Ssst… PON Papua Jadi Ajang Pencitraan Pejabat Setempat

Ajang Pencitraan Pejabat

Topmetro.News – Ajang pencitraan pejabat? Begitulah agaknya agenda nasional bernama PON (Pekan Olahraga Nasional) yang berlangsung pada 2–15 Oktober 2021 mendatang di Provinsi Papua. Namun moment penting itu dinilai bukan Pekan Olahraga Nasional (PON) melainkan pekan olahraga para pejabat.

Pasalnya dari baliho maupun spanduk-spanduk yang bertebaran di tempat umum, didominasi wajah-wajah pejabat, bukan wajah atlit atau cabor yang akan ditampilkan.

Ajang Pencitraan Pejabat Dikritik LSM Setempat

Penilaian itu datang dari Ketua LSM Papua Bangkit, Hengki Yoku saat dikonfirmasi wartawan terkait banyaknya spanduk pejabat yang ditampilkan di muka umum, ketimbang para atlet jelang PON berlangsung.

“Agenda nasional yang berlangsung di Provinsi Papua ini, seolah-olah pekan olahraga para pejabat. Karena hampir sepanjang tahun, kurang lebih 5 tahun terakhir ini yang ditampilkan di muka umum itu wajah-wajah para pejabat, dalam hal ini ketua panitia, ketua harian, ketua bidang, wakil ketua satu dua dan seterusnya, ketimbang para atlet kita,” ucap Hengki Yoku kepada wartawan di Sentani, belum lama ini.

Lebih lanjut dikatakan, untuk apa banyak ditampilkan wajah parah pejabat. Seharusnya yang ditampilkan itu wajah para atlet, supaya masyarakat tahu bahwa cabor dayung atletnya ini, terus cabor renang atletnya ini, dan seterusnya.

“Jadi selama kurang lebih 5 tahun terakhir jelang PON, atlet-atlet dari masing-masing cabor itu ditampilkan di muka umum, supaya masyarakat tahu atlet-atlet di setiap cabor. Karena itu artinya pemerintah melibatkan masyarakat dalam PON ini, yang mana secara tidak langsung mereka telah mengikuti perkembangannya,” katanya bernada heran.

Wajah Pejabat Mendominasi

Menurutnya, kalau sepanjang tahun yang ditampilkan hanya wajah para pejabat saja, maka tentunya masyarakat akan tersisih, yang mana mereka tidak merasakan bagian dari penggelaran PON, melainkan hal ini merupakan hiruk pikuk eforia para pejabat.

“Oleh karena itu kita berharap, para atlet atau olahragawan di setiap cabor dari Provinsi Papua, itu yang seharusnya ditonjolkan, supaya ada kebanggaan tersendiri dari para atlet maupun masyarakat. Agar mereka bisa merasakan bahwa mereka bagian dari Pekan olahraga Nasional ini,” ungkapnya.

Masih menurut Henki, kalau hanya para pejabat saja yang ditampilkan, maka sepertinya semuanya ini di ‘take over’ oleh para pejabat yang kemudian bisa muncul penilaian bahwa PON ini merupakan pesta pejabat untuk hura-hura para pejabat saja. Sehingga nantinya akan menjadi pertanyaan dimana porsi masyarakat.

“Akibat dari adanya pejabat yang banyak ditampilkan, tentunya kemungkinan besar setelah pengelaran PON, nasib para atlet kita akan sangat malang, yang mana dampaknya juga akan bermuara pada venue-venue yang dibangun megah ini. Yakni venue ini kemungkinan tidak terawat dengan baik, karena tidak adanya perhatian bagi para atlet,” ujarnya.

BACA PULA | Medan Targetkan 9 Emas di PON XX Papua

Sebagaimana dilaporkan topmetro.news sebelumnya, Walikota Medan Bobby Nasution sudah melepas 129 Atlet dan Pelatih Kota Medan yang akan bertanding dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2021 di Provinsi Papua.

Kepada seluruh atlet Bobby Nasution meminta agar dapat meraih prestasi dengan menargetkan 9 medali emas, tentunya prestasi tersebut akan membangkitkan semangat warga Medan di tengah Pandemi Covid-19.

Pelepasan 89 atlet dan 40 pelatih yang akan bertanding dalam 29 Cabang Olahraga (Cabor) ini dilakukan Wali Kota Medan di Stadion Teladan, Sabtu (18/9/2021).

Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia raya dan pembacaan kebulatan tekad oleh seluruh atlet yang akan menjadi bagian dari kontingen Sumatera Utara pada PON XX di Provinsi Papua yang akan berlangsung pada tanggal 2 sampai 15 Oktober tahun 2021.

sumber\foto | KAIROS
reporter | jeremitaran

 

Related posts

Leave a Comment