadi informan terkait rabies,” katanya.

Dalam sosialisasi ini, narasumber drh Megawati Aritonang menjelaskan kepada para siswa apa itu penyakit Rabies, apa saja hewan-hewan penular rabies (HPR), langkah langkah pencegahan dan penanganan jika terjadi kasus gigitan oleh HPR.

Megawati menyampaikan, Rabies dikenal juga dengan penyakit anjing gila. Rabies merupakan penyakit infeksi pada sistem syaraf pusat (otak) yang disebabkan oleh ‘Rabdovirus’. Penyakit ini dapat ditularkan melalui gigitan hewan yang terkena rabies, di antaranya adalah anjing, kucing, dan kera.

“Virus rabies bersifat zoonosis yang bisa menular dari hewan ke manusia. Virus terdapat pada air liur hewan yang sakit rabies dan biasanya ditularkan kepada manusia/hewan lainnya melalui gigitan, serta jilatan pada kulit yang terluka atau selaput lendir mata dan mulut,” jelasnya.

Jika terjadi gigitan oleh HPR, Megawati mengimbau agar segera mencuci luka gigitan dengan menggunakan sabun batang dengan air mengalir selama 10-15 menit, kemudian berikan antiseptik. Lalu segera melapor ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sesuai SOP.

Pada umumnya, hewan yang paling sering menularkan rabies pada manusia adalah anjing. Anjing yang terkena rabies memiliki ciri-ciri, beberapa di antarnya adalah bersembunyi di tempat gelap dan sejuk, mulut terbuka, air liur berlebihan, bertipe ganas, menggigit dan menyerang apa saja yang bergerak/dijumpai, lari tanpa tujuan, dan biasanya ekornya berada di antara dua paha belakang.

“Penyakit rabies dapat menjadi penyakit yang sangat fatal dan dapat menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan penanganan sedini mungkin. Oleh karena itu, memiliki pengetahuan tentang pertolongan pertama dari penyakit rabies dapat membantu melindungi diri kita dan orang-orang di sekitar kita dari ancaman rabies,” kata drh Megawati Aritonang.

Sebelumnya, Freddy Marbun SPt mengharapakan dengan adanya kegiatan ini, siswa/i bisa memahami dan mengerti bahaya penyakit rabies karena umumnya kasus gigitan terjadi pada anak-anak.

sumber | RELIS

Related posts

Leave a Comment