topmetro.news, Deli Serdang — Kematian tragis Hendra Tarigan (52), warga Dusun 2, Sukabekan, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, yang ditemukan tewas akibat luka tembak di kepala, memunculkan dugaan kuat adanya aksi pembunuhan berencana. Kuasa hukum keluarga korban, Irwansyah Nasution, mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas peristiwa ini, termasuk asal-usul senjata api rakitan yang diduga digunakan dalam aksi penembakan tersebut.
“Telah terjadi penembakan yang menyebabkan satu orang meninggal dan tiga lainnya luka-luka. Kami telah membuat laporan ke Polrestabes Medan,” ujar Irwansyah saat ditemui di depan kamar jenazah RS Bhayangkara Medan, Selasa (26/8).
Menurut keterangan yang dihimpun dari pihak keluarga dan para saksi, korban Hendra Tarigan diduga ditembak dari jarak dekat saat hendak menjemput abangnya di sebuah warung kopi. Pelaku disebut berinisial M dan memiliki hubungan dengan pemilik warung berinisial R, yang juga diduga sebagai pelaku utama penembakan. Kuasa hukum menyebut korban saat itu tidak sedang terlibat konflik, dan hanya menjalankan tugasnya sebagai penjaga kebun kopi.
Selain Hendra, tiga korban lain turut mengalami luka-luka, masing-masing adalah: Ahmad (luka tembak di kaki), Ari (luka bacok di punggung), Hendrik (luka tembak di kaki).
Irwansyah menyatakan bahwa pihaknya menduga pelaku lebih dari satu orang dan kuat kemungkinan senjata yang digunakan merupakan senjata rakitan.
“Kami ingin kepolisian tidak hanya menangkap para pelaku, tapi juga menelusuri dari mana asal senjata api rakitan ini. Korban ditembak dari jarak dekat, ini tidak bisa dianggap sebagai insiden biasa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Irwansyah menambahkan bahwa berdasarkan kesaksian yang dikumpulkan, suara letusan terdengar hingga lima kali setelah korban tersungkur. Hal ini memperkuat dugaan adanya unsur kesengajaan dan rencana dalam aksi penembakan tersebut.
Seorang saksi mata, Boy Ginting, membenarkan hal itu. “Saya dengar lebih dari lima kali suara tembakan dari arah kanan. Setelah Hendra jatuh, kami ingin membawanya ke rumah sakit, tapi masih ditembaki oleh pelaku,” ungkap Boy.
Ia juga menguatkan pernyataan bahwa pelaku diduga memiliki peran sebagai penadah hasil kebun kopi curian. Diduga, keberadaan korban sebagai penjaga kebun menghambat aktivitas ilegal tersebut.
Pihak keluarga dan kuasa hukum berharap polisi segera menangkap para pelaku dan memberikan hukuman maksimal, serta mengungkap apakah ada pihak lain yang menyuruh atau mendukung aksi tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan pernyataan resmi terkait perkembangan penyelidikan kasus ini.
Reporter: Suriyanto
