3 Santri Penghafal Alquran Temui Anggota DPRD, Ini Keluhannya!

TOPMETRO.NEWS – Wakil Ketua DPRD Medan, Iswanda Ramli mendorong Pemerintah Kota(Pemko) Medan memberikan perhatian dan pendanaan bagi sejumlah pondok pesantren (ponpes) yang ada di Medan.Karena, keberadaannya sangat membantu pemerintah terutama di bidang pendidikan.

“Sama halnya seperti sekolah, Ponpes juga merupakan benteng moral umat dari pengaruh perbuatan munkar dan membantu pemerintah khususnya Pemko Medan dalam mencerdaskan bangsa. Maka, bantuan dari Pemko Medan bagi berlangsungnya lembaga pendidikan agama ini sangat diharapkan,” katanya saat menerima tiga orang santri dari pesantren tahfiz Quran, Al Qurro’ wal Huffadz, di ruang kerjanya, kemarin.

Dalam kesempatan itu, politisi Golkar itu juga mengapresiasi pesantren tahfiz Quran, Al Qurro’ wal Huffadz yang telah mencetak generasi muda yang mampu menghafal Al Qur’an.

Nanda begitu sapaan akrabnya, mengungkapkan dengan menghafal Al Qur’an, tidak hanya membuat generasi muda Islam cerdas, namun juga mendidik generasi muda Islam memiliki akhlak yang mulia.

“Secara pribadi, saya sangat mengapresiasi para santri tahfiz Quran tersebut. Karena masih kecil sudah bisa menghafal Al Qur’an sampai 18 juz,” ungkapnya yang didampingi sejumlah anggota DPRD Kota Medan lainnya diantaranya Modesta Marpaung, T Eswin dan Deni Maulana Lubis.

Sebagai pesantren yang mendidik para santri yang kurang mampu, Iswanda Ramli mengungkapkan pesantren itu menjadi contoh yang baik dan patut ditiru.

“Pesantren tahfiz Quran yang berlokasi di Jalan Letda Sudjono itu menjadi ladang amal bagi kita umat Islam untuk memberikan bantuan kepada pesantren itu. Karena, pesantren sudah mendidik para santrinya yang kurang mampu,” pungkas Ketua PDK Kosgoro 1957 Medan itu.

Senada, anggota Komisi B, Modesta Marpaung juga meminta kepada Pemko Medan untuk memberikan perhatian kepada instansi pendidikan, seperti pesantren tahfiz Quran, Al Qurro’ wal Huffaz tersebut.

“Soalnya, Pemko Medan memiliki anggaran untuk pendidikan dan pesantren tahfiz Quran itu perlu diperhatikan karena telah memberikan pendidikan kepada anak-anak yang kurang mampu,” ujarnya.

Ketiga santri yang diterima Iswanda tersebut, M Zulhikmah Nasution, M Alfadillah Hamid, dan Dian Rahmat Wijaya. Mereka masih berstatus Santri Tsanawiyah (setingkat SMP-red).

Sementara, salah seorang santri M Zulhikmah Nasution dalam kesempatan itu menyampaikan, saat ini yang masih menjadi kendala di Pondokan mereka adalah mengenai pembebasan lahan Asrama mereka.

Menurutnya, pihak mereka masih mengumpulkan dana agar bisa membebaskan lahan Asrama tersebut untuk menjadi milik mereka.

“Lahan itu luasnya 28 x 14 meter per segi, dan harga lahan yang akan kita bebaskan itu Rp465 juta. Dan Insya Allah, dana yang masih kita butuhkan tinggal sekitar lebih kurang Rp100 juta lagi,” ucap Zulhikmah yang telah hafal Alquran 18 Juz ini.

Saat kebersamaan itu juga sempat diwarnai dengan dikumandangkannya ayat-acat suci Alquran, dikumandangkan oleh santri M Alfadillah Hamdi yang sudah bisa menghafal sebanyak 4 Juz.

Masih dalam kesempatan itu, Deni Maulana Lubis berharap pesantren tidak hanya membekali santri dengan ilmu agama, melainkan juga perlu mempersiapkan santri menjadi pemimpin di masa depan kelak.

“Kedepannya pesantren harus mendidik dan bisa melahirkan kader-kader yang punya wawasan dan pemahaman politik yang mumpuni, agar mampu bersaing di kancah lokal maupun nasional,” kata politisi Nasdem itu.

Ia beranggapan, peran serta kontribusi dari kalangan aktivis Islam masih sangat minim dalam pengambilan kebijakan di pemerintahan.

“Olehnya harus ada generasi yang bisa menemani dan bisa mengantikan kami di posisi ini kelak,”pungkasnya.(TM/04)

Related posts

Leave a Comment