Topmetro.News – Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian merasa khawatir produktivitas industri turun. Hal itu disebabkan lantaran libur panjang Idul Fitri tahun ini lebih lama dari biasanya. Namun meski produktivitas industri turun, kalangan pengusaha jauh hari sudah bisa mengantisipasi hal itu.
“Kemarin kan transportasi barang dibatasi, ditambah liburan tentu produktivitas bulan ini pasti turun. Tapi kan bisa dikejar di kuartal III,” kata Airlangga disela-sela acara halal bi halal di kediamannya di Jakarta, akhir pekan ini.
Produktivitas Industri Turun tapi Industri Printing Meningkat
Di sisi lain, papar Menteri Perindustrian, libur panjang akan membawa dampak positif terhadap industri makanan dan minuman, serta industri pariwisata.
“Tekstil juga akan meningkat. Terlebih akan ada Pemilu, industri printing itu akan meningkat juga,” ujar Airlangga.
Sementara itu Haris Munandar, Sekjen Kementerian Perindustrian menambahkan, meski produktivitas industri turun namun bisnis alas kaki juga akan tumbuh positif saat Lebaran. “Pokoknya fashion itu bagus. Hanya saja kalau libur panjang ini pasokan untuk ekspornya yang agak terganggu,” kata dia.
Kendati begitu, dia yakin setiap industri memiliki caranya sendiri untuk mengatasi pemenuhan produk dalam negeri maupun ekspor. “Pasti mereka punya cara untuk mengantisipasi ini. Tapi ya kalau bisa liburnya jangan terlalu panjang ya,” harapnya.
Industri Pengolahan Nonmigas
Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas atau manufaktur mencapai 6,09% pada semester I/2012 atau turun 4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 6,35%.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, penurunan pertumbuhan itu terutama akibat tekanan kinerja beberapa kelompok industri, a.l. tekstil dan produk tekstil, alas kaki, kulit, dan produk kulit, serta logam dan barang dari logam.
Adapun, kelompok industri alat angkut, mesin, dan peralatannya menyumbang kinerja tertinggi yakni 8,98%, disusul industri makanan, minuman dan tembakau yang tumbuh 7,03%. Selanjutnya, industri semen dan barang galian bukan logam mencatat pertumbuhan 6,92%.
Meskipun hanya tumbuh 6,09% pada semester I, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat tetap optimistis kinerja industri manufaktur akan tumbuh sesuai dengan target tahun ini, yakni 6,8%-7,05%. (tmn)
sumber: antara