Camat Medan Kota tak Tahu Aksi Joget di MTQ, DPRD: Jangan Cari Alasan

Camat Medan Kota Raja Ian Andos Lubis akhirnya hadir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Kota Medan, Senin (17/3/2025), terkait aksi joget-joget yang terjadi pada Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-58 di Kecamatan Medan Kota

topmetro.news – Setelah dua kali absen, Camat Medan Kota Raja Ian Andos Lubis akhirnya hadir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Kota Medan, Senin (17/3/2025), terkait aksi joget-joget yang terjadi pada Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-58 di Kecamatan Medan Kota.

Dalam kesempatan tersebut, Raja mengaku tidak mengetahui materi pertunjukan yang digelar pada acara MTQ Ke-58 di Kecamatan Medan Kota, termasuk aksi joget-joget yang sempat menjadi perbincangan publik.

“Saya tahu itu kegiatan MTQ, tapi untuk aksi joget-joget itu saya tidak tahu. Setelah aksi joget-joget itu heboh, saya langsung kumpulkan seluruh lurah di Kecamatan Medan Kota untuk meminta maaf ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan,” ungkap Raja.

Mendengar pernyataan itu, Ketua Komisi I DPRD Medan Reza Pahlevi, menegaskan agar Camat Medan Kota mengakui kesalahannya secara terbuka. “Kalau salah, akui saja. Jangan mengalihkan isu kemana-mana. Kenapa tidak langsung dihentikan saat kejadian itu terlihat? Pak Camat kan ada di sana. Jadi, jangan beralasan tidak tahu,” tegas Reza.

Reza juga menambahkan bahwa aksi joget tersebut memberi dampak negatif terhadap situasi Kota Medan, bahkan beberapa organisasi Islam mengancam akan turun ke jalan sebagai reaksi terhadap kejadian tersebut.

“Ini telah menimbulkan masalah. Kami di sini memfasilitasi penyelesaian, tetapi jika ulama tidak menganggap ada masalah, kami (Komisi I) juga tidak keberatan. Sampai sekarang, kami belum menerima video permohonan maaf dari Camat, baik dari MUI maupun FKUB. Sudahlah, akui saja kesalahan itu, selesai,” ucapnya.

Pernyataan senada disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Kota Medan Hadi Suhendra, yang mengingatkan agar kegiatan keagamaan tidak dipermainkan.

“Pawai Ta’aruf adalah bagian yang tak terpisahkan dari MTQ, dan harus dipahami sebagai kegiatan keagamaan, bukan kebudayaan. Kami mengerti bahwa kelurahan ingin memberikan yang terbaik, tetapi jangan sampai menodai acara tersebut. Ke depan, Camat Medan Kota harus lebih bijak dan menghindari kejadian serupa,” tegas Hadi.

Hadi juga menyatakan kemarahannya karena sejak awal Camat Medan Kota tidak mengakui kesalahan tersebut. “Jika sejak awal ada permintaan maaf, mungkin kami tidak akan sebegini marah,” katanya.

Menanggapi kritik tersebut, Raja pun akhirnya menyampaikan permohonan maaf kepada DPRD Kota Medan dan masyarakat atas kehebohan yang terjadi. “Saya mohon maaf, kejadian ini akan menjadi perhatian serius kami ke depannya,” imbuh Raja.

reporter | Thamrin Samosir

Related posts

Leave a Comment