topmetro.news – Hal ini masuk akal, karena dengan kecepatan yang diklaim bisa mencapai 9 mach bukan tidak mungkin Rudal hipersonic Zircon akan sangat mudah menerobos masuk dan menghancurkan sistem pertahanan milik Amerika serikat.
Komandan Komando Strategis Amerika Serikat (AS), atau Stratcom, Jendral Angkatan Udara John Hyten yang bertanggung jawab atas komando global dan kontrol semua kekuatan strategis AS. nampaknya dia mengakui dalam kesaksian Kongres pada Selasa (20/3/2019), bahwa AS tidak dapat menghentikan “rudal hipersonik” yang tak terhentikan, seperti sempat disinggung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidatonya akhir-akhir ini.
Dalam pernyatannya seperti yang dikutip dari Military.com, kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat, Jendral Hyten mengatakan bahwa AS tidak sepenuhnya siap untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh rudal hipersonik yang dikembangkan oleh Rusia dan China. Tetapi mereka siap “untuk semua ancaman,” katanya kepada para legislator.
Ketika ditanya oleh sorang senator tentang tentang perlindungan apa yang AS miliki terhadap rudal-rudal hipersonik tersebut. Hyten menjawab dengan rasa ragu.
“Ini sangat sulit, perlindungan kita adalah kemampuan pertahanan kita. Kita tidak memiliki perlindungan yang dapat melawan serangan senjata seperti itu, jadi tanggapan kita yaitu kekuatan pertahanan kita, yang terdiri dari tiga serangkai dan kemampuan nuklir, jika kita harus menanggapi ancaman semacam itu,” jawab Hyten.
Menurut laporan. Yang dimaksud dengan tiga serangkai disini adalah mengacu pada kekuatan senjata nuklir darat, laut, dan udara milik AS.
Mustahil menahan serangan Zircon
Untuk menghadapi rudal hipersonik zirkon saat ini memang mustahil bagi pertahanan udara Amerika. Meskipun memiliki pencegat rudal balistik SM-3 hingga rudal permukaan-ke-udara SM-6, kedua rudal tersebut tidak akan mampu menahan rudal Zircon, karena masing-masing ditujukan terhadap sasarn tertentu.
Rudal SM-3 bisa menahan rudal balistik yang masuk bergerak dengan kecepatan yang sama, begitu juga dengan SM-6 yang dapat menembak jatuh rudal balistik untuk jarak pendek, rudal jelajah, rudal anti-kapal maupun pesawat terbang, tetapi Zircon memiliki kecepatan 1,7 mil per detik dan bisa lebih, sehingga tidak mungkin mencegat rudal yang mempunyai kecepatan jauh lebih tinggi dari kedua rudal tersebut.
Zircon dapat membuat sistem petahanan AS menjadi abu
Hal ini sebagimana disampaikan dalam siaran televisi Russia 1, yang disiarkan pada hari minggu tanggal 17/03/2019. Dalam siaran tersebut dikatakan bahwa Zircon hipersonik terbaru diklaim akan membuat sistem pertahanan rudal Amerika Serikat (AS) menjadi debu dan Misil canggih Moskow itu bisa terbang dengan kecepatan 6.000 mph.
Televisi pemerintah tersebut juga mengejek militer Washington dengan nada ancaman. Misil Zircon atau Tsirkon pernah diuji terbang pada Desember lalu dan berhasil melesat dengan kecepatan 6.138 mil per jam (mph). Laporan berita televisi pemerintah itu disiarkan oleh Pembawa acara TV negara Rusia Dmitry Kiselyov.
Memang keberadaan rudal itu telah lama menjadi rahasia umum di antara badan-badan intelijen AS. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin baru mengonfirmasi pada pidato kenegeraan 20 Februari lalu bahwa negaranya memang mengembangkan misil Zircon.
Pengumuman Putin yang mengonfirmasi pengembangan rudal Zircon hipersonik itu muncul tidak lama setelah pemerintahan Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan menarik diri dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987. Rusia juga mengikuti jejak AS dalam upaya mengakhiri perjanjian pencegah perang nuklir tersebut.
