Berbiaya Rp 2,3 M, Kapal Wisata Samosir Danau Toba Hampir Karam

Kapal wisata Samosir

Topmetro.News – Kapal wisata Samosir (Danau Toba) memang sudah ternama. Kapal wisata Danau Toba, salah satu pendukung obyek wisata ini. Namun, kini kapal berbiaya Rp2,3 miliar itu kondisinya cukup memprihatinkan. Sesuai gambar, nyaris karam.

Sekadar diketahui, aset milik Pemkab Samosir itu merupakan ikon baru wisata yang dibangun tahun 2017 lalu. Biayanya pun cukup fantastis, sebesar Rp 2,3 miliar. Jadilah kapal kayu berornamen rumah Batak diberi nama Kapal Motor (KM) Wisata Samosir itu.

Apa penyebabnya dan mengapa seolah terkesan ditelantarkan, ditanya begitu Bupati Samosir, Vandiko Timotius Gultom angkat bicara.

Kepada wartawan Sabtu (4/9/2021) orang nomor satu di Pemkab Samosir ini mengaku sudah mendengar kabar itu. Dia bahkan berencana mengaudit ‘proyek’ itu.

“Saya sudah melihat dan mendengar berita mengenai hampir karamnya kapal wisata itu. Saya sudah instruksikan inspektorat untuk mengaudit secara menyeluruh,” ujar Vandiko.

Rusak, tak Beroperasi Lagi

Bupati menjelaskan, informasi dari dinas terkait, kapal itu pembuatannya tahun 2018 dan sudah sejak bulan Oktober 2020 kapal sudah tidak beroperasi karena rusak.

“Karena dari perencanaan dan pengadaan hingga kapal pariwisata rusak tidak beroperasi lagi di Oktober 2020, itu jauh sebelum saya menjabat sebagai Bupati. Disayangkan kapal yang baru berusia 3 tahun itu ditemukan sudah hampir karam,” gerutu Vandiko.

Vandiko menyampaikan agar menunggu dan pasti akan mengambil tindakan.

“Mohon ditunggu saja. Saya pasti akan mengambil tindakan dari laporan ini. Kini pemeriksaan sedang berjalan,” ujarnya.

Sebelumnya, KM Wisata Samosir itu sempat menjadi daya tarik baru untuk para wisatawan dan pernah menyumbang ratusan juta rupiah untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Sejak diresmikan 29 Desember 2017 silam kapal yang dikelola Dinas Pariwisata (Dispar) Pemkab Samosir itu hingga awal 2020 telah menyumbang PAD kurang lebih Rp 600 juta.

“Itu sudah 1 tahun tidak beroperasi. Tidak ada kontribusi yang kita terima dan sebenarnya kami sudah keberatan kapal itu berlabuh di sini,” gerutu Cornel Manik, Manajer Hotel Duma Sari.

Dia menuturkan, awalnya untuk menghindari hantaman ombak, sehingga pengelola meminta izin untuk disandarkan selama sepekan (red, 1 minggu), tetapi setahu bagaimana, sampai kini kapal itu masih tetap di situ.

Gegara Serangan Covid-19

Di tempat terpisah, Robintang Naibaho, Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Usaha Pariwisata Dispar Samosir mengatakan KM Wisata Samosir mulai anjlok peminat akibat pandemi Covid-19 dan konsep pariwisata berubah menjadi personal.

“Dulu kapal itu diminati banyak wisatawan bahkan dari Eropa, namun sejak pandemi, peminat mulai anjlok. Akhir tahun 2019, terjadi perubahan konsep wisata ke personal, kunjungan secara pribadi atau keluarga, sehingga peminat kapal berkurang,” tutur Robintang.

Padahal, sambungnya pula, kapal itu memiliki kapasitas hingga 60 orang dan biasanya dibooking grup atau rombongan.

Terjadi Refocusing Anggaran

Hal senada dikatakan Polin Manurung, Kabid Pengembangan Wisata Dispar Samosir. Menurutnya sebelumnya pihaknya sudah mengajukan anggaran untuk pemeliharaan kapal hingga docking atau pengedokan.

Namun setahu bagaimana, terkendala akibat terjadinya refocusing anggaran.

“Kita sudah ajukan anggaran untuk perbaikan atau pemeliharaan untuk tahun anggaran 2021. Namun tiba-tiba terjadi refocusing anggaran, sehingga tidak jadilah untuk tahun ini,” katanya.

BACA PULA | Tabrak Karang, Kapal Karam, 4 Turis Lolos dari Maut

Seperti diberitakan TOPMETRO.NEWS sebelumnya, warga pesisir dikejutkan dengan adanya kabar sebuah kapal speedboat yang ditumpangi para turis karam di perairan Taka Makassar, sekitar kawasan Taman Nasional Komodo (TNK). Tepatnya di Manta Point, lokasi diving yang jadi favorit wisatawan, Minggu (23/7/2017) silam.

Lantas regu penyelamat pun datang untuk memberikan pertolongan.

Di lokasi kejadian pun para korban berusaha diselamatkan agar tidak merenggut nyawa mereka.

Menurut Edy, kepala SAR Unit Labuan Bajo, 4 turis asing itu Marsita (Malaysia), Hary (Inggris), Jordan (Amerika), dan Stela (Inggris). Mereka naik kapal yang dinakhodai Bijes (27) dan Rian (30), sebagai anak buah kapal.

sumber\foto | lintangnews
reporter | jeremitaran

Related posts

Leave a Comment