Paket Ekowisata Mangrove Masih Menjadi Daya Tarik Istimewa yang Dikembangkan KTH Sejahtera Secanggang

topmetro.news, Langkat – Program Kemitraan Antara Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) Sejahtera Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat mulai berjalan. Sebagai bagian dari upaya pelestarian dan pengembangan ekowisata mangrove yang memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat setempat.

Konsep KTH Sejahtera Wisata Mangrove Jaring Halus ini melibatkan kombinasi antara pengembangan ekowisata dan pelestarian lingkungan, dimana masyarakat dapat sejahtera tanpa merusak hutan mangrove. Hal itu diungkapkan Ketua KTH Sejahtera Muhammad Aliandi Syahputra, di Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Senin (22/9/2025).

“Kami dari Kelompok Tani Hutan Sejahtera berusaha melestarikan hutan mangrove. Dengan cara melakukan upaya penanaman bibit mangrove, menjaga keseimbangan ekosistem, dan mencegah abrasi. Kami juga berpesan kepada masyarakat untuk mencintai lingkungan dengan cara sederhana janganlah membuang sampah sembarangan. Karena jalur air Sungai Wampu dan Sungai Bingai di hulu, semua bermuara ke jalur paluh laut hingga ke Jaring Halus,” ujar Aliandi.

Aliandi menambahkan, KTH Sejahtera juga mengembangkan potensi hutan mangrove menjadi destinasi paket ekowisata dengan menawarkan wisata menanam mangrove, melihat hasil penanaman pohon cemara, melihat belangkas, habitat tuntong laut, menangkap kepiting, melihat burung migran di pulau burung, wisata menyusuri lokasi kalong raksasa kepak sayap berdiameter mencapai 2-3 meter, wisata menyusuri kawasan hutan mangrove, dan menyusuri hutan adat Desa Jaring Halus yang merupakan hutan mangrove tertua di wilayah Sumatera Utara. Dalam paket Ekowisata tersebut juga ditambah dengan sajian makan siang aneka seafood.

“Kami sudah kedatangan turis mancanegara yang masuk dari sejumlah negara dan mereka sangat tertarik dengan sajian hutan mangrove yang ada. Mereka berjanji akan datang lagi untuk berburu hewan reptil seperti ular dan buaya. Terima kasih kepada BBKSDA Sumatera Utara atas dukungan, bantuan dan supportnya, sehingga kami bisa berjalan,” ujar Aliandi.

Kepala Seksi KSDA Wilayah II Stabat, Bobby Nopandry menyebutkan, KTH Sejahtera mencoba membuat paket wisata. Menjual paket untuk menikmati paket wisata masuk ke wisata SM Karang Gading/Langkat Timur Laut lalu sampai juga ke Desa Jaring Halus. Itu salah satu program yang kebetulan memang idenya itu muncul button up dari KTH Sejahtera membuat bisnis model. Setelah dianalisa, akhirnya berwujud pada paket wisata mangrove.

“Ini bukan kebetulan. Perhatian dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Kehutanan, biasanya kalau masuk ke suaka margasatwa itu memakai surat izin memasuki kawasan konservasi. Karena kalau masuk ke kawasan konservasi itu tujuannya hanya untuk riset dan pendidikan. Kemudian yang masuk memakai tiket itu Taman Wisata Alam Sibolangit sama Taman Nasional seperti Tangkahan dan Bukit Lawang. Jadi masuk ke Suaka Margasatwa itu agak ribet apalagi dibuat tempat wisata. Namun di tahun 2024 itu muncul sistem tiketing paket wisata dan itu diterapkan di SM Karang Gading/Langkat Timur Laut,” ujarnya.

Dijelaskan Bobby, untuk harga tiket masuk ke kawasan wisata Suaka Margasatwa Karang Gading/Langkat Timur Laut itu bagi wisatawan mancanegara dikenakan tiket masuk Rp150 ribu per orang, sedangkan untuk wisatawan domestik (lokal) Rp.25 ribu per orang. Sementara untuk paket lengkap eko wisata plus makan siang, dikenakan sebesar Rp200 ribu/orang,” terang Bobby.

Sementara itu, Kepala Bidang KSDA Wilayah I Kaban Jahe, Amenson Girsang mengatakan, BBKSDA Sumatera Utara memiliki program pemberdayaan masyarakat yaitu peningkatan ekonomi masyarakat. Khusus kepada masyarakat atau kelompok tani hutan yang berada di sekitar kawasan hutan Suaka Margasatwa Karang Gading/Langkat Timur Laut.

“Saat ini ada 17 desa yang merupakan desa penyangga. Masing-masing desa ada satu kelompok tani yang kita lakukan pemberdayaan. Khusus yang di Desa Tanjung Ibus, Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat ada KTH Sejahtera yang diketuai Muhammad Aliandi Syahputra mereka memilih programnya wisata alam, semua kelompok kita dukung,” ujar Amenson.

Amenson juga menegaskan, jika masyarakat di sekitar wisata mangrove, diberi kesempatan selama 10 tahun untuk beraktivitas melakukan pengembangan usahanya.

“Dengan catatan, setelah 10 tahun, mereka diberikan kesempatan untuk memanfaatkan kawasan mangrove untuk mengais rezki dengan tetap menjaga, menanam dan merawat mangrove. Dan setelah 10 tahun, kami meyakini masyarakat sudah berhasil memperoleh hasil yang signifikan dan harus keluar dari aktivitas kawasan mangrove untuk berusaha dari hasil aktivitasnya selama ini,” urainya.

Hasil penelusuran awak media yang diajak meliput kegiatan paket ekowisata mangrove oleh BBKSDA Wilayah I dan Wilayah II yang dimulai dari lokasi dermaga KTH Sejahtera di Desa Bubun Kecamatan Secanggang, pada Senin (21/9/2025) pagi hingga sore hati, terlihat jika adanya perubahan kultur air di jalur muara menuju Jaring Halus.

“Beberapa tahun belakang ini, kondisi air berwarna keruh dan rasanya tidak payau maupun asin. Struktur air sudah tawar. Dulu di jalur ini masih banyak ikan kerapu dan ikan laut lainnya. Bahkan, di berberapa kesemapatan, terlihat adanya aktivitas ikan lumba-lumba yang menjadi daya tarik. Namun, saat ini banyak di beberapa bagian pulau mangrove, telah ditumbuhi rumput-rumput liar yang menandakan rasa air jalur ke muara laut ini sudah menjadi tawar dan berwarna keruh. Apakah faktor semakin banyaknya lahan yang dialihfungsikan menjadi kebun kelapa sawit atau tidak, ini masih dalam proses penelitian,” ujar Aliandi.

reporter | Rudy Hartono

Related posts

Leave a Comment