topmetro.news – Aktivis GAMKI di Medan, Gelmok Samosir menilai, pencalonan Bobby Nasution di Pilkada Medan, sangat berpotensi merusak citra Presiden Jokowi. Itu sebabnya, meski dirinya adalah Jokowers atau pendukung fanatik Jokowi, Gelmok menegaskan tak mendukung pencalonan Bobby Nasution.
“Pencalonan Bobby sangat jelas dan terbaca publik sebagai sesuatu yang dipaksakan hanya bermodalkan aji mumpung. Sebagai menantu Presiden,” tandasnya, Rabu (29/4/2020).
Tanpa memiliki pengalaman cukup dan usia masih sangat muda, menurut dia, andai terpilih, Bobby hanya akan jadi ‘boneka’ oleh koleganya yang memaksanya maju di Pilkada Medan.
“Saya melihat kemunculan Bobby yang dipaksakan jelas merusak citra Pak Jokowi. Saya dan sejumlah pendukung fanatik Jokowi meminta Bobby untuk berfikir jernih. Jangan rusak citra kesederhanaan Keluarga Jokowi hanya untuk ambisi pribadi,” tegas Gelmok.
Menurutnya, Bobby Nasution dan para koleganya mestinya melihat, bahwa banyak tokoh di Kota Medan yang kecewa. Karena ambisi mendudukkan Bobby menjadi walikota, dinilai sangat bertolak belakang dengan karakter kesederhanaan Jokowi.
Ia malah miris melihat pencalonan yang penuh ambisi itu jadi cemoohan sebagian pendukung Jokowi. “Saya kira sudah banyak ya tokoh yang secara terbuka di media sosial dan media massa mempertanyakan siapa Bobby ini dan apa pengalamannya. Sebaiknya Bobby dan koleganya jangan tutup mata. Urungkan niat menjadi calon dan cari pengalaman organisasi dulu,” ucapnya.
Walikota Masa Depan
Gelmok lantas menyarakankan, agar Bobby menunggu lima atau 10 tahun lagi. Karena menurutnya, untuk Walikota Medan di masa depan, Bobby layak didukung. “Datang lima atau 10 tahun lagi ketika sudah matang pengalaman,” katanya.
Bahkan Gelmok berjanji, jika Bobby mencalonkan diri lima atau 10 tahun ke depan, ketika usia dan pengalamannya sudah semakin matang, ia akan siap di barisan terdepan menjadi tim pemenangannya.
Mantan Sekretaris DPC GAMKI Medan ini meyakini, secara pribadi Jokowi belum merestui pencalonan Bobby. Begitu juga di internal PDIP, Gelmok melihat kader-kader internal partai, baik tingkat DPC, DPD, dan DPP lebih memilih Akhyar Nasution.
“Menjadi walikota di Medan tidak boleh asal selera kelompok tertentu. Memanfaatkan kesempatan sebagai menantu Pak Jokowi. Semua kita memang totalitas atau dukung penuh Pak Jokowi. Bukan berarti dukung Bobby. Itu sangat jauh berbeda,” katanya.
Sehingga dia merasa sangat heran, ketika ada niatan sekelompok orang ingin mendorong Bobby Nasution sebagai calon walikota. “Setiap orang sih berhak mencalonkan diri sesuai konstitusi. Tapi bukan berarti dengan cara memanfaatkan nama besar Presiden kita, pilihan rakyat,” tutupnya.
reporter | Jeremi Taran
Setuju pendapat Gelmok Samosir, tunggu matang dulu. Sekaligus pak Jokowi selesai dl.masa jabatannya.