Topmetro.news, SERGAI – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Tengah, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara, menerapkan prosedur ketat dalam menjaga higienitas Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Langkah ini dilakukan guna mengantisipasi risiko keracunan makanan dan memastikan setiap penerima manfaat memperoleh makanan yang aman dan layak konsumsi.
Kepala SPPG Kota Tengah, Irfan Hutasoit, S.Kep, NS, mengatakan bahwa pihaknya terus menekankan pentingnya penerapan standar kebersihan selama proses produksi makanan berlangsung.
“Saya selalu mengingatkan seluruh tim agar menggunakan alat pelindung diri (APD) dan menjaga kebersihan, terutama saat mencuci sayur dan lauk-pauk. Kebersihan menjadi hal yang sangat penting agar terhindar dari keracunan makanan,” ujar Irfan, Senin (13/10/2025) di ruang kerjanya.
Setiap hari, SPPG Kota Tengah memproduksi 3.753 porsi makanan yang didistribusikan ke 28 sekolah penerima manfaat di wilayah tersebut.
“Seharusnya total penerima manfaat sebanyak 3.975 orang. Namun, karena siswa SMK Negeri 1 Dolok Masihul sedang melaksanakan PKL, maka untuk sementara tidak disalurkan,” jelas Irfan yang saat itu didampingi Fifi Fitria (Akuntan) dan Winda Sonia Lubis (Ahli Gizi).
Selain untuk pelajar, lanjut Irfan, dalam program 3B MBG pihaknya juga menyalurkan 60 porsi tambahan kepada kelompok masyarakat lain yang terdiri dari 13 ibu hamil, 19 ibu menyusui, dan 28 balita.
Untuk menjaga higienitas selama proses pengolahan, seluruh relawan dan petugas diwajibkan mengenakan seragam kerja khusus agar mudah diawasi.
Sebelum memasuki dapur produksi, setiap petugas harus mencuci tangan, mengganti pakaian di ruang ganti yang dilengkapi locker pribadi, dan mengenakan masker, hair net, sarung tangan, celemek (colmek), serta sandal khusus.
“Aturan ini wajib dipatuhi seluruh personel tanpa terkecuali. Ini bagian dari standar operasional kami untuk menjamin keamanan makanan,” tegas Irfan.
Proses produksi makanan di SPPG Kota Tengah dimulai sejak pukul 22.00 WIB, diawali dengan persiapan bumbu dan bahan baku. Selanjutnya dilakukan proses memasak lauk hewani dan nabati, serta menanak nasi menggunakan Rice Steamer. Sekitar pukul 04.00 WIB, tim mulai memasak sayuran.
“Untuk menjaga kesegaran, sayur dimasak secara terpisah dan tidak bersamaan dengan lauk. Semua proses dilakukan bertahap agar kualitas makanan tetap terjaga,” papar Irfan.
Setelah semua masakan selesai, makanan diporsikan dan siap didistribusikan mulai pukul 03.00 dini hari hingga 07.00 WIB ke sekolah-sekolah penerima manfaat.
Sebelum makanan dikirim, terdapat petugas khusus yang bertugas mencicipi dan menguji rasa makanan untuk memastikan keamanan konsumsi.
“Kami, mulai dari Kepala SPPG, akuntan, hingga ahli gizi, turut mencicipi makanan dan mengambil sampel yang disimpan dalam wadah khusus selama 2×24 jam. Ini untuk memastikan tidak ada indikasi makanan basi atau berbahaya,” ungkap Irfan.
Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya pengawasan kualitas dan keamanan pangan, sekaligus menjamin cita rasa dan kebersihan makanan yang diterima oleh para pelajar dan masyarakat penerima manfaat.
Pihaknya memastikan seluruh peralatan dapur, wadah masak, dan perlengkapan distribusi dicuci bersih sebelum dan sesudah digunakan setiap hari.
“Kami berkomitmen menjaga kepercayaan pemerintah dan masyarakat. Program ini tidak hanya memberi makan, tapi juga mendidik tentang pentingnya higienitas dan gizi seimbang,” tutup Irfan.
Reporter | Fani