Warga Helvetia Resah: Jalan Rusak, Truk Proyek GOR Lalu Lalang

topmetro.news, Deliserdang – Di Jalan Pringgan, Desa Helvetia, Kecamatan Sunggal, debu dan retakan aspal menjadi pemandangan sehari-hari. Lalu lalang truk-truk bermuatan berat untuk pembangunan Gelanggang Olahraga (GOR) swasta kian memperparah kondisi jalan yang sudah rusak.

Situasi makin ramai ketika Kepala Desa Helvetia, Guntur Limbong, S.H., menghentikan sebuah truk molen bermuatan beton yang hendak masuk ke lokasi proyek. Dengan mengendarai motor dinasnya, Guntur mendekati truk bernomor polisi BK 8138 CU milik perusahaan Medan Beton. Warga sekitar pun berkerumun, penasaran dengan apa yang terjadi.

“Udah lama kami resah. Tiap hari truk berat lewat, jalan makin hancur. Anak-anak sekolah lewat sini juga ngeri lihat jalannya,” kata seorang ibu rumah tangga yang menyaksikan peristiwa itu.

Truk sempat terhenti selama 20 menit. Setelah berbincang singkat dengan sopir, Kepala Desa membiarkan kendaraan itu kembali bergerak masuk ke area proyek.

Bukan Sekadar Jalan Rusak

Bagi warga Pringgan, kerusakan jalan bukan satu-satunya kekhawatiran. Lalu lintas truk besar juga memperbesar risiko kecelakaan, terutama bagi anak-anak dan pengendara sepeda motor.

“Kami nggak pernah tahu soal proyek itu. Apa ada izinnya? Apa ada ganti rugi untuk jalan yang rusak? Kami cuma rakyat kecil, cuma bisa lihat jalan makin retak,” keluh seorang bapak yang sehari-hari berjualan di pinggir jalan.

Kekhawatiran warga bertambah karena pihak pemerintah desa belum memberikan penjelasan terbuka tentang status proyek tersebut. Bahkan, saat dimintai keterangan, Kepala Desa memilih untuk tidak memberikan komentar lebih lanjut.

Harapan Akan Perubahan

Di tengah kegelisahan itu, warga berharap pembangunan GOR benar-benar membawa manfaat nyata bagi desa, bukan justru menjadi sumber masalah baru. Mereka mendambakan transparansi, keadilan, dan kepedulian nyata terhadap fasilitas umum yang setiap hari mereka gunakan.

“Kami butuh jalan yang layak, bukan sekadar janji proyek besar,” ujar seorang warga lainnya dengan nada lirih.

Hingga kini, berbagai pertanyaan soal dampak lingkungan, legalitas proyek, serta kompensasi terhadap kerusakan fasilitas umum masih menggantung, menunggu jawaban yang pasti.

 

Penulis TM 

Related posts

Leave a Comment