HPN 2024: SMSI Nias Gelar Aksi Sosial Bertajuk Tour to Umbubalodano

Pengurus SMSI Kepulauan Nias melakukan bakti sosial (Baksos) di Desa Umbu Balodano, Kecamatan Sitolu Ori, Kabupaten Nias Utara, Rabu (28/2/2024)

topmetro.news – “Mana teman yang lain. Sudah pukul 9.30 WIB. Kesepakatan berangkat pukul 8.00 WIB. Bila kelamaan kita bisa pulang sore nanti,” celutuk salah seorang pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kepulauan Nias, di Warung Pangsit Siantar Gunungsitoli.

Setelah merayakan Hari Pers Nasional (HPN) 2024 sehari sebelumnya, SMSI kemudian Rabu (28/2/2024), melakukan bakti sosial (Baksos) di Desa Umbu Balodano, Kecamatan Sitolu Ori, Kabupaten Nias Utara.

Tak berselang lama, satu persatu pengurus SMSI, penasihat tiba dan bergabung. Ada Suarman Telaumbanua, Amal Agus Zega, Bothaniman Jaya Telaumbanua, Riswan H Gultom dan Yasiduhu Gulo.

“Rekan rekan kita yang lain akan bergabung di tengah jalan atau langsung ke lokasi baksos, sebab kediaman mereka lebih dekat ke lokasi yang dituju,” kata Riswan.

Rombongan kemudian bergerak dari pusat Kota Gunungsitoli menuju Desa Umbu Balodano. Beberapa titik jalan rusak parah dilewati rombongan terutama yang sangat parah akses propinsi dekat Kota Gunungsitoli dan juga mendekati desa Umbubalodano. Namun rombongan wartawan dari organisasi SMSI itu enjoy menjalaninya.

Tim membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk tiba di Simpang Awaai setelah melewati sejumlah wilayah kecamatan antara lain, Pelabuhan Angin, Olora yang menjurus ke wilayah ibu kota Nias Utara.

Rombongan memilih mengendarai sepeda motor, mengingat daerah baksos tidak dapat dijangkau roda 4.

Tiba di Simpang Awaai, telah menunggu Ketua Panitia Baksos, Haogo Zega dan Mendrofa. Sejenak tim beristirahat sambil meneguk air mineral.

Simpang Awaai ternyata jalur masuk menuju sejumlah dusun Desa Umbu Balodano sasaran baksos terisolir. Sesuai informasi dari warga setempat, jarak pusat Kota Gunungsitoli ke Umbu Balodano sekitar 30 km. Jalan ke desa tersebut medannya cukup ekstrim dan menantang.

Dan memang, hal tersebut lah salah satu alasan membuat jurnalis dari SMSI Kepulauan Nias penasaran dan merencanakan bakti sosial membantu perbaikan jalan seadanya di desa tersebut dan membantu sekedar peralatan siswa di dua sekolah.

Rombongan melanjutkan perjalanan. Sejumlah kampung dilalui dengan bersusah payah, Dusun Jari-jari, Mazingo, Simpang Mazingo, Larewa hingga Walu Siwa.

Di tengah perjalanan, rombongan tiba pada sebuah jembatan gantung. Jembatan yang terbuat dari besi putih. Namanya jembatan Larowa dengan kedalaman sekitar 30 meter di atas permukaan tanah, demikian warga setempat menamakan. Panjang sekitar 60 meter dan lebar 1 meter.

Melintasi jembatan ini ternyata tidak mudah, apalagi bagi yang tidak biasa. Bila kendaraan masih melintas dan disusul kendaraan berikutnya, maka badan jembatan bergoyang membuat sulit mengendalikan sepeda motor.

Namun hal itu tidak menyurutkan semangat. Melintasi jembatan merupakan keseruan tersendiri.

Menjangkau dusun terjauh di Desa Umbu Balodano ternyata juga tidak semudah yang dibayangkan. Jalan sempit, licin berlumpur. Semak belukar kiri kanan dan tanaman pohon. Terkadang satu ruas jalan sempit dipenuhi bebatuan besar. Bila roda motor melenceng dapat terperosok ke jurang.

Memacu kendaraan beberapa menit, tim kembali berhadapan dengan jembatan seadanya terbuat dari papan/kayu. Warga mengatakan jalur itu sebenarnya bukan jembatan. Sebelumnya jalan amblas dan longsor sehingga warga membentuk perancang pengaman dan memasang lantai papan untuk bisa dilintasi manusia dan motor.

