topmetro.news, Bandung – Warga etnis Simalungun di Bandung Raya kembali mengukuhkan komitmennya untuk melestarikan dan memajukan kebudayaan mereka. Dalam Musyawarah Cabang (Muscab) I DPC Pemangku Adat dan Cendekiawan Simalungun/Partuha Maujana Simalungun (PACS/PMS) Bandung Raya, yang digelar pada Sabtu, 2 Agustus 2025, Marittan Purba terpilih sebagai Ketua DPC PACS/PMS Bandung Raya untuk masa bakti 2025-2030.
Pemilihan ini juga diikuti dengan penetapan pengurus lainnya, termasuk Dewan Penasihat, Pengurus Harian, serta Ketua dan Anggota Bidang yang akan memimpin berbagai program kebudayaan Simalungun di wilayah Bandung Raya.
Dalam pidatonya, Marittan Purba yang juga seorang purnawirawan TNI AD menegaskan bahwa PACS/PMS Bandung Raya akan menjadi wadah resmi yang mengayomi seluruh warga Simalungun di kawasan tersebut, tanpa memandang agama, profesi, atau marga. “Kami bertujuan untuk menghimpun, mengembangkan, dan mengkoordinasikan potensi yang ada demi pemajuan kebudayaan Simalungun. Ini adalah langkah awal yang penting bagi kita semua,” ungkap Marittan.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan program kerja yang akan dijalankan ke depan sangat bergantung pada kerjasama yang solid di internal organisasi serta dukungan eksternal. “Kami ingin kebudayaan Simalungun tidak hanya dipertahankan, tetapi juga diperkenalkan dan dipraktikkan secara luas di Tatar Sunda, terutama di Bandung Raya,” tambahnya.
Kebudayaan Simalungun, menurut Marittan, meliputi berbagai aspek seperti upacara adat, tari tortor, musik, lagu, pakaian adat, hingga ornamen Simalungun yang harus dilestarikan. Dalam hal ini, DPC PACS/PMS Bandung Raya akan bekerjasama dengan komunitas-komunitas Simalungun yang sudah ada di Bandung Raya, seperti perkumpulan marga dan gereja-gereja Simalungun.
Desmanjon Purba, Sekretaris terpilih DPC PACS/PMS Bandung Raya, menjelaskan bahwa kebudayaan Simalungun mencakup tiga aspek utama: gagasan dan ideologi, perilaku sosial masyarakat (ritual dan adat), serta hasil karya manusia (seperti seni rupa, sastra, dan kerajinan tangan). “Kami berkomitmen untuk menggali, memelihara, dan mewariskan seluruh bentuk kebudayaan Simalungun kepada generasi muda,” ujarnya. Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan adalah bahasa Simalungun sebagai alat ekspresi budaya yang harus terus dipelajari dan diproduksi, baik melalui sastra lisan maupun tulisan.
Sementara itu, St. Em. Rajaumbang Saragih dan K.H. Beno Purba, yang juga menjabat sebagai Penasihat DPC PACS/PMS Bandung Raya, memberikan apresiasi terhadap program kerja yang sudah disusun dalam Muscab. Mereka menekankan perlunya memilah program kerja yang akan dijalankan berdasarkan prioritas jangka pendek, menengah, dan panjang. “Ke depan, kami berharap SK definitif DPC PACS/PMS Bandung Raya dapat segera diterbitkan, dan pengurus yang baru dapat segera dilantik untuk memulai tugasnya,” kata K.H. Beno Purba, yang juga aktif di PCNU Kabupaten Bandung Barat.
Peserta Muscab lainnya, seperti Hamonangan Saragih, S.H., Muin Sijabat, S.T., dan Daniel Damanik, S.I.Kom., mengusulkan agar DPC PACS/PMS Bandung Raya dapat membangun badan usaha yang mampu mendukung pendanaan program kebudayaan. Usaha yang dapat dikembangkan antara lain bertani, beternak, serta menyediakan jasa sewa alat musik Simalungun, pembuatan foto dan video, serta dekorasi adat.
Muscab 1/2025 ini menandai langkah awal yang signifikan bagi etnis Simalungun di Bandung Raya dalam upaya melestarikan, mengembangkan, dan memperkenalkan kebudayaan mereka ke generasi mendatang, sekaligus mempererat solidaritas antar warga Simalungun di wilayah ini.