Angka Stunting Beberapa Kabupaten Sentuh 40%, Edy Minta Ditangani Serius

Angka Stunting Beberapa Kabupaten Sentuh 40%, Edy Minta Ditangani Serius dan Dicarikan Solusinya

topmetro.news  –  Kasus stunting (gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis) di sejumlah kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut) masih tinggi. Bahkan berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) angkanya ada yang menyentuh 40%.

Untuk itu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meminta persoalan stunting ini ditangani secara serius dasegera dicarikan solusinya.

”Angka ini cukup tinggi dan harus dicarikan solusinya segera untuk menurunkan jumlah stunting ini,” ujar Edy Rahmayadi saat menerima kunjungan Kepala Perwakilan BKKBN Sumut yang baru Muhammad Irzal, bersama rombongan di Rumah Dinas Gubernur Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Senin (7/2/2022).

Gubernur juga meminta kepada Kepala Perwakilan BKKBN Sumut untuk membahas permasalahan ini di Sumut lebih fokus lagi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov). Stunting ini harus menjadi perhatian yang serius untuk segera selesai.

“Mengenai permasalahan stunting ini, saya minta untuk dijadwalkan waktu yang khusus agar segala permasalahan ini dapat segera teratasi,” kata Edy.

Ucapan Selamat

Akhir pertemuan itu, Gubernur juga menyampaikan ucapan selamat datang pada Mhd Irzal di Sumut dan selamat bertugas. Yang nantinya harapannya dapat berkolaborasi dengan Pemprov Sumut.

“Selamat datang Pak dan selamat bertugas,” ucap Edy.

Sebelumnya, Kepala Perwakilan BKKBN Sumut Muhammad Irzal menyampaikan, saat ini BKKBN dapat tugas oleh Presiden berdasarkan Kepres No. 72/2021 tentang Koordinator Pengentasan Stunting. Ia menyebutkan, untuk keseluruhan stunting di Sumut di angka 25%, dan masih di bawah angka nasional.

“Namun ada di 12 Kabupaten/Kota di Sumut angka stuntingnya di atas 38% Pak. Dan yang mengkhawatirkan itu di Mandailing Natal itu angka stuntingnya 47,7%,” ucap Irzal.

Kedepan, menurur Irzal, beberapa program kegiatan dibutuhkan dalam memberikan edukasi dan pendampingan pada keluarga hamil, calon pengantin dan  ibu yang sedang menyusui dalam hal percepatan pengentasan stunting tersebut.

Sedangkan keikutsertaan masyarakat dalam program Keluarga Berencana cukup memuaskan. Namun masih adanya pernikahan dini oleh remaja yang menikah di umur 15 sampai 19 tahun di beberapa daerah.

 

Penulis: Erris

Related posts

Leave a Comment