topmetro.news – Limbah merkuri dari tambang emas disebut-sebut menyebabkan masalah kesehatan di Kabupaten Mandailing Natal, Sumut. Sebab sudah 12 anak lahir dengan cacat bawaan.
Sehingga Gubernur Sumut Edy Rahmayadi langsung menyatakan, merkuri ini bersumber dari pertambangan emas ilegal di kabupaten tersebut. Saat ini sedang diambil langkah guna semua pertambangan emas ilegal itu.
Menyikapi hal itu, anggota Fraksi Gerindra DPRD Sumut Rahmat Rayyan Nasution menegaskan, bahwa menutup seluruh tambang di Madina, khususnya milik rakyat bukan solusi tepat dan bijaksana. Tapi harus dicari jalan keluar yang tepat. Karena kelainan bayi yang lahir atau cacat bawaan, belum tentu akibat dari merkuri tambang rakyat dimaksud.
“Bisa saja dari faktor lain. Oleh karena itu kita minta kepada bupati dan Gubsu agar meneliti lebih dalam lagi,” kata wakil rakyat asal pemilihan Kabupaten Madina, Tapsel, Palas, Paluta, dan Kota Padangsidimpuan ini.
Rahmat Rayyan Nasution menyatakan, jika ada kaitannya dengan merkuri, tentu menutup tambang rakyat itu bukanlah solusi. Akan tetapi dicari alternatif lain. Misalnya, jelas anggota komisi B membidangi kehutanan dan perekonomian ini, melokalisir limbah dari hasil tambang masyarakat tersebut. Lalu diolah sesuai dengan langkah langkah penanganan dan pengamanan limbah tambang.
“Sehingga menghasilkan limbah yang aman bagi kesehatan lingkungan. Logikanya, jika dilakukan penutupan, sudah pasti akan mempengaruhi terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sekitar. Untuk kita ketahui, penghasilan masyarakat sekarang terbantu dari hasil tambang tersebut,” beber Rayyan.
Cegah Masalah Baru
Sementara dari hasil komoditi karet dan sawit jauh dari harapan dan masalah harga ini sudah hampir tujuh tahun berlangsung. “Makanya perlu kita perhatikan betul. Bahwa jangan mengatasi masalah muncul masalah baru. Akan tetapi perlu dicari jalan keluar yang tepat tanpa mengorbankan yang lain,” ujarnya.
Seperti halnya di Mana Julu, kata dia, sudah puluhan tahun usaha masyarakat seperti itu. Tapi tidak ada keluhan warga terkait dengan kelainan bayi yang dilahirkan. Sementara di Mandailing Godang sudah hampir juga belasan tahun. Namun baru ada muncul informasi seperti yang diberitakan di berbagai media massa.
“Makanya kita harapkan semua pihak harus arif dan bijaksanalah untuk menentukan langkah-langkah pencegahan. Agar masalah ini teratasi dengan baik, tanpa merugikan sepihak dengan kebijakan yang diambil,” katanya.
reporter | Erris JN