Ini Pertanda Anak Kecanduan Gula

TOPMETRO.NEWS – Biasanya makanan manis sangat digemari anak-anak. Berbagai panganan manis yang banyak ditawarkan dengan tampilan yang sangat memikat hati memang menggoda untuk dilahap dibandingkan makanan sehat. Bahkan kini camilan yang sedang “ngetren” didominasi oleh aneka makanan manis dan tepung-tepungan yang mengandung kadar gula yang tinggi.

Melihat kondisi ini, para orangtua tentu saja harus bijak menyikapinya. Pasalnya, keliru dalam menerapkan pola asuh dapat membuat anak kecanduan gula. Lalu bagaimana ciri-ciri jika anak telah kecanduan gula?

Menurut dr. Reni Wigati, SpA, Dokter Spesialis Anak dari RS Dharmais, tanda anak kecanduan gula bisa dilihat dari reaksinya jika dilarang untuk mengonsumsi makanan tinggi gula.

“Anak tidak bisa lepas. Dia akan temperamen atau marah ketika nggak diberi makanan atau minuman manis yang dimintanya. Dia bisa berteriak atau melempar barang seperti tantrum,” ujarnya pada temu media di Jakarta, Jumat (21/7), seperti dikutip dari suara.com.

Jika anak sudah menunjukkan gelagat seperti ini, Reni mengimbau agar orangtua segera memodifikasi perilaku makan anak dan mengajaknya untuk melakukan aktivitas fisik. Orangtua juga diharapkan tegas dalam membuat aturan sehingga dampak negatif dari kecanduan gula bisa diminimalisir.

“Anak seusianya itu banyak sekali negoisasi. Tapi jangan sampai orangtua melepas kontrol kepada anak. Buat kesepakatan agar anak membatasi konsumsi makanan atau minuman tinggi gula dan biasakan ia untuk melakukan aktivitas bisa dengan berjalan atau naik tangga agar kalori yang masuk bisa dibakar,” terangnya.

Sebagai pencegahan dari kecanduan gula, Reni menambahkan, sebaiknya pola makan yang benar sudah mulai diperkenalkan sejak anak memasuki masa makanan pendamping ASI (MPASI). Pola makan yang benar tersebut mencakup menjadwalkan makanan utama tiga kali sehari dan menyelingi dengan camilan dengan pemberian buah segar saja dan air putih.

“Jadi, camilannya jangan yang manis-manis atau cookies gitu tapi buah segar bukan jus. Dan kalau mau minum, itu harus air putih. Selanjutnya kebutuhan kalori disesuaikan dengan berat badan anak,” lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, dr. Elvina Karyadi, M.Sc., Ph.D, SpGK, Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) DKI Jakarta mengatakan, orangtua juga harus menerapkan aturan dalam membuat makanan di rumah, seperti tak terlalu berlebihan dalam menambahkan gula pada makanan atau minuman.

“Ada survei yang menunjukkan bahwa sumber gula terbanyak dari minuman yang kita buat di rumah, seperti teh, kopi, jus. Kadang gulanya dua sendok teh, terus tiga kali sehari. Sudah berapa itu sehari konsumsi gulanya. Jadi memang harus dibatasi,” pungkas dia.(TMN)

Related posts

Leave a Comment