Pendeta Siahaan Meninggal Dunia di Perjalanan Menuju Rumah Sakit

meninggal dunia i perjalanan

TOPMETRO.NEWS – Pendeta Siahaan dilaporkan meninggal dunia di perjalanan menuju rumahsakit (RSUD) Sidikalang. Diketahui pendeta HKBP Resort Tigabaru M Siahaan itu meninggal dunia akibat mengeluh sesak nafas.

Meninggalnya pendeta Siahaan meninggalkan kesedihan yang mendalam. Sebab beberapa warga jemaat HKBP dan keluarga mengaku sangat kecewa atas pelayanan Puskesmas Tiga Baru.

Hal itu disampaikan Kasinus Silalahi warga jemaat HKBP Tiga Baru Kecamatan Pegagan Hilir kepada beberapa wartawan, pada Senin (15/3/2021).

Menurut Kasianus Silalahi, dia ditelepon br Simamora istri Pendeta M Siahaan agar datang ke rumah dinas untuk membawa pendeta berobat dengan menggunakan mobil pendeta yang sedang mengaku emergency karena sesak nafas.

“Saya secepatnya berangkat untuk mencari pertolongan pertama dengan membawa pendeta ke Puskesmas Tiga Baru, tetapi tutup,“ keluh Kasianus.

”Saya turun dan bergegas ke rumah dokter yang juga selaku Kepala Puskesmas yang terletak persis di seberang jalan depan Puskesmas. Setibanya di depan rumah dokter itu, ada dua orang lelaki diteras. Saat ditanya mana dokter, ada pasien gawat darurat membutuhkan oksigen, tanya Kasinus, lalu dijawab seorang laki yang diketahui suami dokter bermarga Tamba. ‘tidak ada oksigen’ kata Kasianus menirukan jawaban suami dokter.

Terkait masalah itu, pihak keluarga bergegas meneruskan perjalanan menuju RSUD Sidikalang.

Sayangnya setibanya di Kecamatan Sumbul, niat mencari pertolongan pertama di Puskesmas rawat inap Sumbul, Pendeta M Siahaan sudah tidak bernyawa lagi.

Kepala Puskesmas Tiga Baru saat dr Elfida Purba ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya, membantah berita kekosongan oksigen di Puskesmas.

“Tidak benar pak informasi itu, di Puskesmas kita tetap ada stok oksigen juga oksigen listrik,” kata dr Elfida,  Selasa (16/3/2021)

Menurut dr Elfida, pukul 19.50 Wib Senin (15/3/2021) ada mobil pribadi berhenti didepan Puskesmas dan sopirnya turun menghapiri rumahnya, yang kebetulan di depan teras ada suaminya dengan adek iparnya.

Lalu sopir itu bertanya seraya mau meminjam oksigen tanpa memberitahu ada pasien yang sedang gawat darurat. Suaminya menjawab sopir itu: ‘tidak ada oksigen di rumah’. Lalu sopir itu kembali ke mobil,” ungkap dr Elfida.

Kata dr Elfida, pihaknya saat itu tidak tahu, apakah ada pasien karena posisinya ada di dapur rumahnya.

”Biasanya kalau ada pasien ke rumah, suami saya pasti selalu sampaikan sama saya dan baru pagi.”

“Inilah baru saya tahu, ada pasien dari Tiga Baru ini, yang akhirnya meninggal saat menuju Puskesmas rawat inap Sumbul.”

Terkait masalah itu, dr Elfida mengaku sudah di klarifikasi anggota DPRD Dairi dari Fraksi Golkar Jones Gurning asal Tiga Baru juga dihadiri sopir pendeta itu.

BACA SELENGKANYA | Pembunuh Pendeta dan Pembakar Posyan Bala Keselamatan Diburu ke Hutan

Seperti diwartakan TOPMETRO.NEWS sebelumnya oembakar Posyan Bala Keselamatan diduga kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang membantai satu keluarga di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11/2020). Setidaknya, ada 4 orang tewas akibat aksi pembantaian itu, 2 orang diantaranya pelayan Tuhan.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Awi Setiyono mengatakan, keempat korban bernama Yasa, Pinu, Naka, dan Pedi.

“Diduga telah terjadi pembunuhan dan pembakaran oleh kelompok Ali Kalora,” kata Awi kepada wartawan, Sabtu (28/11/2020).

Awi menerangkan, pada Jumat pagi, anggota Polsek Palolo menerima informasi dari masyarakat bahwa ada salah satu warga Dusun 5 Lewonu yang dipenggal kepalanya.

“Kemudian ada beberapa rumah dibakar OTK (orang tidak dikenal). Kemudian anggota Polsek Palolo segera mendatangi tempat kejadian perkara (TKP),” ujar Awi.

penulis | jeremitaran
sumber | mistar

Related posts

Leave a Comment