Konfigursi Zircon
Informasi tentang Zirkon ini masih sangat langka. Sehingga tidak semua orang yang tahu. Dilaporkan bahwa senjata dengan sebutan sebagai 3M22 dan NATO menyebutnya SS-N-33. Saat ini sedang dikembangkan oleh Organisasi Produksi Ilmiah untuk pembuatan mesin, atau NPO Mash. Rudal ini diperkirakan mempunyai panjangnya 10-11 m (32-36 kaki), berat hulu ledak 300-400 kg (660-880 pon), dan punya ketinggian puncak di sepanjang lintasan antara 30-40 km (100.000-130.000 kaki).
Untuk angkatan laut Rudal ini memiliki konfigurasi dua atau bahkan tiga tahap dengan akselerasi saat peluncuran dan pendakian yang dicapai melalui penguat bahan bakar padat. Scramjet mengambil alih dalam tahapan jeajah dan terminal penerbangan.
Jenderal Victor Bondarev, mantan Komandan Angkatan Udara Rusia dan sekarang kepala komite pertahanan dan keamanan di Parlemen Rusia (Duma), mengatakan bahwa Zirkon sudah berada di gudang senjata angkatan bersenjata Rusia. Penempatan rudal ini akan dilakukan dalam kerangka Program Persenjataan Negara tahun 2018-2027.
Laksamana Muda Vsevolod Khmyrov mengatakan bahwa dari lokasi pantai, Zircon dapat menjangkau kapal perang yang berada 500 km dari garis pantai dalam waktu kurang dari 5 menit. Tentunya hal ini tidak akan memberi pertahanan udara musuh cukup waktu untuk mendeteksi ancaman yang masuk dan bereaksi terhadapnya.
Ujicoba Zircon sudah dilakukan beberapa kali
Perkembangan rudal sebagai senjata penghancur terus mengalami kemajuan, untuk menghasilkan kerusakan yang signifikan tidak hanya butuh hulu ledak yang kuat tapi juga dibutuhkan kecepatan yang sangat tinggi. Hal inilah yang terus di kembangkan oleh militer Rusia untuk menciptakan rudal hipersonik yang dapat bermanuver di udara dengan kecepatan tinggi. Rudal tersebut bernama Zircon.
Zircon merupakan rudal hipersonik manuver yang terus dikembangkan oleh militer Rusia. Uji coba pertama kali sudah pernah dilakukan dengan menggunakan pesawat pembom Tu-22M3 pada tahun 2012-2013. Kemudian dilanjutkan lagi peluncuran dengan menggunaka platform dari darat pada tahun 2015. Lalu pada tahun 2016 peluncuran tersebut berhasil dengan baik.
Ujicoba tersebut sudah dilakukan sebanyak lima kali. Dikutip dari CNBC yang melaporkan bahwa militer Rusia sudah menguji coba peluncuran rudal hipersonik Zircon terbaru pada 10 desember 2018, dari tes tersebut kecepatan tertinggi hipersonik Zircon bisa mencapai Mach 8, atau 6.138 mil per jam. Tes terbaru membuktikan bahwa Rusia mampu mengembangkan kecepatan hipersonik yang lebih tinggi lagi.
Dapat menghancurkan kapal induk dan perusak
Sebagai senjata andalan Rusia, Zircon nantinya ditargetkan akan dapat menyerang kapal-kapal di laut seperti kapal induk maupun kapal perusak musuh dengan mudah. Kecepatan hipersoninknya, sudah bisa dipastikan untuk saat ini belum dapat ditangkal oleh pertahanan udara manapun.
Zircon juga sedang terus dikembangkan selain menjadi rudal anti-kapal, rudal ini nantinya juga bisa menyerang target darat. Diharapkan Zircon akan memasuki masa produksi awal pada tahun 2021 dan layanan dengan Angkatan Laut Rusia pada tahun 2022.
Zircon dirancang untuk bisa diluncurkan dari silo peluncuran vertikal seperti pada beberapa jenis kapal Angkatan Laut Rusia seperti jenis Corvette kelas Steregushchy dan fregat kelas Admiral Gorshkov, Battlecruisers Admiral Nakhimov maupun Pyotr Velikiy. Dan bisa juga diluncurkan dari kapal selam kelas Yasen dari lokasi dan arah yang tidak terduga. (Herryansyah)
Dari berbagai sumber


