Sirat Gorga Bukan Cuma untuk Raja, Kini Jadi Mahkota Anak Muda

Salah satu produk inovatif dan kreatif Batakologi yang saya temukan di Pasar Buah Berastagi adalah 'ikat kepala Sirat Gorga Batak'.

TEMPAT wisata satu ini, ternyata tidak kalah menarik dengan tempat wisata yang lain. Bukan hanya menjual buah-buahan dan makanan saja, akan tetapi juga banyak produk-produk inovatif dan kerajinan tangan yang bermakna batakologi.

Di mana kah tempat wisata tersebut? Tentu saja di Pasar Buah Berastagi namanya.

Produk inovatif dan kreatif Batakologi adalah hasil karya yang memadukan nilai-nilai Budaya Batak dengan pendekatan modern dan kreatif. Produk-produk ini tidak hanya sekadar replika atau tiruan dari benda-benda tradisional, tetapi merupakan interpretasi baru yang relevan dengan zaman
sekarang.

Salah satu produk inovatif dan kreatif Batakologi yang saya temukan di Pasar Buah Berastagi adalah ‘ikat kepala ‘Sirat Gorga Batak’.

Sirat Gorga Batak merupakan salah satu jenin kain Tenun Batak yang memiliki ciri khas geometris yang berwarna-warni dan kaya akan makna.

Motif yang dominan ialah garis lurus, zigzag, dan bentuk geometris lainnya yang saling bersilangan, dengan menggunakan kombinasi warna merah, hitam dan putih. Warna-warna ini memiliki makna simbolis dalam Budaya Batak.

Sirat Gorga ini biasa digunakan sebagai pengikat kepala. Setiap motif pada Sirat Gorga memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan kehidupan, alam, dan kepercayaan masyarakat Batak.

Sirat Gorga juga bukan hanya sekedar kain tenun, tetapi juga merupakan warisan budaya yang sangat berharga bagi masyarakat Batak. Sirat Gorga Batak ini biasa dipakai dengan diikatkan ke kepala dan biasanya digunakan untuk para pria saja.

Harganya yang bersahabat dengan kantong para pembeli, Sirat Gorga ini dijual hanya Rp10.000,00 per pcs.

Sangat amat sayang, jikalau berkunjung ke tempat wisata satu ini, tidak membeli Sirat Gorga ataupun produk-produk dan kerajinan tangan batakologi lainnya.

Tantangan terbesar adalah menjaga keaslian dan nilai-nilai Budaya Batak dalam setiap inovasi produk. Perubahan yang terlalu modern dapat menghilangkan esensi dari budaya itu sendiri.

Di sisi lain, produk harus tetap relevan dengan zaman agar menarik minat konsumen modern. Menemukan keseimbangan antara tradisi dan tren masa kini adalah kunci agar produk jadi inovatif dan kerajinan tangan Batakologi ini tidak hilang, dan dapat juga dapat membantu perekonomian penduduk di Berastagi. (penulis: Nori Simatupang/Fakultas Ilmu Budaya USU – Prodi Sastra Batak)

Related posts

Leave a Comment