“Ngeri sekali. Salah sedikit bisa terperosok kita ke jurang,” kata Suarman dengan memasang wajah tegang.

Rombongan yang kemudian ditemani sejumlah warga setempat melanjutkan perjalanan dan tiba pada jembatan ketiga, yakni Jembatan gantung Sowu juga terbuat dari besi putih. Jembatan ini lebih panjang sekitar 70 meter dan lebar 1 meter saja. Dengan ketinggian sekitar 30 meter dari permukaan air sungai.

Meski terlihat ngeri, rombongan cukup enjoy saat melintasi. Di lokasi ini jugalah baksos SMSI dimaksimalkan. Dengan pengerahan bantuan semen puluhan zak dan pasir yang disumbangkan SMSI sebelumnya, terlihat belasan warga masyarakat dari beberapa dusun melakukan semenisasi.

Sepanjang 500 meter jalan menuju sekolah dasar sangat ekstrim. Menurun dan mendaki. Sebagian ruas sempit tampak telah dilakukan semenisasi. Pada bagian lain terlihat masih murni jalan tanah.

Di tempat ini, tim SMSI menyempatkan membantu pemasangan material perbaikan jalan.

Beberapa warga yang kebetulan melintas membawa hasil sadapan karet, terlihat bersusah payah melalui jalan. Rombongan SMSI akhirnya meninggalkan kendaraan di lokasi ruas curam dan melanjutkan berjalan kaki menjangkau dusun terjauh.

Sampailah tim pada SDN 078426 Sanawuyu Nias Utara. Di sekolah ini rombongan disambut Kepala Sekolah, Kepala Desa dan jajarannya.

Dalam pertemuan kecil, Pj Kades Umbu Balo Dano, Fowa’a Zega, berterima kasih atas baksos SMSI. Kades menceritakan, Pemkab Nias Utara sebenarnya merencanakan sejumlah pembangunan

Namun susahnya menjangkau lokasi membuat beberapa agenda tertunda. Dia berharap jurnalis dapat mempublikasi kesulitan masyarakat agar menjadi fokus pembangunan ke depan.

“Banyak pihak, terutama kalangan ASN kurang enjoy bila berurusan dengan wartawan. Namun perlakuan dari SMSI yang kami rasakan saat ini memupus anggapan miring tersebut,” kata Fowa’a sembari mengulang kata terimakasih atas bantuan dan perhatian SMSI.

Hal senada disampaikan Kepsek SD Sanawuyu, Adizaro Zai. Zai berkisah, penduduk desa tidak sedikit terluka akibat terjatuh akibat kondisi medan jalan Umbubalodano

Ia juga menceritakan, jika banyak warga yang merantau ke luar daerah, bahkan ke luar pulau Nias karena akses jalan desa tidak mendukung perekonomian masyarakat. Lahan lahan kosong pun bila diolah akan sulit mendistribusikan hasilnya keluar daerah.

“Bila akses jalan kelak lancar, warga yang merantau akan pulang kampung mengolah lahan,” katanya sembari memohon agar kesulitan di desa itu disampaikan kepada pemerintah.

Pengurus SMSI Kepulauan Nias, Amal Agus Zega, Bothaniman J Telaumbanua dan Haogo Zega, merespon pernyataan Kades dan Kepsek. Pengurus SMSI kemudian menyerahkan bantuan berupa buku tulis dan alat tulis di SD Sanawuyu. Secara terpisah, juga diserahkan bantuan ke SD 280412 Hoya.

Usai mengucap salam, rombongan SMSI pamit pulang. Kali ini perjalanan lebih ekstrim sebab hujan turun. Tanah terjal semakin licin. Berkendara lebih hati hati, tim tiba di jalan raya Awaai dan menyempatkan makan siang di salah satu warung.

Rombongan kembali menuju pusat kota dan berkumpul di posko. SMSI Journey yang dibalut baksos hari itu cukup melelahkan, namun membuat jiwa bahagia, merdeka.

Sebab dapat merasakan penderitaan warga pelosok dalam aktifitas keseharian. Tentu sekali bersyukur kepada Yang Maha Kuasa atas diberi kesehatan, dapat menikmati setiap anugerah Tuhan meski tidak berlebih.

sumber | RELIS

Related posts

Leave a Comment