topmetro.news, Batubara – Mundurnya tiga kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Batubara kian mengundang kontroversi, bahkan mulai menimbulkan isu miring yang sengaja diarahkan ke Bupati Baharuddin Siagian.
Apalagi banyak pihak lain yang sejak masa Pilkada Batubara 2024 kemarin disinyalir belum move-on. Atau memang sama sekali tak senang Bahar Siagian menjadi Bupati Batubara saat ini. Hingga terus berupaya menyerang dengan beragam argumen yang lebih cenderung beraroma negatif. Malah narasi yang sengaja dibangun sama sekali jauh dari kata ‘konstruktif’, melainkan sangat terkesan provokatif dan penuh dengan pendiskreditan.
Dari pemberitaan yang beredar di beberapa media maupun medsos, seolah sengaja digambarkan bahwa mundurnya para kadis dimaksud, bersumber atas kesalahan serta unsur negatif yang dilakukan Baharuddin Siagian. Padahal dapat dipastikan narasi negatif yang tertulis di media bukanlah merupakan fakta konkrit atau cuma sebentuk asumsi yang cenderung bisa menyesatkan.
Oleh karena itu, terkait hal ini jelas saja berbalik memunculkan reaksi anti tesis dari pihak pendukung Pemerintahan Baharuddin Siagian-Syafrizal. Hingga akhirnya salah seorang putra daerah mantan aktivis’98, Herman, ikut angkat bicara. Ia mengatakan, rotasi atau pergantian pejabat selaku pembantu kepala daerah dalam setiap transisi pemerintahan merupakan hal yang biasa.
“Masih bagus ketiga pejabat kadis itu mengundurkan diri secara sukarela, daripada dicopot dan diganti oleh kepala daerah yang baru. Malah nanti tudingan negatif semakin menjadi bola liar, dipastikan akan muncul tudingan bahwa banyak pejabat eselon II sampai eselon di bawahnya dicopot sebab dendam politik Bupati,” ujarnya, Jumat (25/4/2025).
Herman juga mengungkapkan, para pemangku jabatan kepala dinas di Pemkab Batubara sekarang ini masih merupakan peninggalan zaman ‘Zahir’. Artinya mereka diangkat dalam jabatan eselon sewaktu Pemkab Batubara di bawah periode kepemimpinan Zahir. Maka wajar kalau mereka dikhawatirkan sangat tidak loyal terhadap Baharuddin Siagian.
“Jadi kalaupun kemudian para kadis dan eselon lain diganti sesuai aturan, itu masih wajar, karena merupakan hak perogratif Bupati Baharuddin Siagian. Apalagi ini kebetulan mereka sendiri yang mengundurkan diri dan para kadis yang mengundurkan diri itu pun memang sangat minim prestasi dan diduga kuat punya lumayan banyak masalah,” ungkap sarjana ekonomi jebolan UGM ini.
Sementara itu, berdasarkan pantuan awak media ini, Herman Nainggolan sendiri begitu sangat berpenampilan sederhana. Saat ini berprofesi sebagai wiraswastawan kecil-kecilan, tak lantas menyurutkan gejolak jiwa aktivisnya. Walaupun dia punya banyak kolega di Keluarga Alumni Gajah Mada (Kagama) dan Eksponen’98, namun ia lebih menerapkan ‘ilmu padi’ dalam kehidupannya sehari-hari.
reporter | Bimais Pasaribu