TOPMETRO.NEWS – Pembetonan jalan yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum ( PU) Medan dikeluhkan oleh masyarakat yang bermukim di kawasan Kecamatan Medan Denai. Sebab, pembetonan tersebut malah menimbulkan masalah baru yakni tidak berfungsinya sistem drainase.
Kondisi ini diperparah saat hujan yang membuat kawasan Jalan Denai menjadi banjir. M Daud, salah seorang warga Jalan Denai, Gang Buntu mengatakan proyek penggalian drainase di jalan Kota Medan dalam beberapa hari terakhir ini semakin meresahkan masyarakat.
Hal ini disebabkan tumpukan tanah hasil galian membuat kemacetan di berbagai ruas jalan dan terganggunya aktivitas ekonomi, akibat dibongkarnya jalan masuk ke rumah-rumah toko yang menjadi pusat penjualan kebutuhan masyarakat.
“Padahal penggalian drainase dilakukan setiap tahun di kota Medan alasannya pengendalian banjir. Tetapi setiap musim hujan, banjir pun tetap datang. Ada dugaan bahwa penggalian drainase ini tidak dilakukan tuntas,” katanya saat Reses III Tahun 2017 Anggota DPRD Medan Deni Maulana Lubis di Jalan Denai Gang Buntu akhir pekan lalu.
Menyikapi itu, Deni Maulana Lubis menilai pengorekan drainase tertutup yang berada di sepanjang Jalan Denai dilakukan tanpa perencanaan yang baik. Karena tetap menjadi langganan banjir.
“Adalah pekerjaan sia-sia bila proyek penggalian drainase tidak dilakukan secara terencana, karena banjir akibat limpahan hujan tidak dapat teratasi, “ungkap Deni Maulana.
Namun demikian, kita sebagai warga kota Medan juga harus turut berperan dalam memelihara saluran drainase atau parit jalan minimal yang ada di depan rumah kita.
“Jangan kita hanya menyalahkan perencana pembangunan, tetapi kita sendiri tidak mau berperan aktif membantu lancarnya sistem drainase yang ada di depan rumah kita. Bila sudah disediakan tempat penampungan sampah disekitar pemukiman kita. mari kita buang sampah di tempat yang sudah disediakan, ” pungkasnya.(TM/04)