Membangun Jaringan Kerja Wartawan di Mata Dr Aqua Dwipayana

topmetro.news – Dr Aqua Dwipayana MIKom mengawali karirnya sebagai wartawan di Suara Indonesia sejak di bangku SMA. Ia memutuskan mengakhiri karirnya sebagai wartawan pada tahun 1994 dan bekerja sebagai Humas PT Semen Cibinong. Saat ini dia aktif sebagai pakar komunikasi dan motivator.

Kamis (26/9/2024), Dr Aqua didapuk untuk memberi materi terkait membangun jaringan kerja wartawan yang berintegritas pada puluhan peserta Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) di Hotel Grand Inna Medan.

Dalam paparannya, pria yang lahir di Pematangsiantar pada 23 Januari 1970 itu menekankan, bahwa untuk membangun jaringan kerja adalah dengan terus membangun diri dengan konsep 3K (Komitmen, Konsisten, dan Kredibilitas.
“3K itu konsep mendasar agar kita mempunyai jaringan. Sebagai wartawan, rezekinya adalah kesempatan berjejaring, di luar itu sudah diatur Tuhan,” ungkap Aqua.

Dalam berjejaring itu, kata Aqua, ada jangka panjang dan jangka pendek. Bila mau menjadi wartawan jangka panjang, Aqua meminta wartawan untuk fokus mengejar data. “Kalau mau jadi wartawan berjejaring, berpikir itu mengejar data, jangan pikirkan transaksional. Awali dengan niat, nawaitu,” imbuhnya.

Menurut Aqua, wartawan hendaknya tetap lowprofile ketika bertemu dengan narasumber. Wartawan yang baik dan benar itu, harus memperbaiki diri dan jangan cepat merasa puas. “Karena wartawan itu identik dengan uang, jadi masih banyak narasumber yang alergi sama wartawan. Wartawan yang baik itu akan memiliki jaringan yang luas dan lebih mudah memperoleh informasi yang kredibel dan menjaga reputasinya di mata publik,” sebutnya.

Ia juga menyarankan, wartawan untuk tetap menjaga komunikasi dengan jejaring. Baik itu ada atau tidak berita. “Saya ini, di HP saya ada ratusan kontak jejaring saya. Dan setiap pagi, saya akan chat mereka satu per satu. Walaupun hanya menanyakan kabar dan tidak dibalas. Itu penting,” katanya.

Aqua mengaku, dengan jejaring yang luas akan memudahkan wartawan mendapatkan sumber berita. Hubungan dengan jejaring adalah untuk mencari informasi. “Pertemuan dengan narasumber itu lebih bernilai dari uang. Kita dapat menghasilkan berita yang lengkap dan akurat, apabila sewaktu-waktu membutuhkan informasi untuk menulis berita,” bebernya.

Di dalam tugasnya, tambah Aqua, wartawan itu harus memiliki integritas didasari, objektivitas, kebenaran, kejujuran, etika, tranparansi, keadilan, dan keberanian. “Untuk menjadi wartawan yang berkelas itu, diperlukan etika, adab, perilaku dan sopan santun yang mampu menghargai dan menghormati orang lain,” urainya.

Wartawan, sambung Aqua, juga harus berkelas. Artinya, ketika berkomunikasi dengan narasumbernya, haruslah nyambung dan dapat membuka pintu rezeki. “Sehingga, kalau tidak bertemu, dia akan mencarinya. Jadi ada perbedaan secara signifikan dengan wartawan lainnya,” sebutnya lagi.

Ia juga menyarankan wartawan untuk tidak membatasi komunikasi dengan pihak-pihak kalangan menengah ke bawah. Sebab, sumber informasi itu sejatinya bisa didapat dari cleaning service, satpam, atau juru parkir. “Sebagai wartawan, kita harus komunikatif dengan memperhatikan lawan bicaranya, cara penyampaiannya, tidak minder, dan ramah, murah senyum serta bijaksana,” tambahnya.

Di sisi lain, ia juga meminta peserta SJI untuk tidak lupa 4AS, yakni kerja ikhlas, kerja cerdas, kerja keras dan kerja tuntas. “Tidak hanya mudah diucapkan, tetapi sesungguhnya juga gampang dilaksanakan. Hanya perlu konsistensi yang tinggi untuk dapat menerapkan ‘empat kartu as’ itu,” ujar Tenaga Ahli KONI RI itu.

Untuk menjadi wartawan yang sukses di masa depan, Aqua mengingatkan wartawan untuk rajin membaca, mengikuti perkembangan teknologi, dan berita yang akurat, selalu meningkatkan kemampuan untuk mewawancarai narasumber, meningkatkan keterampilan menulis, tidak malu belajar pada wartawan lain, serta perluas jaringan terkait dengan informasi.

“Selalulah jaga, pelihara, kembangkan, tingkatkan silahturahim tanpa pamrih dengan semua pihak. Lakukanlah itu secara konsisten,” bilangnya seraya menjelaskan bila kehidupan wartawan itu sederhana.

reporter | Thamrin Samosir

Related posts

Leave a Comment