Mosi tidak Percaya, Kampas Lakukan Aksi Demontrasi di Depan Kantor Walikota

Kesatuan Aksi Mahasiswa dan Pemuda Siantar (Kampas) gelar demonstrasi jilid III di depan Kantor Wali Kota Pematangsiantar, Rabu (31/5/2023), sekira pukul 10.00 WIB.

topmetro.news – Muak dengan sikap arogansi oknum-oknum pejabat di lingkungan Pemko Siantar yang terkesan tidak memiliki rasa tanggungjawab sebagai abdi negara, Kesatuan Aksi Mahasiswa dan Pemuda Siantar (Kampas) gelar demonstrasi jilid III di depan Kantor Wali Kota Pematangsiantar, Rabu (31/5/2023), sekira pukul 10.00 WIB.

Implementasi demonstrasi mereka lakukan karena Kampas menilai kepemimpinan dr Susanti Dewayani SpA selaku Walikota Siantar masih sarat permasalahan. Di mana kemudian bermuara pada ketidakoptimalan pelayanan publik, khususnya pembangunan kesejahteraan di tengah masyarakat.

“Itu, orang-orang di sekeliling walikota itu brengsek semua itu. Copot juga oknum Dewan Pengawas Perumda Tirta Uli yang bersikap arogan dan angkuh. Yang suka intervensi mahasiswa dan tidak pernah menghargai pegawai. Bahkan bertindak suka-sukanya di kantor itu,” teriak lantang Koordinator Aksi Gading S penuh emosi.

Menurutnya, persoalan yang timbul belakangan ini akibat kegagalan Walikota Susanti Dewayani dalam memanajemen perangkat aparaturnya. Terkesan mengutamakan pencitraan. Bahkan selama memimpin Kota ‘Sapangambei Manoktok Hitei’ ini Susanti berjalan sendiri tanpa menuai dukungan positif masyarakat.

Banyak Diam

Walikota juga gagal memberikan terobosan dan gebrakan yang dapat memicu optimalisasi fungsi-fungsi perangkat daerah. Sehingga menuut Kampak, terjebak dalam hegemoni protokoler yang membuatnya seolah hanya berfungsi memberikan sambutan di acara-acara penting saja. Tanpa adanya daya-upaya yang memunculkan dan mendorong sebuah gagasan untuk menjawab permasalahan di kota kecil tersebut.

“Kita dapat melihat secara seksama, bagaimana ia diam saat melihat nasib PD PAUS yang terus merugi. Dan PD PHJ yang tak pernah sehat (setahun laba bersihnya hanya 1 jutaaan). Ia juga diam saat melihat maraknya gelandangan pengemis di persimpangan jalan yang banyak membawa anak kecil. Bahkan datang ke pusat-pusat keramaian tempat di mana banyak pejabat kota nongkrong,” ujarnya.

“Kemudian, ia diam saat masyarakat menjerit karena naiknya NJOP, ia diam saat banyaknya odong-odong yang memainkan musik dewasa bagi anak-anak, ia diam saat semrawutnya Lapangan Merdeka dan tempat fasilitas umum lain yang dikuasai pedagang liar, ia diam saat tertundanya LKPJ dan Ranperda RTRW yang membuat kota ini menjadi semrawut pembangunan, ia diam saat program LISA tidak disambut baik masyarakat, bahkan ia (diduga sengaja) diam saat menjadi penguasa tunggal tanpa disondingkan teman/wakil walikota,” sambungnya.

Selain itu, persoalan dugaan pemalsuan dokumen negara oleh Pemko Siantar dalam kasus semrawut mutasi ASN Pemko yang sudah mereka laporkan ke Polres Siantar, menurut mereka, juga menjadi bukti betapa walikota terkesan ingin gonta-ganti kabinet tanpa aturan.

“Untuk itu pada kesempatan ini dan ketiga kalinya kami turun ke jalan sebagai bentuk perlawanan kami akan diamnya Walikota. Padahal sudah menghabiskan uang rakyat hingga miliaran selama memimpin. Aksi ini kami lakukan sebagai sinyal dukungan kepada MA agar segera memutuskan peradilan pemakzulan Walikota Siantar secara adil. Dan memperhatikan kondisi Kota Siantar yang kacau selama kepemimpinan Walikota Susanti,” tegasnya bernada lantang.

Adapun 10 tuntutan mahasiswa, 4 di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Segera tuntaskan Revisi Ranperda RTRW
2. Copot oknum Dewas PDAM nakal
3. Usut tuntas dugaan pemotongan tunjangan PNS di lingkungan pemko
4. Polres Siantar jangan bermain api terhadap laporan kami soal dugaan pemalsuan dokumen negara oleh Walikota dkk,

penulis | Agustian Tarigan

Related posts

Leave a Comment