Kasus Dugaan Korupsi Smartboard Disdik Langkat Naik Penyidikan, Istri PPK Turut Diperiksa Jaksa

topmetro.news, Langkat – Pengungkapan kasus dugaan korupsi pengadaan smartboard senilai Rp49,9 miliar Dinas Pendidikan Langkat pada Kejaksaan Negeri Langkat kini memasuki tahap penyidikan.

Selain memeriksa kembali sejumlah ASN pejabat Disdik, penyidik juga meminta keterangan puluhan kepala sekolah penerima smartboard yang terdiri dari kepala SDN, SMPN, dan beberapa sekolah SMP Swasta.

Sumber topmetro.news di Kejari Langkat membenarkan adanya pemanggilan serta pemeriksaan para kepala sekolah penerima smartboard di jajaran Dinas Pendidikan Langkat. “Iya benar, hari ini ada sekitar 20 orang yang kami periksa, kesemuanya para Kepala Sekolah,” ujar sumber, Selasa (26/8/2025) sore.

Pemeriksaan ini menurutnya, adalah merupakan bagian dari rangkaian penyidikan guna melengkapi alat bukti keterangan dalam konstruksi perkara. “Ini penting dan menjadi bagian dari anatomi perkara,” katanya.

Pantauan wartawan, Selasa (26/8/2025), dari puluhan kepala sekolah yang menyambangi kantor Kejari Langkat sekitar pukul 10.00 WIB, terlihat sosok Yusianti yang menjabat Plt Kepala SDN 050714 Tanjung Beringin.

Yusianti yang berstatus pegawai P3K di Disdik Langkat ini, terlihat mengendarai mobil dengan diantar suaminya Supriadi yang juga merupakan PPK pengadaan smartboard, yang saat ini perannya dinilai cukup kontroversial.

Kepada wartawan, salah satu sumber di Disdik Langkat mengungkapkan, pemeriksaan Yusianti terkait berita acara serah terima 4 unit smartboard yang ditandatanganinya selaku Kepala SMP Swasta Tunas Mandiri .

Parahnya lagi kata sumber yang mengetahui permasalahan proses pengadaan papan tulis pintar ini, bahwa penyerahan smartboard ini dilakukan oleh putra kandungnya sendiri berinisial Rom.

Rom bertugas mendampingi Misno (bendahara barang) yang menjadi penghubung maupun penunjuk lokasi keberadaan sekolah yang akan dikirimi smarboad. “Memang serakah kali Supriadi ini Bang. Semua kerjaan diatur dan dikendalikan dia, sampe anak sendiri pun ikut juga dipekerjakan,” terang sumber.

Masih menurut sumber, penyerahan 4 unit smartboard ke sekolah SMPS Tunas Mandiri menunjukkan betapa sekolah ini tergolong istimewa.

Sebab, sejak Supriadi menjabat sebagai PPTK di tahun 2023 dan dilanjutkan menjadi PPK tahun 2024, sekolah swasta ini pun mendapat kucuran bantuan secara berturut-turut dari Disdik Langkat yang bahkan dalam setahun bisa mencapai miliaran Rupiah.

“Dalam 2 tahun ini saja sekolah ini tercatat menerima bantuan fisik dan barang hingga Rp1,9 miliar belum termasuk smartboard Rp635 Juta. Lebih gilanya lagi, untuk mengelabui BPK dan APH, dalam setahun ini saja sekolah ini sudah berganti 3 kepala sekolah,” cetus sumber geram.

Sumber berharap kejaksaan Negeri Langkat segera bisa mengungkap kasus korupsi smartboard ini secara terang, sekaligus menjerat keterlibatan Supriadi sebagai PPK yang memiliki peran besar dalam kasus ini.

“Potensi kerugian negara dalam kasus ini sangat besar. Sementara dia (Supriadi) sesukanya menyalahgunakan wewenang dan berkesempatan untuk memperkaya diri. Jadi sangat layak bila penyidik menetapkan dia sebagai tersangka,” harap sumber.

Terpisah, Plt Kepala SDN 050714 Tanjung Beringin Yusianti yang juga istri Supriadi PPK disdik Langkat saat dikonfirmasi wartawan Rabu (27/8/2025), belum berhasil dikonfirmasi. Nomor WhatsApp yang biasa digunakan saat coba dihubungi ternyata tidak aktif. Bahkan chat yang dilayangkan hanya terlihat masih centang satu.

Sementara itu, Kajari Langkat melalui Kasi Intel Ika Luis Nardo SH MH saat dikonfirmasi membenarkan jika kasus smartboard Disdik Langkat sudah masuk tahap penyidikan. Namun, saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi terbaru dari Seksi Pidana Khusus.

reporter | Rudy Hartono

Related posts

Leave a Comment