Keluar dari Stress dan Depresi dengan Terapi Musik

Masalah adalah bagian dari kehidupan manusia. Banyak yang bilang “ Selagi masih hidup pasti ada masalah”. Salah satu kalimat justifikasi yang mengkonfirmasi bahwa keberadaan masalah merupakan hal yang wajar, dan tidak perlu terlalu dipusingkan.

Ekspektasi yang tidak sejalan dengan kenyataan yang ada, menjadi sumber dari setiap masalah. Respon yang diberikan terhadap sebuah masalah bervariasi. Berat atau ringannya suatu masalah juga tergantung masing-masing orang. Masalah yang dianggap seseorang ringan, belum tentu ringan bila dialami orang lain, sehingga menjadi bijak untuk tidak membandingkan masalah kita dengan orang lain.

Masalah akan menjadi momok yang menakutkan bila tidak terselesaikan dengan cepat. Selain itu menumpuk masalah di dalam hati menambah beban di dalam pikiran. Keadaan ini pada akhirnya membuat seseorang takut, cemas,  dan khawatir, yang mana pada akhirnya situasi tersebut memicu stress dan depresi.

Seseorang yang sudah mengidap depresi memiliki kerentanan yang cukup mendalam pada mentalnya. Perasaan tidak berharga dan putus asa yang mengelilingi suasana hati orang depresi, menghantarkan mereka pada tindakan-tindakan fisik yang sangat merugikan terutama diri sendiri. Kejadian terburuk, depresi dapat menyebabkan bunuh diri. World  Health Organization (WHO) pada tahun 2018 menyebutkan bahwa hampir 800.000 orang meninggal karena bunuh diri.

Peningkatan depresi diprediksi akan meningkat setiap tahunnya.  WHO mencatat terhitung sejak 2019, ada sekitar 300 juta orang di dunia mengalami depresi, dimana 15,6 juta diantaranya adalah orang Indonesia. Angka tersebut lebih besar dari pada Data Indeks Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia tahun 2023, yang hanya menemukan 9.162.886 kasus depresi dengan prevalensi 3,7 persen.

Beberapa penangan telah dilakukan untuk menekan angka depresi. Pendekatan medis dan spiritual adalah metode terapi yang dirasa ampuh sampai saat ini. Namun menariknya, ditemukan metode baru dalam menangani kasus depresi. Penelitian yang dilakukan para ahli menemukan bahwa terapi musik salah satu tatalaksana non farmakologi yang  telah diuji keberhasilannya

Menurut Djohan (2019) musik secara umum mampu membantu seseorang untuk meningkatkan konsentrasi, menenangkan pikiran, musik membentuk nuansa ketenangan dan membantu seseorang melakukan relaksasi.  Ada 4 metode aktivitas musik yang digunakan terapis musik yaitu dengan bernyanyi, bermain musik, gerak ritmis, dan mendengarkan musik

Musik dapat berperan positif dalam kehidupan, salah satunya ada untuk pengobatan atau sudah dikenal dengan nama terapi musik. Terapi musik didefinisikan sebagai sebuah aktivitas terapiutik yang menggunakan musik sebagai media untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi.

Memilih terapi musik menjadi metode penurunan tingkat depresi adalah hal yang patut dicoba. Kehadiran musik yang bisa diakses dengan mudah dewasa ini, mendukung implementasi terapi musik secara masif terhadap pengidap depresi. Selain itu relaksasi yang ditawarkan musik bisa dicoba oleh siapapun dan dimanapun.

penulis | Agung Bukit

Related posts

Leave a Comment