TRADISI ‘mangarihiti’ adalah kegiatan tahunan membersihkan makam, menabur pasir, dan memberikan penghormatan kepada nenek moyang.
Aktivitas ini biasanya dilakukan menjelang Perayaan Paskah, terutama di kalangan Batak Kristen, sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang telah meninggal dan menjaga hubungan dengan nenek moyang.
Mangarihiti juga berfungsi sebagai simbol kebersamaan, karena menjadi momen di mana keluarga besar berkumpul, termasuk para
perantau yang sengaja pulang untuk mengikuti tradisi ini.
Kegiatan ini mencerminkan nilai Adat Batak, seperti kasih sayang, penghormatan, dan pelestarian hubungan antar-generasi, serta memperkuat identitas budaya di tengah arus modernisasi.
Dengan berkembangnya teknologi, tradisi Mangarihiti dapat didokumentasikan dalam bentuk tulisan, video, atau foto untuk memastikan bahwa nilai-nilai luhur ini tidak hilang.
Pendokumentasian juga dapat membantu menyebarkan kesadaran tentang pentingnya menjaga warisan budaya. Tradisi ini menggambarkan harmoni antara adat, iman, dan solidaritas keluarga, menjadikannya salah satu warisan yang patut dijaga untuk generasi mendatang. (Penulis: Juwita Paramita Tampubolon/Fakultas Ilmu Budaya USU – Prodi Sastra Batak)