Sering Ditiduri Tak Kunjung Dinikahi, Walikota Kendari Dipolisikan

Sering Ditiduri Tak Kunjung Dinikahi, Model Cantik Polisikan Walikota Kendari

Terakhir ‘Ditiduri’ di Singapura

TOPMETRO.NEWS – Memang kalau soal asmara tidak pernah pandang status dan usia. Walikota Kendari, Adriatma Dwi Putra (ADP) yang terjerat kisah asmara dengan seorang gadis misalnya, harus berakhir di meja polisi.

ADP tercatat sebagai terlapor di Polda Metro Jaya (PMJ), Selasa (8/8) malam. Pelapornya model seksi Destiya Purna Panca alias Destiara Talita atau akrab disapa Tata.

Tata menuding ADP telah melakukan pencemaran nama baik dan atau penghinaan (pasal 310, 311, dan atau pasal 315 KUHP).

Laporan dari model kelahiran Jakarta 23 Desember 1988 ini tercantum dalam LP/3733/VIII/2017/PMJ/Dit.Reskrimum Tanggal 08 Agustus 2017.

Sekadar diketahui kasus ini bermula dari perkenalan ADP dan Tata pada tahun 2016 silam, hingga berbuntut kepada hubungan khusus.

Sekitar Juni 2017, ADP berjanji akan menikahinya secara siri.

“Harapannya agar hubungan kami sah di mata agama,” ujar Tata di Mapolda.

Termakan janji, Tata pasrah. Termasuk ketika melakukan hubungan badan layaknya suami istri. Dia pun memperlakukan ADP layaknya seorang suami, meski pernikahan siri yang dijanjikan belum terlaksana.

“Waktu itu saya percaya nantinya pernikahan siri akan terjadi,” kata Tata.

Namun janji tinggal janji. Menurut Destiya, ADP sulit dihubungi selama Juli kemarin. “Terkesan menghindar, saya mulai panik,” kata Tata.

Bukan tanpa alasan Tata merasa panik. Sebab, 14 Juni 2017, dia mengaku masih berhubungan badan dengan ADP di Hotel Marina Bay Sand Singapura.

Namun, Dia mulai takut berbadan dua. Pada 8 Juli 2017, Tata kembali mencoba menghubungi ADP. “Saya ingin bicara baik-baik, menanyakan kelanjutan hubungan ini sekaligus menagih pernikahan siri yang dia janjikan,” jawabnya.

Lagi-lagi, ADP tidak merespons. Baru 9 Juli 2017 ADP menghubungi Tata. Sayangnya, ADP bukan memberikan solusi terbaik untuk hubungan mereka, namun justru memaki-maki dengan ucapan kotor.

“Semua saya rekam di ponsel,” imbuh Tata.

Tak kuat dengan perlakuan ini, didampingi dua sahabatnya Destiya akhirnya memilih menempuh jalur hukum, melaporkan kasusnya ke polisi. “Sebagai perempuan, martabat saya direndahkan,” pungkas Tata.(tmn)

Related posts

Leave a Comment