Ayah Bejat, Tega Jual Bayi Rp30 Juta Gegara Beli Sabu

ayah bejat jual bayi

topmetro.news – Seorang ayah bejat berinisial, Sup warga Tanjungbalai yang berdomisili di Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Belawan tega menjual bayinya kepada seorang wanita dengan harga Rp. 30 Juta. Anehnya, pria 23 tahun itu melakukannya, hanya karena ingin membeli sabu.

Mengetahui perbuatan bejat pelaku, massa nyaris mengahakiminya. Beruntung, karena Kepala Lingkungan 23, Kelurahan Pekan Labuhan langsung mengamankan Sup, kemudian diserahkannya ke Polsek Medan Labuhan, Sabtu (10/10/2020).

Dari informasi, terbongkarnya perlakuan ayah bejat tersebut berawal saat Sup pulang ke rumah bapak angkatnya di Lingkungan 24, Kelurahan Pekan Labuhan.

Saat sampai di rumah, Sup menemui istrinya NA, (23) yang sedang menggendong bayinya yang masih berusia 6 bulan.

Ayah Bejat Jual Bayi

Tersangka meminta bayinya untuk dibawa pulang ke kampungnya di Tanjungbalai, Kabupaten Asahan namun tak diberikan istrinya.

Kemudian, Sup mengambil paksa bayi yang berada di gendongan istrinya dan langsung pergi meninggalkan rumahnya.

Tak berapa lama kemudian, seorang warga datang menemui NA di rumahnya mengabarkan bahwa bayinya hendak dijual kepada seorang wanita dengan mahar Rp30 juta.

Mendengar hal itu, NA keluar dari rumahnya dan mendatangi suaminya tersebut. Setelah mengetahui bahwa bayi tersebut ternyata memiliki ibu kandungnya, spontan wanita tersebut membatalkan niatnya dan beranjak pergi sedangkan NA langsung mengambil bayi yang diberi nama AR itu dan kembali ke pangkuannya.

Warga sekitar yang mengetahui bahwa Sup tega hendak menjual bayinya itu langsung mengerumuni dan nyaris diamuk massa.

Untung saja, Kepling 23 yang mengetahui peristiwa tersebut segera membawa Sup ke kantor Lurah Pekan Labuhan.

Di kantor lurah, Sup mengaku bahwa dirinya mengonsumsi sabu sejak kepindahannya dari Tanjungbalai ke Medan Labuhan.

“Sudah beberapa bulan ini aku nyabu pak,” aku Sup saat ditanya wartawan.

Ayah bejat jual yang tega bayi, uangnya untuk membeli sabu. Sementara itu, Nur Aina menyebutkan, mereka baru beberapa bulan ini tinggal di rumah bapak angkat suaminya.

“Selama ini kami tinggal di Tanjungbalai. Suamiku tidak punya pekerjaan dan tetap jadi pengangguran,” tutur Aina.

Dijelaskan Aina, mereka tinggal di rumah bapak angkat suaminya di Lingkungan 24 Kelurahan Pekan Labuhan. Selama tinggal di rumah bapak angkatnya itu, suaminya tetap tak mau bekerja.

“Karena suamiku tak mau bekerja, terpaksalah aku bekerja serabutan demi membeli susu anakku,” ujar salah seorang warga.

Reporter | Jeremi Taran

Related posts

Leave a Comment