topmetro.news – Pj Bupati Batubara Heri Wahyudi Marpaung SSTP MAP menghadiri Pelantikan Forum Peduli Masyarakat (FPM) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke.
Ketika diberi kesempatan menyampaikan kata sambutannya, ia mengingatkan agar pengurus forum jangan cuma memakai uniform (baju seragam) yang terlihat di mana-mana. Tapi lebih mengedepankan eksistensi kebergunaan atau pengaruh dari kehadiran forum tersebut di tengah-tengah masayarakat.
Apalagi Heri melihat unsur pengurus dalam forum terdiri dari berbagai latar belakang profesi yang ia yakini pasti berpengalaman dalam beragam bidang pekerjaan dari berbagai disiplin ilmu.
Pj Bupati sendiri berharap, ke depan forum ini bisa menjadi salah satu jalan untuk dapat mempersiapkan generasi emas di masa mendatang. “Mudah-mudahan forum ini dapat mengukir sejarah tidak hanya di Simalungun dan Batubara tapi juga sampai ke Kabupaten Asahan dan semoga kehadiran forum ini dapat benar-benar bermanfaat bagi masyarakat di sekitar kawasan,” katanya.
Sementara itu, usai dilantik sebagai ketua umum bersama dengan seluruh pengurus lainnya. Syafruddin Purba MPd memaparkan, sesunguhnya secara prinsip ada 3 visi misi semangat untuk mewujudkan eksistem yang sehat didalam kawasan KEK Sei Mangke.
Bahwa KEK Sei Mangke tentu sangat membutuhkan banyaknya investor yang datang, sebab dengan hadirnya investor maka sangat berdampak terhadap ekonomi masyarakat yang pastinya membuat tingginya permintaan rumah sewa, rumah kos atau penginapan, rumah makan dan cafe, transportasi hingga memerlukan kebutuhan tenaga kerja dan lain-lain.
Syafruddin Purba yang biasa disapa Bang Amfi ini juga mengungkapkan prihal adanya keluhan di masyarakat tentang begitu banyaknya tamatan SMK yang belum bisa bekerja dan sangat membutuhkan pekerjaan. Untuk itu FPM KEK Sei Mangke akan berupaya agar 70% persen pekerja di 70 % di Sei Mangke adalah putra putri yang berdomisili di Simalungun – Batubara dan Asahan, sedang dan 30% persen dari luar daerah.
FPM KEK Sei Mangke juga berharap agar Forum ini bisa bersinergitas dengan Pengusaha didalam kawasan dengan Forum ini sebagai stackholder utama kawasan. Sembari mengatakan setelah acara pelantikan, akan dilaksanakan rapat kerja untuk pertama kali guna akselerasi dan sinkronisasi program-program kerja yang akan dilakukan.
“Total pengurus FPM KEK Sei Mangke, seluruhnya ada sebanyak 95 orang,” pungkasnya.
Selanjutnya Ketua Umum Dewan Pendiri sekaligus Dewan Pembina, Ruslan Purba SH mengatakan, beberapa tahun lalu mereka berpikir kenapa kawasan itu sedikit lamban dan banyak riak-riak. Maka forum bertujuan memajukan kawasan, di samping itu masyarakat sekitar bisa merasakan dampak positif dari keberadaan kawasan ini.
“Selaku pendiri kami berpesan, kalau forum ini tidak bisa lebih maju dari kemarin, maka lebih baik kami memilih untuk mundur dan membubarkan FPM KEK Sei Mangke ini,” tegas Ruslan.
Demikian untuk membenarkan ucapan yang disampaikan sebelumnya oleh Syafruddin Purba, Kepala Administrasi KEK Sei Mangke Elfi Haris SH MHum mengatakan bahwa KEK Sei Mangke adalah KEK Pertama yang dibangun di Indonesia. Ia juga menambahkan, bahwa ini merupakan program Pemerintah Indonesia dalam membangun sentra perekonomian di kawasan potensial.
“Di KEK sendiri ada disediakan Zona Kawasan Industri Masyarakat, dan saat ini sudah ada 8 perusahaan yang sudah berinvestasi dan membangun. Sudah ada Unilever, ada Aliance dan ada pabrik Aice Ice Cream dan masing-masing perusahaan tersebut bahkan sudah menambah luas kawasan usaha mereka,” kata Elfi Haris.
Elfi pun mengungkapkan, sekarabg perusahaan Sell Oil dari India dan perusahaan dari Malaysia akan membangun pabrik di KEK. Oleh karena itu, langkah pertama sebagai bentuk sinegitas pengelola kawasan (KEK) Sei Mangke dengan FPM KEK Sei Mangke adalah akan membantu setidaknya 20 orang lulusan SMK untuk dimasukkan ke perusahaan vendor sebagai pekerja.
“Terutama kami bisa paksakan agar menerima pekerja lokal atau warga sekitar kawasan kepada Perusahaan yang lagi sedang membangun, tapi kalau untuk pekerja melekat, itu tetap harus sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh anak-anak yang ingin bekerja di perusahaan-perusahaan asing tersebut,” ujarnya.
Elfi juga menegaskan bahwa pihak pengelola KEK sendiri tidak bisa memaksa agar anak-anak dari Simalungun – Batubara dan Asahan untuk bekerja, sebab masing-masing perusahaan pasti punya standar atau berorientasi pada skala mutu pekerja bertaraf internasional.
Dijelaskan Elfi Haris pula, Pemerintah RI memprogramkan membangun KEK di daerah-daerah potensial untuk pertama kali di Indonesia. Jadi salah satu cara untuk menarik minat investor menanamkan modalnya di KEK SMK, maka Elfi Haris meminta agar forum inj ikut menciptakan ekosistem yang sehat.
Ekosistem yang sehat ditambah regulasi yang mudah, juga fasilitas dan keamanan memadai serta ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas, tentu akan menjadi daya tarik bagi calon investor.
Diingatkan Elfi Haris, bila dibanding dengan investasi yang masuk ke negara kawasan, tentu Indonesia jauh tertinggal. “Ini bisa saja karena secara rasional daya saing kita masih kurang,” katanya.
reporter | Bima Pasaribu