Ryanvaldo Joshua Tambunan Disiksa oleh Ayah Pacarnya Bersama Orang Suruhan

topmetro.news, Medan – Ibu mana yang tidak menangis dan hancur hatinya saat mendapatkan anak menjadi korban penganiayaan. Apalagi, para pelaku bertindak sadis tanpa belas kasih, meski korban menjerit dan mohon ampun karena kesakitan!

Cerita ini terungkap saat Tiur Marisi Boru Simaremare (51) minta perlindungan hukum kepada Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI) Wilayah Sumut Ganda Maruhum Napitupulu SH MH, Kamis (2/10/2025) pagi, di Medan

Ia pun sangat tidak menyangka anaknya, Ryanvaldo Joshua Tambunan, menjadi korban penganiayaan.

Menurutnya, Ryanvaldo Joshua, pemuda lajang kelahiran Medan 26 tahun lalu ini, seperti biasa, tetap menjalankan profesinya sebagai supir Bus Almasar. Namun tanpa diduga, setibanya korban di terminal Bus Almasar, Kabanjahe, sekitar pukul 09.00 WIB, saat akan melapor ke loket, korban dipepet seseorang yang diduga bernama Robi Sitepu.

Korban langsung dipaksa untuk masuk ke dalam mobil mini bus Toyota Avanza.

Saat korban dipaksa masuk ke dalam mobil tersebut, korban melihat telah ada seorang lelaki yang disebut adalah ayah Rahel. Lelaki paruh baya itu diduga merupakan bapak dari teman wanita korban yang bernama Rahel.

Tiur Marisi Boru Simaremare menuturkan, anaknya Ryanvaldo Joshua memang bertengkar dengan pacarnya bernama Rahel Sitepu. Disebutnya, Rahel adalah seorang mahasiswi di Poltekis Medan.

Ibunda korban juga menyebut, memang sebelumnya korban ada mengirim pesan melalui WA kepada pacarnya itu, berupa makian serta ancaman.

Lebih lanjut dalam pengungkapannya, ibunda korban menyebutkan, selepas dari terminal Bus Almasar, Kabanjahe, mobil yang digunakan untuk menculik korban, dikemudikan ayah Rahel.

Di dalam mobil, korban ditanyai sambil dipukuli oleh Robi Sitepu dan dibawa ke Kolam Pancing Tasima, Kabanjahe.

“Sesampainya di kolam pancing, korban langsung dicekik dan dihempaskan ke tanah oleh Robi Sitepu. Kemudian ayah Rahel dan Robi Sitepu mengambil bambu dan selang dari dalam mobil yang digunakan untuk menyiksa korban.

“Selanjutnya datang seorang yang dikenal bulangnya Rahel, turut juga memukuli korban,” beber Tiur.

Ibunda korban juga membeberkan bahwa handphone (HP), KTP, dan SIM milik korban, juga dirampas ayah Rahel. Dia meminta password dan membaca isi chat WA korban kepada Rahel untuk kemudian kembali memukuli korban.

“Meski korban telah meminta ampun kepada para pelaku, namun korban tetap dipukuli,” beber Tiur lagi.

Selanjutnya korban dibawa kembali ke Loket Almasar. Sesampainya di loket tersebut, mandor Almasar bernama Andri Ginting, ikut memukul sambil merampas uang setoran sebesar Rp200 ribu dari kantong celana korban.

“Anak saya kembali dibawa menggunakan mobil Avanza itu melewati Kolam Tasima. Sepanjang perjalanan korban masih dipukuli. Dan di dalam mobil, ayah Rahel mengatakan kepada korban, ‘kau kalau nggak mati, maka akan kubuang ke jurang’,” ungkap Tiur menirukan ucapan pelaku.

Kemudian mobil masuk ke loket Bus Sutra di Kabanjahe. Korban dibawa ke belakang Loket Sutra dan tetap mendapatkan pemukulan. Ayah Rahel mengambil balok dan memukul kepala korban serta tangan korban yang mengakibatkan tangan korban patah tulang.

“Setelah anak saya tergeletak tak berdaya, datanglah tiga orang di mana dua orang berpakaian polisi dan satu orang pakaian sipil. Seorang polisi diduga bernama Aipda Tarigan mengangkat korban ke dalam mobil polisi dan membawa ke rumah sakit. Saat dibopong, anak saya melihat polisi ada berkomunikasi dengan para pelaku. Di dalam mobil, anak saya mendengar Aipda Tarigan berbicara dengan komandannya melalui HP menanyakan apakah mau dibawa ke polres atau ke rumah sakit. Lalu korban dibawa ke rumah sakit,” papar Tiur Simaremare.

Dijelaskan Tiur, saat ini anaknya sedang dirawat di RS Kabanjahe dengan kondisi luka serius. Dan tindak penganiayaan ini sudah dilaporkan ke Mapolres Tanah Karo dengan STTPL/B/444/X/2025/SPKT/Polres Tanah Karo/Polda Sumut ditandatangani Venetra Sanwelpry Tarigan.

sumber | RELIS

Related posts

Leave a Comment