TOPMETRO.NEWS – Dua terduga teroris yang ditangkap di Surabaya dan Malang ternyata punya rencana besar. Mereka bakal mengguncang Kota Pahlawan-Surabaya.
Hingga kini Polri masih mendalami rencana aksi semacam apa yang akan dilakukan terduga teroris itu. Namun, dipastikan rencana aksi teror itu ditujukan untuk eksistensi Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Kapolri Jenderal Tito Karnavian (foto) menyatakan, dari dua terduga teroris itu, seorang di antaranya dipastikan akan melakukan penyerangan di Surabaya.
“Ditemukan berbagai bahan peledak saat pengamanan keduanya,” paparnya Selasa (20/6).
“Mereka masih diperiksa. Densus 88 Antiteror memiliki waktu 7 x 24 jam,” ungkap Tito Karnavian.
Menurut dia, upaya pencegahan semacam itu justru tidak menjadi hot topic. Padahal, Polri sudah melakukan banyak pencegahan terhadap aksi teror. “Yang terbaru Surabaya dan Bima ini,” paparnya.
Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan, berdasar hasil analisis barang bukti diketahui bahwa rencana aksi teror di Surabaya itu hanya ditujukan untuk menunjukkan eksistensi JAD.
“Dalam handphone salah seorang terduga teroris terlihat komunikasinya dengan Bahrun Naim dan Abu Jandal. Dalam komunikasi itulah, diketahui adanya instruksi untuk menunjukkan eksistensi,” ungkapnya.
Sekadar diketahui, dua nama itu merupakan jaringan ISIS.
Dalam penggeledahan di Surabaya dan Malang didapatkan bahan peledak yang mirip di Bima. Yakni, triacetone triperoxide peroxyacetone (TATP). (tmn)