Efek Negatif Film Horor untuk Anak di Bawah Umur

Film bergenre horor banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Film yang menawarkan kengerian dan ketegangan kepada penontonnya ini selalu laris di kancah perfilman Indonesia.  Beberapa film yang berhasil menarik jutaan penonton  seperti Sewu Dino, Kuntilanak 2, bahkan KKN Desa Penari yang meraup keuntungan besar karena memiliki 10 juta penonton. Hal ini seakan menjadi bukti bahwa film horror mendapat tempat khusus bagi masyarakat Indonesia.

Kata horror sendiri diambil dari bahasa Perancis kuno  Orror  yang memiliki arti ‘ Untuk membuat gemetar’ atau ‘untuk membuat merinding’, sehingga film dengan bergenre ini selalu berusaha untuk menimbulkan perasaan takut, terkejut, dan jijik pada penontonnya dengan tujuan menghibur.

Setiap orang yang menonton film bergenre horror pasti merasa tidak nyaman, kaget, dan penuh ketegangan karena nuansa gelap dan efek suara terkejut yang sering bergema di sepanjang film. Ditambah lagi bentuk visual dari sesuatu yang ganjil dan diluar nalar manusia tampak begitu nyata ditampilkan dalam film semacam ini.

Tidak jarang efek terkejut dalam film horor membuat penonton berteriak, menangis, bahkan histeris. Maka itu, biasanya ada batas umur penonton yang ditentukan oleh Komisi Perfilman Indonesia (KPI). Biasanya anak dibawah 15 tahun masih dilarang untuk menonton film semacam ini, karena akan berdampak buruk bagi si anak. Beberapa pengaruh buruk tersebut antara lain :

  1. Gangguan Kecemasan

Adegan yang menakutkan dalam film horor bisa meningkatkan kecemasan atau rasa takut yang berlebihan terhadap hal-hal yang tidak nyata. Anak akan takut untuk kemana saja, seperti ke kamar mandi, tidur sendiri, ataupun hal lain yang bersifat sendiri.

  1. Sulit membedakan yang real dan fiksi

Anak-anak yang belum sepenuhnya bisa membedakan antara dunia realita dan fiksi mungkin akan menganggap gambar yang menyeramkan adalah nyata, mengakibatkan teror psikologis yang bertahan lama.

  1. Gangguan Kesehatan Mental

Dr. Daniel S. Schechter, psikiater anak pada American Academy of Child & Adolescent Psychiatry conference mengungkapkan bahwa anak yang menonton film horror lebih berpotensi mengalami kecemasan, susah tidur dan perilaku berbahaya lain.

Menimbang hal diatas bagi orang tua dapat memperhatikan atau membatasi tontonan anak terutama pada film bergenre horror.

Penulis | Agung Bukit

 

 

Related posts

Leave a Comment