Langkat Kontributor Terbesar Produksi Padi di Sumut

langkat kontributor terbesar

Topmetro.News – Langkat kontributor terbesar dari sejumlah sentra produksi padi di Sumut. Bayangkan petani di daerah itu mampu memproduksi 539.889 ton dengan luas tanam 92.67 hektar dengan produktivitas 58,20 kwintal per hektar. Angka ini dinilai sangat tinggi bila dibandingkan dengan kabupaten atau kota lainnya. Maka selaiknya Langkat kontributor terbesar.

Yusfik Helmi, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Langkat di Stabat, Rabu (25/7/2018) mengatakan, sepanjang tahun 2017 medio Januari-Desember, petani Langkat telah memproduksi padi sebanyak 539.889 ton dengan luas tanam 92.67 hektar.

Menurut Yusfik Helmi, data produksi itu disetarakan dengan produktivitas 58,20 kwintal per hektar. Artinya, katanya lagi, angka produksi padi ini sangat tinggi bila dibandingkan dengan sentra produksi lainnya di Sumut.

Dari 33 Kabupaten/Kota Langkat Kontributor Terbesar

Menurut dia, dari 33 kabupaten dan kota di Sumut Langkat penyumbang terbesar pertama di Sumatera Utara, menyusul Kabupaten Deliserdang dan Kabupaten Simalungun.

Petani Padi Kian Bergairah

Tentu keberhasilan ini tidak terlepas dari kehendak Allah SWT, dimana petani bergairah untuk menanam padi, dengan produksi yang cukup tinggi.

“Kita ucapkan terimakasih kepada Bupati yang terus mendorong instansi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan untuk terus berbuat sehingga terus mempertahankan swasembada padi maupun beras demi mempertahankan ketahanan pangan nasional.”

Surplus Lantaran Upsus

Dari catatan Topmetro.News, produksi beras sepanjang tahun 2017 lalu secara nasional mengalami surplus. Hal itu sesuai data Kementerian Pertanian RI.

Muhammad Syakir, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mengatakan tahun lalu, produksi beras nasional surplus lantaran upaya khusus (upsus) dari Kementerian Pertanian.

“Total produksi gabah kering giling (GKG) secara nasional sekitar enam juta ton. Itu setara dengan beras tiga juta ton, padahal kebutuhannya 2,6 juta ton, sehingga kami surplus,” sebut Syakir di Bantul, Yogyakarta belum lama ini.

Related posts

Leave a Comment