topmetro.news, SERGAI – Suasana duka menyelimuti Dusun Kedondong, Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, setelah salah satu warganya, Sarbaini alias Amang (50), ditemukan tewas mengenaskan usai tertabrak kereta api penumpang Sribilah No. KA U 52 tujuan Medan–Rantau Prapat, Jumat (1/8/2025) sekitar pukul 10.00 WIB.
Insiden tragis ini terjadi di jalur rel aktif KM 42,0 yang membentang di Dusun I, Desa Pematang Sijonam, Kecamatan Perbaungan. Saat kejadian, korban diketahui sedang mencari rumput di sekitar area rel — aktivitas rutin yang kerap ia lakukan sebagai buruh tani untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Menurut keterangan saksi mata, korban diduga tidak menyadari datangnya kereta yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Medan.
“Sepertinya korban sedang fokus memotong rumput dan tidak sadar ada kereta datang. Saat itu jaraknya sudah terlalu dekat untuk menghindar,” ujar Abdul Karim (60), tetangga korban yang turut menyaksikan kejadian tersebut.
Saksi lainnya, Topik Firmansyah (24), menambahkan bahwa masinis kereta telah membunyikan klakson berulang kali. “Tapi korban tetap berada di lintasan. Semuanya berlangsung sangat cepat. Kami juga tak sempat memberi peringatan,” ucapnya.
Benturan keras pun tak terelakkan. Tubuh korban terpental beberapa meter dari lokasi dan meninggal dunia di tempat akibat luka serius di bagian kepala dan tubuh.
Pihak kepolisian dari Polsek Perbaungan yang menerima laporan warga langsung turun ke lokasi kejadian. Kanit Reskrim IPDA SH. Nauli Siregar, SH memimpin langsung proses olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan keterangan para saksi.
Jenazah korban kemudian dievakuasi ke RSU Melati Perbaungan untuk pemeriksaan medis sebelum diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Kapolsek Perbaungan AKP S. Gurusinga dalam keterangan resminya menyampaikan belasungkawa dan mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati.
“Kami turut berduka cita atas musibah ini. Kami mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas di sekitar jalur rel karena sangat berbahaya,” tegasnya.
Jalur rel KM 42,0 dikenal sebagai jalur aktif yang cukup padat, menghubungkan Medan dan Rantau Prapat. Kereta Sribilah yang melintas di jalur ini melaju dengan kecepatan tinggi sesuai jadwal reguler.
Meski demikian, tak sedikit warga sekitar yang memanfaatkan area dekat rel untuk kegiatan pertanian, menggembala ternak, atau mencari rumput, tanpa memperhatikan aspek keselamatan.
Menurut data warga, peristiwa kecelakaan di jalur tersebut bukan yang pertama terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir, sedikitnya dua insiden serupa tercatat di lokasi yang sama.
Kondisi ini memperkuat urgensi akan peningkatan edukasi keselamatan dan pemasangan rambu-rambu peringatan di jalur rel yang rawan aktivitas masyarakat.
Sementara itu, suasana haru menyelimuti rumah duka. Sarbaini dikenal sebagai sosok pekerja keras, rendah hati, dan penyayang keluarga. Kepergiannya yang mendadak meninggalkan duka mendalam bagi istri dan dua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah.
“Beliau orang baik, tak banyak bicara, tapi pekerja keras. Hidupnya susah, tapi tak pernah mengeluh,” ujar seorang tetangga yang turut melayat.
Jenazah Sarbaini dimakamkan pada sore harinya di pemakaman umum desa dengan prosesi sederhana yang diiringi isak tangis keluarga dan kerabat.
Reporter | Fani