Diserang ‘Hama Nyamuk’, Petani Paropo Dairi Gagal Panen Bawang

topmetro.news – Para petani bawang di Desa Paropo Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi mengalami kerugian sangat besar. Penyebabnya, satu tahun terakhir ini mereka terus gagal panen, karena tanaman bawang Dairi rusak diserang ‘hama nyamuk’.

Hama itu mematikan tanaman bawang dan hingga saat ini belum ditemukan racun pembasminya.

Hal itu disampaikan Kepala Desa Paropo Bongga Erwinsa Situngkir serta para petani bawang, Jeksi Situngkir, Pdt Porma Situngkir, Bena Sihaloho, dan sejumlah masyarakat lain kepada anggota DPRD Sumut Toni Togatorop SE MM, Kamis (8/3/2018) di Jambur Desa Paropo, ketika melakukan kegiatan Reses di daerah itu.

“Penyakit hama nyamuk ini muncul menyerang tanaman bawang di Silahisabungan pada awal 2017 lalu. Sehingga banyak petani mengalami kerugian besar, karena gagal panen, sehingga produksi bawang dari Desa Paropo turun drastis,” ujar Bongga di hadapan Toni Togatorop, disaksikan Camat Silahisabungan, mewakili Polsek Sumbul Saragih, tokoh masyarakat, pelajar, dan ratusan masyarakat lainnya.

Ditambahkan Porman Situngkir, ‘hama nyamuk’ ini sebangsa kutu atau nyamuk kecil menyerang daun bawang. Jumlahnya ribuan atau bahkan sampai jutaan. Asal sudah dihinggapinya, daun menjadi layu dan mati. Sampai saat ini masyarakat petani sangat kesulitan membasminya, walaupun sudah digunakan berbagai macam racun.

TAK MEMPAN DIRACUN

“Untuk menumpas hama nyamuk ini, kita hanya bisa menyemprot bawang dengan menggunakan racun. Tapi nyamuknya tidak pernah mati. Hanya menghindari sebentar dan sore harinya akan kembali datang menyerang,” ujar Porman.

Dengan demikian, katanya, hampir dipastikan tanaman bawah akan mati dan gagal panen. Jika pun ada yang hidup, jumlahnya sangat kecil, sehingga hasil panen petani bawang turun drastis mencapai 50 persen.

“Sebelum hama nyamuk menyerang bawang, rata-rata produksi petani bawang mencapai 1,5 ton/sekali panen, dengan bibit bawang seberat 100 kg. Tapi sekarang, dengan bibit 100 kg, hanya mampu menghasilkan maksimal 600 kg. Sehingga petani bawang saat ini sangat merugi,” ujarnya.

Selain hasil panen tidak memuaskan, tambah Bena Sihaloho, harga juga mengalami penurunan dari Rp20 ribu/kg menjadi Rp12 ribu/kg, akibat kualitas buah bawang yang terkena hama nyamuk sangat tidak memuaskan dan sulit dipasarkan. Sehingga para petani bawang sangat berharap kepada anggota dewan mencari solusinya. Bahkan di akhir pertemuan, petani mengajak Toni untuk melihat bawang yang diserang hama nyamuk.

LAKUKAN PENELITIAN

Menanggapi keluhan petani bawang, Toni Togatorop berjanji segera menyampaikan masalah itu ke Dinas Pertanian Sumut (sekarang Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura). Untuk segera melakukan penelitian sekaligus menenukan racun penangkalnya, agar jeritan petani bawang dapat segera teratasi.

“Kita mendesak Dinas Tanaman Pangan dan Hortikulura Sumut bekerja-sama dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan Dairi segera turun ke lapangan melakukan penelitian serta membawa racun penangkalnya. Jangan biarkan terus-menerus petani bawang mengalami kerugian dan gagal panen, akibat hama nyamuk,” tandas Toni yang juga Ketua FP Hanura itu. (TM-ERRIS)

Related posts

Leave a Comment