Hadirkan 3 Narsum, Polres Madina Diskusi Tingkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Polri

Hadirkan 3 Narsum, Polres Madina Diskusi Tingkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Polri

topmetro.news –  Kepolisian Resor Mandailing Natal menggelar diskusi publik terkait peningkatan kepercayaan publik terhadap kinerja Polri. Diskusi publik ini mengundang tiga pembicara dari Kota Medan. Ketua PKNU Sumut, Aulia Andri, Ketua Jaringan Masyarakat Pemantau Polri (JAMPI) Sumut, Zakaria Rambe, dan Redaktur Media Tribun Medan, Sofyan Akbar.

Dalam kegiatan diskusi publik yang berlangsung di Aula Polres Madina, Mako Polres Madina, Rabu (19/10/2022) ini juga turut hadir beberapa PJU di Polres Madina, beberapa Kapolsek, organisasi  kemahasiswaan (Ormawa) dan organisasi wartawan di Madina.

Aulia Andri yang juga merupakan mantan wartawan Detik.com menjelaskan saat ini persentase tingkat kepercayaan publik semakin menurun. Hal ini lantaran banyaknya peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam institusi Polri.

“Kita lihat saat ini dengan banyaknya cobaan di tubuh Polri. Kejadian yang beruntun, dari mulai Irjen FS hingga yang terjadi beberapa waktu lalu, Irjen TM. Ini seperti cambuk bagi Polri dan mari sama-sama kita mperbaiki polri,” ujar Aulia Andri saat membuka acara.

Polri dan Masyarakat

Sedangkan Ketua JAMPI Sumut, Zakaria Rambe, SH menjelaskan Polri merupakan bagian dari masyarakat yang tak bisa dipisahkan. Ia menyatakan, institusi Polri sejak zaman reformasi sudah dipisahkan dari Kementrian Pertahanan saat itu dan menjadi bagian dari masyarakat yang diberikan persenjataan dan memiliki peraturan yang cukup ketat.

“Karena pada dasarnya Polri dan masyarakat adalah satu, maka sudah sewajarnya ada rasa keingintahuan masyarakat terhadap kinerja polisi. Sehingga dengan banyaknya kejadian-kejadian yang negatif maka tingkat kepercayaan publik semakin menurun,” jelas Zakaria Rambe.

Zakaria juga mengatakan, sugesti yang ada di masyarakat bahwa Polri sangat menakutkan dan di anggap jahat. Sehingga jika bertemu dengan Polri seolah semua polisi jahat.

“Hanya gara-gara ada oknum-oknum polisi yang bisa diajak bermain belakang, ketika ada oknum yang tidak terima suap atau apapun dianggap jahat,” tegasnya.

Selain itu, Sofyan Akbar yang merupakan wartawan dari Tribun Medan yang juga meliput di Polda Sumut menyatakan, dalam sudut pandang wartawan di Medan pun saat ini banyak isu-isu negatif. Sehingga wartawan harapannya dapat benar-benar bijak memilih tentang pemberitaan.

“Saya saja, terkadang dalam memberitakan harus benar-benar bijak memilih. Bukan karena apa, demi memperbaiki citra polri, kita semua harus bekerja sama. Tidak hanya dari dalam tubuh Polisi saja. Tapi kita juga bisa ikut memperbaikinya,” tegasnya.

reporter | Jeffry Barata Lubis

Related posts

Leave a Comment