Tukul Arwana Alami Perdarahan Otak, Bisakah Dicegah?

Tukul Arwana

topmetro.news – Pelawak Tukul Arwana tengah dirawat di rumah sakit lantaran dugaan kondisi perdarahan otak yang menimpanya. Sejatinya, pendarahan pada otak dapat dicegah dengan cara mencegah faktor risiko dan memeriksakan diri secara rutin ke dokter.

Diketahui, proses seseorang mengalami pendarahan pada otak dapat bervariasi. Dikatakan Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis, dr. Subrady Leo Soetjipto Soepodo, Sp.BS, jika seseorang sudah mengalami pendarahan pada otak, maka seseorang dapat mengalami hilang kesadaran, terjatuh tiba-tiba, atau tidak terbangun dari tidur

“Ada yang hitungannya hari, bulan, atau tahun. Tergantung dari orangnya sendiri apakah gejala-gejala yang dirasakan dianggap keluhan atau tidak. Semakin cepat seseorang mengenali gejala, maka semakin mudah diminimalisir pendarahan pada otak,” ujarnya dikutip dari keterangan pers Primaya Hospital, Senin, 27 September 2021.

Hal yang memicu pecah pembuluh darah

Ada pun penyebab pecah pembuluh darah antara lain ada kelainan di pembuluh darah seperti pembuluh darah keras atau aterosklerotik, pembuluh darah melebar atau aneurima, pembuluh darah yang bocor atau fistula.

Hal tersebut dapat terjadi karena adanya faktor risiko penyakit seperti darah tinggi, obesitas, kolesterol, diabetes melitus, asam urat, dan stroke. Penyakit-penyakit tersebut jika tidak dikontrol secara rutin akan berakibat fatal yang berujung pada pendarahan pada otak.

Seseorang yang mengonsumsi obat-obatan psikotropika atau obat-obatan pengencer darah juga dapat memicu peningkatan tekanan darah dan berujung pada pendarahan pada otak. Selain itu, faktor risiko umur juga menjadi salah satu pemicu.

“Kondisi tubuh seseorang yang lanjut usia akan mengalami penurunan fungsi tubuh dibandingkan pada usia muda,” imbuhnya.

Pada dasarnya, setiap orang dapat melakukan screening awal potensi penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah yang paling mudah yaitu mengecek tekanan darah melalui alat pengukur tekanan darah sesaat setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas.

Walaupun pendarahan terjadi di otak, namun masyarakat perlu memahami bahwa pemicu pendarahan di otak bisa berasal dari penyempitan atau pecahnya pembuluh darah di bagian tubuh lainnya seperti jantung, lengan, kaki, atau bagian tubuh lain.

“Bangun tidur sebelum beraktivitas adalah waktu yang paling tepat untuk menunjukkan tekanan darah dibandingkan setelah beraktivitas,” lanjutnya.

Tekanan darah yang tidak terkendali bisa menyebabkan berbagai komplikasi hipertensi yang berbahaya. Di antaranya adalah gangguan ginjal, sindrom metabolik, kerusakan mata, hingga disfungsi seksual.

Selain itu, hipertensi yang tidak terkendali juga dapat menyebabkan masalah pada jantung dan pembuluh darah, masalah pada otak, termasuk terjadinya pendarahan otak. Benarkah demikian? Ini fakta atau mitos?

“Fakta. Kalau kita sudah punya darah tinggi, itu benar-benar harus dikontrol dengan cara minum obat dan kontrol ke dokter secara rutin. Tidak boleh berhenti obat sama sekali,” terang Spesialis neurologi, dr. Nurul Rakhmawati, Sp.N, dalam tayangan Hidup Sehat tvOne, Senin 27 September 2021.

sumber | viva.co.id

 

Related posts

Leave a Comment