topmetro.news – Dr Nikson Nababan mengungkapkan, salah satu fokus yang mendesak dibenahi adalah semakin sedikitnya ketersediaan lapangan pekerjaan di Sumut.
Bacalon Gubsu ini pun bertekad melakukan terobosan dan inovasi untuk menyiapkan banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat Sumut. Terlebih bagi para generasi muda.
Hal tersebut disampaikan Nikson Nababan saat bincang santai dengan pekerja media dan pegiat swadaya masyarakat di Kedai Kopi Sawah, di Kota Pematangsiantar, Sabtu (6/7/2024) petang.
Anehnya, kata Nikson Nababan, terus muncul tantangan berupa dorongan penggantian peran tenaga kerja di berbagai jenis pekerjaan melalui pemanfaatan teknologi digitalisasi.
“Konsep robotik seperti ini tidak tepat. Saya tak setuju itu. Di Sumut itu belum relevan diterapkan,” kata sosok yang pernah menjadi Bupati Tapanuli Utara selama dua periode tersebut.
Justeru hal yang harus digenjot, menurut Nikson Nababan, adalah memacu daya saing para pelajar dan mahasiswa sebagai generasi penerus, agar mampu mengelola kekayaan sumber daya alam Sumut yang melimpah.
Kemudian, juga dengan mendukung keberlangsungan sektor usaha ekonomi mulai dari skala mikro, kecil, menengah hingga skala besar. Begitu juga dengan arus investasi yang harus dipermudah.
“Tentu dengan apa? Ya kemudahan perizinan untuk berusaha, berinvestasi bebas pungutan liar. Dan kepastian regulasi serta keberanian dalam penegakannya,” jelas peraih gelar Doktor Ilmu Pemerintahan dan Pembangunan IPDN itu.
Kemudian yang tak kalah pentingnya adalah hilirisasi atas pengelolaan ‘row material’ di desa. Sebab desa harus terus didorong berkembang, agar memberi kontribusi mendukung kemajuan perkotaan.
Ada pun kemajuan teknologi dan digitalisasi, menurut Nikson Nababan, lebih didorong untuk menyiapkan generasi unggul dan untuk menggenjot produktivitas usaha.
“Teknologi digitalisasi penting. Tapi justeru harus kita dorong mendukung produktivitas usaha,” terang tokoh sentral di balik keberhasilan Kabupaten Taput meraih WTP atas pengelolaan keuangan (APBD) 10 tahun berturut itu.
UMKM
Dari pengalaman memimpin Taput 10 tahun, lanjut Nikson Nababan, pertumbuhan pelaku usaha kecil dan mikro, terus didorong sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja.
“Saya setahun dua tahun tak memajaki mereka. Begitu perjanjian kita dengan mereka (pelaku usaha). Namun karena terbukti usaha terus bertumbuh, ya mereka di tahun berikutnya bayar pajak. Artinya ada kebijakan dari saya sebagai bupati merangsang agar mereka bertumbuh,” jelasnya.
Terhadap pelajar dan mahasiswa yang butuh spesialisasi kerja, jelas Nikson lagi, juga dapat wadah. “Kemarin setelah kita gembleng bersama balai latihan kerja, mereka ada yang bekerja di Jerman, di usaha bergengsi,” tambahnya.
Nikson Nababan pun mengajak para peserta bincang santai di Kedai Kopi Sawah itu, menatap masa depan Sumut yang lebih bagus lagi. Konsep pembangunan ke depan, ia bungkus dalam visi misi Sumut berdikari, berdaulat dan berkepribadian, sebagaimana ucapan pendiri bangsa, Ir Soekarno.
“Namun tentu saya butuh dukungan kita semua. Ada yang bilang eh berani sekali Nikson Nababan maju calon gubernur. Oh nggak apa-apalah. Hanya keberanian ini yang kita andalkan sekarang,” ujar Nikson yang dapat sambutan aplaus meriah peserta bincang santai.
sumber | RELIS