Wabup Tonny Buka Rakor Peningkatan Kapasitas TPK Beresiko Stunting di Toba

topmetro.news Wakil Bupati Toba, Tonny M Simanjuntak, S.E, pada kesempatannya mengajak Tim Pendamping Keluarga (TPK) beresiko stunting (tengkes) di Kabupaten Toba. Khususnya di tahun 2024 mendatang, untuk lebih dapat meningkatkan kapasitas pelayanannya dalam rangka menurunkan angka prevalensi stunting di Kabupaten Toba.

Hal ini Tonny tegaskan saat menyampaikan sambutannya di hadapan seratusan lebih kader TPK Kabupaten Toba. Berasal dari 5 Kecamatan, pada acara Rakor evaluasi pendampingan keluarga beresiko stunting. Bertajuk upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Toba Tahun 2023. Bertempat di Aula Kantor Camat Laguboti, Jumat (15/12/2023).

Lanjut Wabup Tonny, ia mengungkapkan bahwa salah satu faktor penyebab tingginya angka stunting (tengkes) di Kabupaten Toba berasal dari sistem pendataan yang tidak update.

“Jadi ada juga kasus di desa. Saat anak ini berusia 2 tahun dia stunting. Tetapi setelah dua, tiga tahun kemudian, anak ini sudah sehat, sudah gemuk. Tetapi tidak dikeluarkan dari data stunting. Jadi ini juga tugas bapak-ibu para kader,” ucapnya sembari mengingatkan para kader.

Selain itu, ia juga menuturkan relatif tingginya angka prevalensi stunting di Toba, juga karena faktor edukasi yang kurang maksimal kepada masyarakat Toba, di beberapa daerah. Sehingga dampaknya ada beberapa keluarga, terutama kaum ibu yang tidak menerima jika anaknya disebut stunting.

“Rapat evaluasi ini adalah kegiatan rutin. Ini masalah besar. Masih banyak ibu-ibu malu kalau anaknya dibilang stunting, ini perlu edukasi. Inilah tugas bapak-ibu kader, turun ke masyarakat,” sambungnya lagi.

Kendala

Terkait beberapa faktor kendala tersebut, pada kesempatan itu Tonny tak luput meminta agar kedepannya sinergi dan kolaborasi dari semua pihak, termasuk Dinas Kesehatan, IDI, IBI dan lembaga lainnya dapat maksimal.

“Jadi Pak Kadis, mohon sinergi dengan dinas-dinas terkait. Intinya pekerjaan ini soal hati, bagaimana bapak-ibu semua dapat bersinergi,” pungkasnya.

Sebelumnya, berdasarkan laporan yang Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Toba, dr. Juliwan Hutapea sampaikan menuturkan bahwa rapat koordinasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tim pendamping keluarga beresiko stunting.

“Tujuan rapat koordinasi ini adalah untuk meningkatkan kapasitas tim pendamping keluarga dalam mendampingi keluarga resiko stunting di Kabupaten Toba,” tutupnya.

Untuk diketahui, adapun kader TPK yang menjadi peserta rakor dari 5 Kecamatan tersebut, yakni Kader Pendamping Keluarga (TPK) Balige, Laguboti, Sigumpar, Uluan dan Kecamatan Porsea.

Penulis : Guntur

Related posts

Leave a Comment